Tiga puluh tiga

687 56 4
                                    

🔑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🔑

"Selain dari minuman, makanan juga dapat memberikan asupan cairan pada tubuh yaitu sekitar 20%." tutur Dirga - Ayah Keyla

Keyla terkekeh kecil, walaupun ayahnya selalu sibuk dan jarang pulang ke rumah tetapi tidak lupa selalu memberikan perhatian padanya. Seperti sekarang, pagi hari di hari minggu tepatnya jam delapan pagi sang ayah menelfon dirinya dan langsung menanyai tentang bagaimana keadaannya dan pengalaman apa saja yang didapatkan sehabis naik gunung.

Naik gunung? Keyla pulang tengah malam tadi dari Jawa Timur. Walaupun lelah tapi sangat seru dan Keyla ingin kembali menaiki gunung gunung yang lain. Sebuah pengalaman yang tak akan pernah di lupakannya sepanjang hidup.

"Ayah juga harus ingat, istirahat yang cukup jangan terlalu memforsir pekerjaan hingga lupa istirahat. Karena, lebih baik istirahat dan bekerja itu harus seimbang." Mendengar balasan dari Keyla, Ayah Dirga justru tertawa kecil di sebrang sana.

"Bahagia itu menyukai apa yang dikerjakan, melakukan pekerjaan tanpa beban, memiliki keberanian tanpa keraguan, dan semangat penuh kebahagiaan." balas Ayah Dirga

Keyla membuang napasnya pelan, memang sangat susah jika berbicara dengan ayahnya mengenai perihal istirahat yang cukup. "Lima tahun lalu ada seseorang yang pernah berkata 'Jangan terlalu dikejar, jika memang jalannya pasti Allah memperlancar karena yang menjadi takdirmu akan mencari jalannya untuk menemukanmu.' Memang benar kata Bunda kalau seseorang terkadang selalu berbicara untuk menasehati dirinya sendiri."

"Lima tahun yang lalu? Selama itu Ayah belum pulang ke rumah. Kamu tidak merindukan Ayahmu ini, Nak?" tanya Ayah Dirga, sekarang nada suaranya seperti ayah pada umumnya yang sangat merindukan anaknya. Memang benar Keyla tidak pernah bertemu secara langsung selama lima tahun ini.

Keyla menundukkan kepalanya, kedua bola matanya berkaca kaca. Embun pagi menari di ujung daun, menyampaikan kerinduan yang tak terungkap. Seperti halusnya setiap tetesan embun, begitu rindunya hatinya pada sang ayah.

Keyla menghapus air matanya yang lolos begitu saja keluar dari pelupuk matanya. Menarik napasnya pelan, jika ayahnya tau dirinya menangis pasti akan khawatir. "Tentu Key rindu Ayah, tapi Key tau walaupun Ayah jarang ketemu Key dan jarang pulang. Ayah pasti selalu menanyakan kabar Key kepada Bunda. Key tau itu!" Diakhiri suara candaan khas seorang Keyla.

Ayah Dirga tertawa kecil, "Ingat selalu pesan Ayah, Key. Tarik nafas dalam-dalam, hembuskan pelan-pelan. Istirahat sejenak, tarik pelajaran dari kekalahanmu. Lalu bangun dan bangkit lagi. Lelah itu wajar, asal kamu jangan berhenti, teruslah berjuang. Orang kuat adalah orang yang juga memiliki kelemahan, tapi memilih berfokus pada kekuatan mereka."

Keyla menautkan alisnya, mengapa ia memiliki feeling akan terjadi sesuatu yang diluar kendalinya. Keyla membuang napasnya pelan, ingatannya kembali ke kehidupan yang dulu dimana kejadian kecelakaan yang mengakibatkan kerenggangan hubungannya dengan ayah dan bundanya. Napasnya kembali tercekak mengingat semuanya.

Secret Key Where stories live. Discover now