Kalung mereka memang terhubung antara satu dan lainnya. Kalung pemberian seorang nenek tua saat awal awal mereka jadian dulu, tepatnya lima tahun lalu. Nenek tua itu pernah berpesan agar tidak coba coba membuka gembok dengan kunci jika tidak ada hal...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
🔑 Rumah sakit merupakan salah satu institusi penting dalam sistem kesehatan masyarakat. Di rumah sakit, pasien mendapatkan berbagai layanan medis mulai dari pemeriksaan rutin hingga perawatan intensif. Selain itu, rumah sakit juga menjadi tempat untuk melakukan penelitian medis, memberikan pendidikan kepada para tenaga kesehatan, dan sebagai pusat penanganan bencana serta kegawatdaruratan medis.
Selain sebagai tempat untuk mendapatkan perawatan medis, rumah sakit juga berperan sebagai pusat sosial dalam komunitas. Para pasien, keluarga, dan tenaga medis saling berinteraksi, saling memberikan dukungan, dan menjalin hubungan sosial.
Rumah sakit juga menjadi tempat di mana berbagai kegiatan sosial dan pendidikan kesehatan masyarakat dilakukan, sehingga memiliki peran yang besar dalam memajukan kesejahteraan dan pemahaman tentang kesehatan di masyarakat.
Rumah sakit pula tempat di mana kematian sering kali menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Meskipun sangat menyedihkan, kematian adalah aspek alami dari siklus kehidupan yang tidak bisa dihindari. Di rumah sakit, tim medis bekerja keras untuk memberikan perawatan terbaik kepada pasien, termasuk mereka yang mendekati akhir hayat mereka.
Meskipun kematian membawa kesedihan bagi keluarga dan orang yang dicintai, rumah sakit juga merupakan tempat di mana tim medis berusaha memberikan dukungan emosional dan spiritual kepada mereka yang berduka.
Seorang wanita terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit dengan wajahnya yang pucat dan mata yang sayu. Rambutnya yang biasanya berkilauan kini tampak kusam dan tersusun berantakan di sekitar bantal putih. Tubuhnya tampak rapuh di bawah selimut rumah sakit yang tipis.
“Dia, Ibu kandungmu Key. Mara Ningtias, Ibumu sudah koma sejak sepuluh tahun yang lalu, dia pernah memberikan reaksi pada tangannya tetapi itu tujuh tahun lalu.” jelas Dirga, mengelus sayang surai rambut Keyla, gadis itu sedang menatap dengan tatapan kosong dan matanya berkaca-kaca, mencerminkan ketidakpercayaan yang mendalam.
Keyla berdiri di pinggir ranjang, matanya yang penuh dengan kesedihan memandang orang yang terbaring lemah dan koma di depannya. Dia mencoba menahan air mata yang siap tumpah, tetapi gemetar di bibirnya mengisyaratkan kesedihannya yang mendalam. Dengan tangan gemetarnya, dia memegang tangan orang yang terbaring, mencoba memberikan sedikit kehangatan dan dukungan dalam keheningan ruangan yang tegang.
“Ibu.” panggil Keyla bergetar menahan tangis, harapannya ingin dipeluk oleh kehangatan orang tua kandungannya nyatanya tidak terjadi justru ia dihadapkan oleh sebuah kenyataan yang tak pernah ia bayangkan sama sekali.
Aura memalingkan wajahnya, tubuhnya gemetar karena tangisannya yang tersedu-sedu. Suara panggilan dari Keyla menyebabkan hatinya bergetar. Suara isak tangisnya memenuhi ruangan, menciptakan suasana sedih yang melingkupi mereka yang ada di sekitarnya.
Aura tidak sanggup melihat Keyla yang sudah ia asuh dan ia sayangi sebagai anak kandungnya melihat kondisi Ibu kandungnya sendiri yang terbaring tak berdaya. Apalagi jika Keyla mengetahui semua fakta yang sebenarnya. Aura tak sanggup, sungguh tak sanggup.
