_
■■■
Setelah keributan terjadi, Darkan dan Anne memilih tidak tidur, mereka berdua merapikan ruangan yang sangat berantakan karena ulah keduanya yang saling tak mau kalah.
Anne duduk di sofa sambil menghela napas, ia merasa lelah walaupun Darkan yang paling banyak bergerak merapikan banyak barang yang dilemparnya.
Sementara itu, Darkan yang melihat Anne duduk di sofa sambil menatap ke arahnya, ia tersenyum, lalu lanjut merapikan barang-barang.
Anne mendadak gugup, senyuman Darkan terlalu manis, tidak bisakah dia tersenyum dengan memberikan aba-aba terlebih dahulu??
Anne memperhatikan Darkan dalam waktu yang lama, semalam sebelum tidur pria itu membuka jasnya dan meminta izin akan meletakkannya di atas sofa, pria itu kini memakai kemeja putih, tetapi apakah dia tidak merasa gerah? Kemeja yang dipakainya itu terlihat pas dengan tubuhnya yang tampak kekar.
Anne menolehkan kepalanya ke samping, di mana jas Darkan tersampir di penyangga sofa, semerbak aroma parfum maskulin dari jas pun anehnya mendadak tercium.
Anne mengalihkan pandangannya sambil menggeleng keras, ia terkejut dengan dirinya sendiri karena tanpa sadar malah terhanyut menghirup aroma parfum maskulin yang menyegarkan itu.
"Ada apa?"
Napas Anne tercekat, ia terkejut mendapati Darkan yang entah sejak kapan berdiri di depannya.
"Apa kau tidak merasa gerah memakai kemeja?" Anne spontan bertanya.
Darkan mencondongkan tubuhnya, lalu meletakkan salah satu tangannya di sofa, tepat di samping kepala Anne.
Kedua alis Anne terangkat dan kedua matanya membulat sempurna, apa-apaan ini... mengapa Darkan mendadak mendekat dalam posisi seperti ini.
Darkan berusaha mengunci pandangan Anne karena dia terus menghindari tatapannya. "Tentu saja aku merasa gerah, tetapi jika aku melepaskannya, kau akan berteriak padaku lagi seperti dulu."
"Lagi pula, apa kau sanggup melihatnya?"
Anne lantas meninju dada Darkan, lalu ia berdecih. "Jangan sombong, tubuhmu itu tidak atletis."
Darkan hanya tersenyum sembari menegapkan tubuhnya, sedangkan Anne menyamankan posisi duduknya, lalu ia menyalakan televisi di depannya.
"Bolehkah aku ikut duduk?"
Anne tidak menanggapi, ia berusaha menganggap Darkan tidak terlihat, ia tidak sanggup lagi untuk menatap pria itu, kegugupannya bertambah sampai-sampai tangannya yang memegang remot TV bergemetar.
Anne berdecak, merasa kesal karena belum ada satu pun tontonan yang seru untuk ditonton, tetapi tanpa menyerah ia terus memindahkan channel.
Di tengah pencariannya, remot dari tangan Anne terjatuh karena ia merasa gugup Darkan terus berdiri memperhatikannya, lalu ia akan mengambil remot tersebut, tetapi belum sempat ia ambil, remot lebih dulu diambil oleh Darkan, lalu dengan tenang dia memberikannya.
ESTÁS LEYENDO
(²) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫
Novela JuvenilSeason 2 dari ZIONNE "𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘥𝘶𝘭𝘪 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬, 𝘮𝘢𝘴𝘢-𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶𝘭𝘢𝘭𝘶𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘢𝘨𝘪𝘬𝘶 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘩...