Empat puluh empat

269 18 7
                                    

🔑Unknown Hi fresh bloodThe game has startedHow? pleasant

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🔑
Unknown
Hi fresh blood
The game has started
How? pleasant

Gadis itu duduk dengan tegak, matanya terpaku pada layar handphone di depannya dengan ekspresi datar. Rambutnya yang lurus menyelimuti wajahnya, dan bibirnya tertutup rapat, tidak menunjukkan ekspresi yang jelas. Meskipun chat yang masuk memenuhi layar handphone, tidak ada reaksi yang terlihat dari gadis tersebut.

Suasana malam hari terasa hampa, dengan langit yang gelap dan bintang-bintang yang tertutup awan. Angin malam berdesir perlahan, menciptakan kesan kesendirian yang mencekam di udara. Suara gemerisik daun-daun yang ditiup angin hanya menambah kehampaan suasana.

Tidak ada riuh rendah manusia, hanya keheningan yang terasa dalam dan menggema di sepanjang malam, menyelubungi segala kekosongan dan kekosongan di hati.

Suara gemerisik lembut dari ranting di balkon kamar membuat gadis itu berjalan menuju pintu balkon dengan hati-hati. Langkahnya yang ragu terdengar di lantai kayu saat dia mendekat, merasa penasaran dengan asal-usul suara tersebut. Ketika dia mencapai pintu balkon dan membukanya perlahan, cahaya remang-remang bulan menerangi kegelapan, mencerahkan sosok yang berdiri di sana.

Pemuda itu merengkuh dengan lembut, tetapi erat, membiarkan lengannya melingkari tubuh dengan penuh kasih sayang. Kehadiran dan kehangatan pelukannya cukup untuk mengatakan segalanya. “Lo engga apa apa kan?” tanyanya, menatap khawatir gadis yang tampak bingung di depannya.

“Lo? Sejak kapan disini? Dan bagaimana bisa?” tanya Keyla, merasa heran melihat pemuda yang tampak seperti maling menyelinap di rumah orang tanpa permisi.

“Gua akan selalu jaga lo, Key.” gumam Ziko, memeluk kembali gadis di depannya.

“Gua engga apa apa, Zik. Gua baik baik aja, engga usah khawatir.” balas Keyla merasakan Ziko yang tampak khawatir.

“Iya, lo baik baik aja. Selamanya akan baik baik aja.” balas Ziko seakan menyakinkan dirinya bahwa gadis di dekapannya akan selalu baik baik saja.

Suasana malam di balkon terasa dingin, dengan udara yang menusuk tulang. Cahaya bulan yang samar-samar menerangi langit yang gelap, menciptakan bayangan-bayangan yang menakutkan di sekitar. Ranting-ranting pohon yang bergoyang-goyang menghasilkan suara gemerisik yang menambah kesan kesendirian dan hampa.

Tangisan serangga malam dan desiran angin adalah satu-satunya suara yang mengisi keheningan, menambah kesan sepi dan hampa dari suasana. Meskipun dinginnya udara menusuk kulit, keheningan malam dan suasana sepi di balkon memberikan ruang bagi refleksi yang dalam dan momen kesunyian yang melingkupi.

“Key, mau lihat sunset bareng gua?” tanya Ziko mengalihkan pandangnya dari langit malam kepada gadis yang sedang menikmati hembusan angin malam.

“Lo udah tiga kali tanya, Zik. Jawabnya adalah Iya.” balas Keyla masih memejamkan kedua matanya merasakan hembusan angin.

Secret Key Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang