𝟒𝟑. 𝐓𝐫𝐞𝐚𝐭 𝐖𝐨𝐮𝐧𝐝𝐬

595 52 17
                                    

_

■■■

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

■■■

Mobil yang dijalankan oleh Enzo melaju dengan kecepatan cepat, sedangkan Anne dan Darkan duduk di kursi penumpang.

Anne tidak mengerti dengan yang dilakukan Enzo, mengapa dia mau membantu mereka? Hingga mengantarkan mereka ke alamat apartemennya, dan dia sempat bertanya di mana Darkan tinggal, tetapi karena ia tidak tahu, ia jadi memberitahu alamat apartemennya.

Anne terus menatap waspada ke arah Enzo, bagaimana pun ia tidak tahu apa dibalik itu semua sampai dia menolong mereka, apalagi sebelumnya pria itu hampir membunuhnya.

Selama perjalanan tak ada pembicaraan apa pun, mobil yang diisi oleh tiga orang itu sangat sepi.

Sementara itu, Darkan masih tak sadarkan diri, Anne telah meminta agar Enzo membawanya ke rumah sakit, tetapi dia menolak.

Enzo memperlambat laju mobil saat mereka tiba di tempat yang dituju.

Anne menatap keluar melalui jendela, memastikan telah sampai di apartemennya, lalu ia segera keluar dari mobil, dan berdiri di satu sisi pintu.

Enzo pun keluar dari mobil, ia mendapati Anne yang tampak bingung untuk membawa Darkan keluar dari mobil, tanpa banyak berbicara ia menarik Darkan, lalu membawanya dengan merangkulkan lengannya pada pundaknya.

"Cepat kau jalan di depan." Enzo memberitahu dengan tatapan tajam, ia kesal karena Anne malah terus menatapnya dengan tampak waspada.

Anne segera melangkah lebih dulu, menuntun mereka ke apartemennya, dan masuk ke dalam ruangannya.

Enzo mendudukkan Darkan di sofa, lalu tanpa mengatakan apa pun ia pergi.

Anne yang tidak ingin berurusan dengan Enzo pun memilih tidak mengatakan apa-apa, kata terima kasih pun tidak ia ucapkan saking merasa waspadanya dengan pria itu.

Tak lama kemudian, terdengar suara batuk disusul namanya dipanggil, Anne segera mendekat pada Darkan, dia mulai sadarkan diri dengan mengedarkan pandangan pada sekitarnya.

"Apa ini di apartemenmu?" Darkan terbatuk sambil memegangi dadanya, dan menyamankan posisi duduknya. "Dan apa kau baik-baik saja?"

Anne menatap dengan tatapan terkejut, bisa-bisanya Darkan malah bertanya mengenai kondisinya lebih dulu, seharusnya dia melihat kondisi dirinya sendiri terlebih dahulu!

"Aku baik-baik saja, dirimu yang terluka parah."

Darkan kembali menyamankan posisi duduknya sambil meringis dan terbatuk, akibat pukulan dan tendangan seluruh tubuhnya terasa begitu ngilu dan nyeri, bergerak sedikit saja benar-benar sakit.

Anne beranjak untuk mengambil beberapa barang yang saat ini ia perlukan, lalu kembali dengan membawa semangkuk air hangat, sapu tangan, kotak P3K, dan segelas air putih.

(²) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫 Where stories live. Discover now