Dua puluh tujuh

818 64 4
                                    

🔑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🔑

"Hoodie lo, terima kasih." Keyla menyerahkan kresek berisikan hoodie kepada Ziko, meletakkannya di atas meja kantin didepan Ziko.

Ziko meletakkan handphonenya di atas meja. Ia memandang Keyla dan sebuah kresek berwarna merah muda di atas meja secara bergantian. "Seharusnya engga usah dikembaliin sayang." Ziko tersenyum kecil melihat reaksi wajah Keyla menjadi datar.

"Jadian engga bilang bilang lo, Bos." Ragas yang baru mengantri jus buah tidak sengaja mendengar ucapan Ziko barusan, ia menundukkan diri pada kursi di sebelah Ziko.

"Makan makan gratis nih, Bos." timpal Oli, meletakkan semangkok bakso di atas meja.

"Bilang ke ibu bos biar dia yang bayarin." Ziko terkekeh kecil, sembari mengeluarkan rokok di dalam sakunya.

Keyla menghela napasnya jengah, Keyla kira Ziko akan membantah nyatanya tidak. Keyla mengambil rokok yang berada di tangan Ziko. "Gua sama nih bocah engga jadian, paham?" Keyla menghela napasnya kembali, ia meletakkan rokok tersebut diatas meja.

"Engga apa apa kali, kalau lo jadian sama Bos. Kasihan Bos sendirian terus engga ada gandengannya." tutur Ragas, mengaduk jus jambunya.

"Truk gandeng banyak, kalau engga lo aja yang jadi gandengannya." balas Keyla sedikit sebal, ia harus segera membuang jauh jauh rumor tersebut agar tidak berkembang dan terjadilah klarifikasi menyebalkan tersebut.

Walaupun Keyla sempat menjadi bahan kekhawatiran mereka kemarin malam, tapi mereka bersyukur saat mendengar bahwa Keyla tidak kenapa napa dan bersikap biasa saja kepada Keyla seakan kemarin tidak terjadi apa apa.

Ragas terbatuk kecil mendengar balasan Keyla. "Anjir, gua masih normal." Ragas menatap Keyla dengan wajah memerah karena tersedak dan marah.

Sedangkan Oli tertawa kencang. "Gua yakin mantan Ragas kemarin ngajakin putus karena tau Ragas gay."

"Bangsat lo! Gua masih jadian belum putus, asu." Ragas memukul Oli dengan topi yang dikenakannya. "Bangsat... mati... mati." Ragas terus memukul Oli dengan topi dan kedua tangannya sedangkan Oli hanya tertawa terbahak-bahak saja ia menerima pukulan dari Ragas dan mengembalikan pukulan tersebut.

Keyla menautkan alisnya. Menatap aneh kepada kedua pemuda yang sedang saling pukul. "Temen lo engga normal semua. Perlu di update biar engga kadaluarsa." gumam Keyla tanpa sadar.

"Lo aja yang lihat kelakuannya bikin istighfar apalagi gua." balas Ziko, ia hanya dapat menggelengkan kepalanya saja saat kedua sahabatnya bertengkar seperti sekarang.

Bukan hanya mereka saja yang melihat aneh kepada dua pemuda tersebut tapi beberapa pengunjung kantin pun menatap aneh kepada mereka. Ragas, Oli dan Ziko memang tiga pemuda yang selalu keluar masuk bk dan pemuda dijuluki berandalan SMANSTRA. Banyak poin yang didapat oleh ketiga pemuda tersebut, bolos, membantah guru, merusak fasilitas sekolah, dan adu jotos seperti sekarang. Walaupun mereka sering adu jotos tapi anehnya mereka melakukannya pada sahabatnya sendiri bukan orang lain. Seperti sekarang...

Secret Key Where stories live. Discover now