𝟒𝟔. 𝐄𝐬𝐜𝐚𝐩𝐞

487 42 6
                                    

_

Beberapa bulan yang lalu, di sebuah ruangan terkunci dan kedap suara, seorang wanita menangis tersedu-sedu, duduk di atas lantai yang dingin dengan kepala tertunduk, yang ia sembunyikan di antara kedua lengannya yang bertumpu di atas kedua kakinya yang ditekuk.

Wanita itu sangat lelah berada di tempat yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan olehnya, setiap harinya yang dia jalani bak mimpi buruk yang terus berulang.

Tangisannya sejenak terhenti saat mendengar suara pintu terbuka, ia menoleh ke arah suara, mendapati seorang pria mabuk yang masuk ke dalam ruangan.

Dia kembali menangis lebih kencang dari sebelumnya, dan menjerit saat pria mabuk itu berjalan mendekat ke arahnya sambil melontarkan kata-kata kotor padanya.

Pria itu menarik tangannya secara kasar, sampai tubuhnya yang lemah terpaksa berdiri dengan kedua lutut yang bergemetar, dia memohon meminta dilepaskan, tetapi pria itu mendorongnya ke atas tempat tidur.

Wanita itu terus berusaha memberontak, tangisan dan permohonannya meminta dilepaskan tidak didengarkan sama sekali.

Hingga akhirnya wanita itu berhasil mendorong tubuh pria itu, dia segera beranjak dari tempat tidur lalu berlari ke arah pintu.

Suara pintu yang akhir-akhir ini selalu menakutkan baginya, kali ini tidak lagi, dia berhasil membuka pintu, beruntung kali ini pintu tidak dikunci oleh pelanggan yang mabuk itu.

Dia segera keluar dengan berlari dan sesekali memegangi kakinya, sedangkan pria mabuk itu berusaha mengejarnya.

Wanita itu menuruni tangga dengan meringis kesakitan, napasnya memburu dan keringat di dahinya bercucuran, ia mengabaikan rasa sakit di seluruh tubuhnya, dan setelah tiba di lantai bawah ia terdiam, matanya membelalak, terkejut dan bingung melihat banyak orang yang sedang bersenang-senang, ruangan itu gelap dan hanya disilaukan oleh lampu sesuai ketukan dari lagu yang dimainkan. 

Dia bingung, haruskah meminta tolong pada orang-orang yang berada di tempat ini?

Wanita itu mengerjap saat mendengar teriakan pria yang sedang mengejarnya, tidak ada waktu untuk berpikir, dan dia tidak yakin orang-orang di tempat ini akan membantunya.

Dia segera berlari lagi karena melihat pria itu mulai menuruni tangga sambil berteriak marah.

Wanita itu berhasil melewati ruangan yang dipadati oleh orang-orang yang sedang menari itu, tetapi sebelum berjalan lebih dekat pada pintu, dia memundurkan langkahnya, di luar sana ada dua penjaga pintu masuk, dia harus mencari jalan keluar lain.

Dia memegangi kepalanya yang terasa berat dan pusing sambil mengedarkan pandangannya, berharap menemukan pintu keluar lain, dan secara kebetulan dari kejauhan dia melihat sebuah pintu yang dibuka oleh seseorang.

Dia melangkah dengan sembunyi-sembunyi, melewati orang-orang yang sedang menari lagi, matanya tertuju ke arah pintu itu, dan saat hampir tiba, dia memastikan tidak ada siapa pun di sana, lalu berdiri di depan pintu itu, beruntung tidak ada orang yang sedang berjaga di sana.

Ini kesempatan yang besar baginya untuk melarikan diri!

Wanita itu mengerahkan tenaganya untuk membuka pintu itu, udara luar lantas berhembus padanya, dia terisak sambil menatap sekelilingnya, dia sudah lama tidak merasakan udara sejuk di luar, dia merindukan rumahnya, dia merindukan orang-orang yang menyayanginya, dan dia merindukan kebebasan.

Dia menyeka air matanya, lalu berlari ke suatu arah sambil menarik pakaiannya yang compang-camping akibat ulah pria mabuk itu.

Selagi berlari dia terus menatap sekelilingnya dengan waspada, berharap kali ini dia berhasil melarikan diri!

(²) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang