𝟔𝟖. 𝐎𝐮𝐫 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠𝐬

268 28 4
                                    

_

■■■

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

■■■

Selama menyetir Darkan memijat pelipisnya, ia merasa senang kalau akhirnya kehajatan para mafia dan korupsi akan dapat diberantas di negaranya, tetapi ia pun merasa bersalah karena telah menarik ayahnya masuk ke dalam jurang kehancuran.

Namun, Darkan pun merasa sakit hatinya terobati karena akhirnya sang ayah akan mendapatkan penebusan kesalahannya karena dia dulu berselingkuh dan lebih memilih orang baru daripada ia dan ibunya.

Di tengah lamunannya, suara klakson mobil di depan Darkan terdengar kencang, napasnya tercekat dibarengi lampu depan dari mobil itu menyorot wajahnya, beruntung mobilnya dan mobil truk besar itu sama-sama berhasil menghindar.

Darkan mengatur napasnya yang tak beraturan, dan ia berusaha menyetir dengan lebih fokus, lalu ia memegangi dadanya yang tiba-tiba terasa sakit.

Kemudian Darkan meraih ponselnya yang berdering, dan mengangkat panggilan yang masuk.

"Halo."

"Halo, Darkan. Aku sudah berhasil menemukan pelaku yang menculik saudara Anne, mereka adalah Matteo dan Mr. Martin."

"Dia sekarang ada di New York di tempat tinggal Matteo, tetapi aku tidak bisa pergi ke sana." Kemudian Enzo menutup panggilannya.

Enzo menepati janjinya yang dulu berkata akan berusaha mencari saudara Anne, ia bukan orang yang tidak memiliki hati sedikit pun, alasannya membantu utamanya karena untuk menebus kesalahannya dulu pada Anne, ia menyadari dirinya dulu sangat kejam.

Enzo pun memang orang yang sangat keras kepala, tetapi pada akhirnya semua nasehat yang dulu Lucia, Darkan, dan Jeff katakan seiring berjalannya waktu mulai dapat ia terima.

Tak lama kemudian, Darkan tiba di apartemen Anne, sebelum menekan bel, ia menatap jam tangannya, jam menunjukkan pukul satu malam, apakah ia keterlaluan datang semalam ini ke tempat tinggalnya? Dia pasti tidur.

"Kau siapa?"

Darkan menoleh ke sampingnya, menatap dengan bingung pada seorang wanita yang terlihat sangat panik.

"Apa kau Darkan?" Dia kembali bertanya saat mulai menyadarinya.

"Ya, dan kau perawat Ellisa, bukan? Apa Anne ada di dalam?"

Ellisa menggeleng, napasnya pun memburu karena tengah panik. "Anne masuk ke rumah sakit."

"Apa yang terjadi dengannya??"

"Baru saja ada telepon dari rekan kerjaku di sana, kalau Anne keracunan alkohol."

Darkan sangat terkejut, ketakutan dan kepanikan lantas melanda dirinya, ia ingin berada di sisi Anne saat ini juga!

"Aku akan mengunjunginya ke sana, kebetulan dia dirawat di tempatku bekerja." Ellisa terengah-engah panik karena ia baru saja pulang langsung mendapatkan kabar itu dari rekan kerjanya yang bekerja di shift malam.

(²) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫 Where stories live. Discover now