Empat

1.6K 94 0
                                    

🔑

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.


🔑

"Are you okay?"

Keyla mengedipkan matanya berkali kali mencerna kejadian yang baru menimpanya. Jika saja ia tidak cepat cepat mematikan kompor gas mungkin ledakannya akan mengakibatkan kebakaran. Dan itu sangat membahayakan, bukan hanya dirinya saja tetapi semua orang yang ia sayangi. Beruntunglah, gerakan gesitnya dalam mematikan kompor. Hanya berjarak beberapa detik saja sebelum ledakan itu terdengar.

"Key, are you okay?" Suara dengan nada khawatir, sosok pemuda yang tiba-tiba menarik tangan Keyla lalu mendekap nya hangat.

Keyla mendongakkan kepalanya, melihat lebih jelas wajah pemuda yang sedari tadi mendekapnya sambil mengelus pelan surai rambutnya. Pemuda berahang kokoh, rambutnya yang berwarna pirang dan tinggi sekitar 170 cm. Wajahnya tidak asing, pemuda ini seperti... Al.

Alvarez Giandro Rezkayan, sepupunya yang ikut dalam korban kecelakaan tunggal dan satu satunya korban dinyatakan meninggal dunia ditempat. Mengingat hal tersebut membuat relung hati Keyla merasa bersalah. Sama seperti Sam dan Bibinya, Al juga tiba-tiba menawarkan diri untuk mengemudikan mobil milik Keyla. Padahal Al tadinya menolak untuk satu mobil bersama Sam.

"Key?" panggil Al, menguraikan pelukannya. Menatap dalam bola mata bewarna coklat milik Keyla. Kedua mata Al memancarkan sebuah kekhawatiran. Tadinya Al hanya ingin mampir sejenak ke rumah tantenya tetapi mendengar sebuah ledakan dari arah dapur membuat Al langsung berlari ke arah dapur. Apalagi saat tantenya berteriak memanggil Keyla. Hal itu membuat Al semakin khawatir saat melihat asap tebal.

"Gua engga apa apa Al." Keyla tersenyum singkat, wajah khawatir Al sama persis seperti saat menawarkan diri untuk mengendarai mobilnya. Membuat Keyla langsung memutuskan kontak matanya. Keyla tidak ingin Al melihat genangan air mata yang akan keluar dari pelupuk matanya.

Cup

"Engga ada yang luka kan?" tanya Al setelah mengecup singkat dahi Keyla. Al mengecek kedua tangan Keyla, takut ada luka bakar maupun goresan.

Keyla menggelengkan kepalanya. "Engga ada." jawabnya sambil manarik pelan kedua tangannya saat Bundanya tiba-tiba memeluk Keyla sambil memutar mutar tubuh Keyla mengecek keadaan putri kesayangannya.

"Bunda, Key engga kenapa napa." Keyla, tersenyum lebar membuat Bunda Aura membuang napasnya lega.

"Syukur, alhamdulillah kalau kamu engga apa apa Key. Bunda kaget banget pas denger suara ledakan apalagi kamu lagi di dapur. Kalau bunda tau mau terjadi ledakan pasti bunda engga akan biarin kamu ke dapur." jelas Bunda Aura dengan suara paraunya menandakan sedang menahan tangisnya.

Keyla mendengar nada suara bundanya yang akan menangis pun langsung memeluk hangat sang Bunda. Tangis Keyla pecah, mengingat dulu setelah kejadian kecelakaan. Bunda Aura yang membatasi diri dengan Keyla dan selalu mementingkan pekerjaannya. Dulu, waktu Keyla sakit karena selalu bergadang. Keyla hanya dikasih beberapa lembar uang setelahnya Bunda Aura memerintahkan Keyla untuk berobat sendiri. Keyla memeluk erat sang Bunda menyalurkan kerinduannya.

"Non?" panggil Bi Ratih, wanita patuh baya itu menghapus air matanya saat melihat wajah bahagia Keyla. Walaupun sekarang Keyla sedang menangis tetapi tangisan itu adalah sebuah tangisan kebahagiaan.

"Key, baik baik aja bi." jawab Keyla menghapus air matanya sambil melepaskan pelukan hangat Bunda Aura, Keyla tersenyum simpul menatap sang bibi.

"Tetapi, bagaimana bisa terjadi ledakan? Ataukah ada kebocoran gas?" tanya Bunda Aura, berjalan pelan menuju area dapur.

"Sepertinya memang karena kebocoran gas tante. Pemasangan selang dan kran penutup tabung gas tidak kencang. Kondisi ini yang mengakibatkan terjadinya kebocoran gas." jelas Al, setelah mengecek tabung gas. Menunjukkan sebuah selang yang sudah gosong.

Saat Bunda Aura akan membuka suaranya. Teriakan cempreng seorang wanita muda berdaster dengan membawa sapu lantai berlari ke arah mereka dengan raut wajah khawatir.

"Astaga! Nyonya Aura! Nona Key! Apa yang terjadi?" Mbak Titin, menutup mulutnya saking terkejut melihat kondisi dapur milik majikannya. "Kenapa bisa? Apa ini sumber suara ledakan tadi nyonya?" imbuh Mbak Titin dengan nada begitu dramatisnya.

"Iya Tin, ini terjadi karena kebocoran gas." jawab Bi Ratih saat melihat Bu Aura - nyonya nya sedang sibuk berbicara dengan Al mengenai hal tersebut.

"Loh? Bukannya kemarin Bi Ratih yang pasang gasnya?" suara Mbak Titin - Asisten Rumah Tangga yang baru bekerja dua tahun belakangan. Membuat semua orang menatap mereka berdua dengan tatapan terkejut dan bertanya tanya.

Keyla menautkan alisnya sambil memutar bola matanya malas. Ia tau penyebab dari terjadinya ledakan yaitu karena Mbak Titin sendiri yang mengendurkan selang gas disaat Bunda Aura sedang mengangkat telfon saat akan menggoreng ikan asin. Keyla juga tau tujuan dari Mbak Titin, yaitu karena Mbak Titin ingin mencari muka. Dengan Bunda Aura sakit dan dirawat di rumah sakit membuat Mbak Titin akan terlihat peduli. Keyla juga tau, bahwa Mbak Titin sangat membenci Bi Ratih dan tentu saja dirinya.

Nyesel banget gua dulu pernah simpati sama ular caper!

Umur Mbak Titin dan Keyla hanya berjarak sekitar 7 tahun saja. Keyla sekarang berumur 17 tahun sedangkan Mbak Titin 24 tahun. Keyla merasa nyesel karena pernah simpati dulu. Hanya karena Mbak Titin yang kerampokan rumahnya dan menangis di tengah jalan dengan memakai baju compang camping seperti gembel. Dan pas sekali Keyla lewat lalu membantu Mbak Titin sambil mendengarkan cerita penuh kesedihan karangannya. Yang, ternyata Mbak Titin sebenarnya di usir dari kontrakannya karena ketauan mencuri.

Inilah yang dinamakan menolong orang yang salah.

Gua seharusnya nolong orang bukan nolong ular.

🔑

Tbc

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Tbc

Salam hangat dari AN 🤎🥧

Secret Key Där berättelser lever. Upptäck nu