𝟑𝟖. 𝐍𝐞𝐰𝐬𝐩𝐚𝐩𝐞𝐫

576 42 5
                                    

_

■■■

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

■■■

"Dia berani sekali pergi ke tempat itu sendiri, apalagi masuk dengan cara diam-diam ke area perkantoran di sana." Jeff mengangkat secangkir kopinya yang masih panas, lalu menyesapnya.

Darkan mengangguk setuju. "Kita harus membantunya, Jeff."

"Darkan, tetapi kita tidak memiliki banyak waktu, secepatnya kita harus menemukan pengancam itu, bahkan bisa saja dia sekarang tahu keberadaan kita." Jeff menatap sekelilingnya dengan waspada.

Di mana saat ini mereka berada di restoran, dan memilih tempat duduk yang berada di luar ruangan, tepatnya di depan bangunan restoran tersebut.

"Kita akan menggunakan waktu sebaik mungkin, setelah ini kita akan kembali ke tempat itu dan mencarinya sampai ditemukan, lalu membantu Anne, dan kembali ke New York."

"Tetapi... kupikir itu tidak akan mudah."

"Ya, menemukan seseorang yang diculik bukanlah hal mudah, tetapi tetap saja aku akan berusaha membantunya."

"Bagaimana dengan pekerjaanmu di New York? Walaupun kau mengambil cuti jika ditinggalkan terlalu lama, ayahmu pasti akan sangat marah."

"Tidak akan." Darkan berucap dengan yakin.

Jeff berharap itu benar, selain itu... ia ingin segera kembali ke New York karena merindukan seseorang, kekasihnya.

"Semalam... kau menginap di apartemem Anne, bukan? Apa ada sesuatu yang terjadi di antara kalian?"

Pertanyaan Jeff membuat Darkan membulatkan matanya, ia terkejut karena lantas teringat dengan sesuatu yang terjadi di antaranya dengan Anne.

Namun, dengan segera Darkan mengendalikan ekspresi wajahnya, dan berdeham karena merasa tenggorokannya tidak nyaman. "Tidak ada, seperti biasanya dia selalu marah-marah padaku."

"Sungguh?... Tidak terjadi apa pun?" Dengan wajah tengilnya Jeff bertanya.

Darkan tertohok, sahabatnya itu tidak pernah berubah, sejak dari kecil hingga saat ini tingkahnya selalu saja tengil.

Darkan mengambil secangkir kopinya yang mulai dingin, lalu meminumnya sedikit-sedikit sambil menatap jalanan di depannya, sedangkan Jeff asik memperhatikan satu persatu orang yang melewatinya.

"Darkan, melihat seorang kakek yang melewati kita tadi, aku jadi teringat dengan Mr. Geo." Jeff memperhatikan seorang pria lanjut usia yang melangkah ke suatu arah.

Darkan menoleh ke arah yang dimaksud Jeff, lalu ia menghembuskan napasnya secara perlahan sambil menyamankan posisi duduknya. "Jika Mr. Geo masih ada sampai saat ini... menurutmu kehidupan kita akan membaik atau semakin memburuk?"

"Maksudmu??" Jeff mengernyitkan dahinya.

"Mr. Geo bukan tipe orang yang akan menyerah begitu saja, meski bisnisnya hancur, dia pasti akan berusaha membangunnya lagi, sayangnya... bisnis yang dilakukannya itu menentang hukum negara. Jadi, hidup kita tidak akan tenang, dampak lainnya pun sangat buruk."

(²) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫 Where stories live. Discover now