Tiga puluh enam

503 37 0
                                    

🔑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


🔑

"Untuk tugas biologi mengenai pertumbuhan dan perkembangan akan Ibu ganti. Mengingat membuat laporan penelitian itu sangat lama jadi Ibu akan menggantinya dengan tugas merangkum dari materi pertumbuhan dan perkembangan awal sampai selesai. Deadline tugas minggu depan harus selesai semua. Kalian paham?" tanya Bu Ratna, menutup tutup spidol lalu meletakkannya di atas meja.

"Paham Bu!" jawab murid dua belas IPA dua, serempak.

"Bisa dimulai sekarang dalam merangkumnya." imbuh Bu Ratna, sembari mendudukkan diri pada kursi guru memantau anak muridnya.

Kelas dua belas IPA dua hanya diam selama lima menit awal setelahnya kembali heboh dan berisik. Tidak begitu berisik karena ada Bu Ratna yang mengawasi tapi tetap terdengar heboh.

Vanda menatap malas buku paket tebal dihadapannya. "Tiga hari libur buat jemari gua kaku buat nulis," ucapnya, sambil membolak-balikan lembar buku tebal tersebut.

Keyla terkekeh kecil mendengar ucapan Vanda, "Alasan, bilang aja malas soalnya hari senin." balas Keyla, melirik sejenak ke arah Vanda yang menyengir lebar.

"Kenapa hari minggu ke senin cepat banget sedangkan senin ke minggu lama banget, sih." diakhiri dengusan sebal oleh Vanda, gadis tersebut membuka secara malas buku catatan biologinya.

"Kalau lo ngoceh terus engga bakal selesai rangkuman lo," ucap Keyla, kemarin tangannya bergerak lincah di atas buku catatan biologi.

Vanda menatap memelas ke arah buku biologi, lalu ia dengan niat seperempat menggerakkan kemarin tangannya untuk menulis. Walaupun malas dan tidak niat, tetap harus dikerjakan agar tidak terburu-buru apalagi deadline tugas minggu depan.

"Hormon tumbuhan yang paling banyak ditemukan pada daun yang hampir gugur adalah?" Ridwan membaca salah satu soal di buku paket.

"Auksin," balas Bayu menyengir lebar dengan kedua mata tertutup.

"Bukan Bego!" ucap Andre menurunkan bukunya, Andre kira Bayu tidak akan langsung menjawab, nyatanya Bayu menjawab tanpa di pikir terlebih dahulu membuat Andre ingin tertawa saat melihat wajah bego Bayu.

Bayu menguap, ia mengucek kedua matanya. "Gua engga tau anjir, gua cuma ngasal." balasnya kembali menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan.

"Terus jawabannya apa Rid?" tanya Andre, pemuda tersebut menyandarkan punggungnya pada tembok, karena duduk di ujung belakang membuat Andre sangat mudah untuk tidur ataupun bermalas malasan saat situasi kelas seperti ini.

"Gua belum kelar rangkum, jadi gua tanya ke kalian," ucap Ridwan, kembali fokus ke buku tebal dihadapannya.

Andre memutar bola matanya malas, ia menutup buku tebal tersebut lalu mendorongnya ke depan agar memberi ruang untuk menyilangkan kedua tangannya di atas meja. "Sam juga pintar anjir, kenapa lo tanya ke kita berdua yang punya otak pas pasan." gerutu Andre, bersiap ingin menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan.

Secret Key Where stories live. Discover now