Tiga puluh sembilan

365 39 3
                                    

🔑

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.


🔑

“Kalau sakit lo bisa langsung ke UKS aja biar nanti gua yang izinin lo ke Bu guru,” ucap Keyla, menolehkan  kepalanya ke arah Ridwan, pemuda itu tampak sedikit pucat.

Mereka sedang berjalan beriringan menuju kelas di lantai dua.

Ridwan tersenyum lalu mengusap pelan poni Keyla, “Gua baik baik aja, lo jangan khawatir. Jangan menumbuhkan rasa yang gua hindari selama ini Key, diantara kita.” Ridwan tersenyum secerah mungkin.

Keyla membuang napasnya pelan, menurunkan tangan Ridwan dari poninya. “Ayah lo beneran mau menemui kepala sekolah hari ini?” tanya Keyla kembali melangkahkan langkahnya menaiki tangga.

“Mungkin ini hari terakhir gua sekolah disini dan hari terakhir ketemu lo.” jawab Ridwan, tertawa kecil dengan kepala sedikit dimiringkan menatap wajah Keyla.

Sosok yang pernah Ridwan benci. Justru Ridwan sendiri terjebak dalam rasa benci yang sekarang melebur menjadi sebuah rasa kagum. Gadis pertama kali membantunya dalam riwayat kehidupan Ridwan selama ini. Keyla, sosok yang membuat rasa kagum di hati Ridwan kembali tumbuh untuk seseorang.

“Diri lo bagaikan nukleus, inti sel. Percayalah, tanpa adanya lo, semua akan menjadi kacau.” balas Keyla, melangkah dengan langkah mantap, tatapan matanya lurus ke depan.

Ridwan mendudukkan kepalanya, wajahnya menahan senyum yang hampir meletup-letup, sementara detak jantungnya berdetak lebih kencang, mengungkapkan kegembiraan atau kegugupan yang terselubung di dalam dirinya.

“Tiada kata mundur bagi mereka yang berani berjuang. Gua harap lo dapat mempertimbangkan lagi Rid, lo engga mau kan lihat dia kacewa.” imbuh Keyla.

Membuat Ridwan melunturkan senyumnya, pemuda itu menghentikan langkahnya di belakang Keyla. Kedua tangannya terkepal erat. 

Gelombang kegembiraan melanda ruangan saat murid-murid berbisik-bisik antara satu sama lain dengan sorot mata yang penuh antusiasme. Terdapat tawa yang menggema di sudut-sudut ruangan, dan senyum merekah di wajah setiap orang. Percakapan antara siswa-siswa menjadi semakin hidup, dengan suara yang bersahutan dan teriakan kecil dari yang lain yang menambahkan kegembiraan di udara.

“Gua engga nyangka anjir.”

“Gua kira Rea itu cewek kaku ehh justru dia dulu yang nembak.”

“Anjir Samudera diberi coklat, cok!”

“Pesona cowok tampan emang agak lain.”

“Gua kalau jadi Rea udah nangis asu, gara gara di tolak Sam.”

“Kuat banget lo Re.”

“Anak emas mah mainnya agak beda ya bro.”

Keyla mengerutkan alisnya bingung melihat gerombolan siswa dan siswi yang berdiri di depan kelasnya. Terdengar tawa riang dan bisikan-bisikan bersemangat di seluruh ruangan. Ada apa?

Secret Key Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ