Tujuh Belas

1.1K 75 0
                                    

🔑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


🔑

"Mengonsumsi asam Jawa membantu menurunkan berat badan. Karena mengandung flavonoid dan polifenol. Asam jawa juga mengandung hidroksisitrat, mengurangi nafsu makan." papar Areta, menatap Keyla sejenak lalu kembali mencari daun salam di atas lemari bumbu dapur.

Keyla menganggukkan kepalanya mengerti ia kembali memasukkan bumbu halus dan lengkuas ke dalam panci. "Flavonoid satu jenis antioksidan bekerja untuk menangkal radikal bebas masuk ke dalam tubuh." katanya.

Areta tersenyum kecil lalu memasukkan daun salam ke dalam panci. "Flavonoid, memiliki gugus hidroksil yang terikat pada karbon cincin aromatik sehingga bisa menangkap radikal bebas yang dihasilkan dari reaksi peroksidasi lemak."

Keyla menghentikan langkahnya yang akan mengambil melinjo, menatap Ibu Areta lalu bertanya. "Key mau tanya Bu, flavonoid suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar ditemukan di alam, seringnya ditandai dengan berbagai warna apa saja?" tanya Keyla ia sangat penasaran dengan warna senyawa itu.

"Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, dan biru, dan sebagian zat warna kuning yang kita temukan dalam tumbuh-tumbuhan." jawab Areta tersenyum hangat. "Sekarang Ibu mau nanya, kenapa kamu mempertahankan juara dua dan tigamu?" tanya Areta.

Keyla, mengedipkan matanya berkali kali. Apakah Ibu sudah tau? Dari mana? Yang pasti bukan dari Samudera. Buat apa pemuda itu memberitahu tentang dirinya yang selalu mempertahankan juara dua dan tiga. "Kemampuan Keyla hanya sampai juara dua dan tiga, Bu." balasnya tersenyum kecil.

"Tadi saat Ibu ke sekolah, Ibu lihat rapot kamu tidak jauh beda dari Sam. Sebenarnya kamu bisa menjadi juara satu tapi mengapa harus mengalah untuk Sam, Key?" tanya Areta mengelus sayang rambut panjang Keyla yang sudah mematung di tempat.

Keyla meneguk ludahnya kasar, ia membalikan badannya dengan senyum masih ia tampilkan. "Key tidak mengalah dari Samudera. Samudera memang pintar Ibu, dia pantas mendapatkan juara satu paralel. Samudera aktif dalam organisasi OSIS dia pantas mendapatkan juara satu itu." Dalam hati Keyla, memohon agar Ibu Areta percaya dengan ucapannya.

"Kamu sudah tau mengenai Ibu mendaftarkan Sam agar ikut Olimpiade matematika lagi?" tanya Areta.

Keyla menganggukkan kepalanya sejenak. "Sam juga sangat semangat dan lebih rajin saat Bu Restu memberi tau Sam mengenai Olimpiade matematika."

"Benarkah? Apakah Sam sengaja tidak pulang sekarang dan pihak rumah sakit akan memberitahu kabar bahwa Sam kecelakaan? Ibu harap kamu tidak ikut dalam rencana gila Sam." Areta menyipitkan matanya menatap kedua bola mata Keyla.

Keyla menggelengkan kepalanya. Mengapa Ibu Areta berbicara hal hal tersebut? "Buat apa Key mendukung rencana negatif itu. Dan mengapa Ibu beropini demikian?"

"Kamu tau sendiri sebenci apa Sam jika mengetahui alasan dibalik keegoisan Ibu. Dia pasti akan melakukan hal hal gila itu seperti dahulu."

Keyla tersenyum sehangat mungkin. "Sam sudah dewasa ia pasti tau hal baik dan hal yang buruk. Sam bukan seperti dulu yang masih labil dalam mengambil keputusan. Ibu seharusnya mendukung Sam bukan meragukannya."

"Sedang Ibu usahakan, Key." balas Areta tersenyum kecil lalu membuang napasnya pelan. Ia kembali sibuk dengan kegiatan masaknya.

Sedangkan Keyla sedang merenungi ucapannya barusan. Dulu saat Areta mulai mempertanyakan hal hal ini semua, Keyla justru menjawabnya dengan jawaban yang sangat bertolak belakang dengan jawabnnya sekarang. Dan itu membuat Samudera bersikap dingin kepadanya.

Tunggu... Samudera?

Keyla yakin pemuda itu mendengar obrolan mereka barusan. Keyla melirik ke penjuru ruangan dan menemukan sebuah bayangan seseorang yang sedang berjalan keluar rumah. Kedua mata Keyla menyipit berusaha melihat dengan jelas bayangan itu, memastikan bukan bayangan bodyguard yang berada di rumah mewah ini.

Benar. Itu bayangan kekasihnya.

"Semuanya tetap sama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Semuanya tetap sama."

Keyla membuang napasnya sabar. Kedua tangannya menggegam erat kedua telapak tangan Samudera. "Sam?" panggil Key dengan nada pelan.

Mereka berdua sedang berada di taman belakang rumah keluarga Permana. Setelah selesai menyiapkan makan malam Keyla meminta izin kepada Areta sebentar dengan alasan ingin berkeliling rumah Areta karena rindu. Nyatanya ia ingin mencari sosok Samudera.

"Semuanya tetap sama, Ibu tetap nuntut gua agar mendapatkan warisan dari Kakek," ucap Samudera dengan nada penuh kebencian jika mengingat tentang perihal warisan.

Dua tahun lalu saat dia kehilangan sosok ayahnya. Dan setelah kehilangan ayahnya, sejak itu kakeknya selalu mengungkit mengenai warisan itu adalah awal mula Samudera dituntut oleh Ibunya agar mendapatkan warisan dari kakeknya. Samudera sudah berulang kali mengingatkan ibunya tapi Ibunya tetap bersikukuh mendapatkan warisan dari kakeknya sampai sampai ibunya menikah lagi dengan duda anak satu.

Urat urat leher Samudera menonjol. Mengingat ayah tirinya dan adik tirinya. Samudera tidak membenci mereka tapi kenapa kakeknya memaksa ibunya untuk menikah dengan Ayah tirinya sekarang. Dan mengapa kakeknya selalu mengungkit warisan dihadapan keluarga besar.

Mengapa serumit ini?

"Sam, kamu jangan berpikir seperti itu. Samudera yang aku kenal bukan seperti ini, mana Samudera bijak Keyla?" Keyla mengelus pelan kedua tangan Samudera dalam genggamannya. Keyla merasakan kerumitan dalam pancaran kedua netra Samudera.

"Semuanya rumit." gumam Samudera, apakah ia harus menemui kakeknya lagi?

Bola mata Keyla bergetar, hatinya kembali sesak sebuah pintasan bayangan kehancuran mulai berputar di ingatannya. Keyla menarik Samudera, mendekap Samudera erat. Keyla yang berencana mengikhlaskan Samudera, sekarang justru ia seakan takut kehilangan sosok di dekapannya.

Rasa takut kehilangan itu kembali hadir. Mengapa kehidupannya sekarang sangat rumit? Kehidupannya dulu, Keyla selalu tersenyum, tertawa seakan tidak ada hal yang perlu di pikirkannya.

🔑

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


TBC

Salam hangat dari AN 🤎🥧

Secret Key Where stories live. Discover now