𝟒𝟐. 𝐁𝐞𝐚𝐭𝐞𝐧

513 44 2
                                    

_

"Kau memiliki foto saudaramu?" Darkan bertanya sambil membuka seat belt, dan menatap bangunan klub malam di depannya, mereka baru saja tiba di tempat tersebut.

"Ada." Anne segera mengeluarkan ponselnya, mencari foto Cindy, lalu memperlihatkannya.

"Kirimkan padaku, dan kau tunggu di sini saja."

Anne menggeleng keras, ia ingin ikut masuk ke dalam sana. "Aku ingin ikut mencarinya."

"Akan lebih baik jika kau di sini." Darkan cemas jika terjadi sesuatu di luar kendali.

"Aku akan berusaha melindungi diriku sendiri, aku tidak akan lengah." Anne berusaha meyakinkan.

Akhirnya Darkan menganggukkan kepalanya. "Tetapi kau harus selalu berada di sisiku, jangan sampai pergi kemana pun sendirian di sana."

Perkataan Darkan dengan nada bicara lembut itu mampu membuat Anne semakin percaya bahwa dia dapat melindunginya, tetapi ia pun akan berusaha menjaga dirinya sendiri.

"Meskipun tempat itu adalah klub malam, tetapi kenyataannya bukan ditujukan pada hal itu." Darkan melanjutkan ucapannya, yang diangguki oleh Anne.

Kemudian mereka keluar dari mobil.
"Mari." Darkan mengisyaratkan agar Anne berjalan di sampingnya, lalu mereka melangkah bersama.

Setelah masuk ke dalam klub malam, Anne dan Darkan refleks menghentikan langkah, mereka dikejutkan dengan sorak ramai orang yang sedang bersenang-senang, beriringan dengan musik yang berputar dengan keras, lampu disko di ruangan itu pun sejenak menyilaukan mata mereka.

Namun, dari luar tempat tersebut tidak terdengar adanya kebisingan.

Kemudian Anne dan Darkan melangkah masuk lebih jauh, mereka pun beberapa kali hampir terpisah dan menabrak orang-orang yang sedang menari, sampai akhirnya Darkan memutuskan membawa Anne ke sisi ruangan yang tidak terlalu banyak orang.

Tiba-tiba Darkan merasa kepalanya berdenyut lebih nyeri dari sebelumnya, yang membuat tubuhnya tak seimbang, ia segera menyentuh tembok di sampingnya, sedangkan Anne menangkap salah satu tangannya.

"Kau kenapa??"

"Aku baik-baik saja."

"Kita duduk di sana terlebih dahulu." Anne menunjuk ke suatu arah, saat ini Darkan terlihat tidak baik-baik saja.

Darkan terus memegangi kepalanya sambil meringis, dan dadanya mendadak merasa nyeri.

Darkan berusaha berdiri dengan tegap. "Mari kita temui seseorang untuk bertanya tentang saudaramu." tolaknya, mengabaikan permintaan Anne.

"Genggam tanganku." Anne mengulurkan tangannya.

Darkan menatap uluran tangan Anne dengan senyuman yang mengembang, lalu ia menggenggamnya.

"Kau jangan khawatir, aku baik-baik saja." Darkan mengeratkan genggaman tangan mereka, senyumnya tipis, tetapi penuh dengan ketulusan.

Kemudian mereka melangkah menuju ke suatu arah, lalu naik ke lantai atas melalui tangga.

"Di sini sangat sepi." Setelah menaiki tangga Anne menatap sekelilingnya, di mana lantai bawah dan atas sangat berbeda. Jika di lantai bawah banyak sekali orang yang sedang bersenang-senang menari, dan dilihat dari penampilan dan wajah rata-rata terlihat tidak seusia dengannya, sedangkan di lantai atas banyak sekali ruangan berjajar dengan seluruh pintu yang tertutup.

"Ada lantai lain lagi?" Anne bergumam saat mendapati tangga lain di ujung ruangan.

Dan mereka menaiki tangga lagi, tetapi baru saja tiba di lantai ketiga, mereka dikejutkan dengan suara pekikan seseorang, sampai-sampai Anne refleks menutup kedua telinganya.

(²) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang