Dua puluh tiga

968 63 7
                                    

🔑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🔑

“Lah? Kok bisa jawabannya C? Gua kira jawabannya D.” Jovi menggaruk alisnya yang tak gatal, menyengir ke arah Keyla yang sedang menjelaskan materi matematika kelas 11.

Oli menjitak jidat Jovi hingga suara renyah terdengar. “Gobloknya kebangetan, dari mana lo dapat jawabnya D orang lo baru nulis rumus.” Oli tidak habis pikir dengan Jovi, sebuah kertas berisikan ulangan matematika milik Jovi yang mendapatkan nilai telor ceplok dengan setiap soal hanya ditulis rumus saja dan itupun tidak lengkap.

Keyla meringis saat suara jitakan terdengar cukup renyah, ia menatap sejenak ke arah Jovi yang sudah bersiap menumpahkan tangisannya. “Seharusnya lo ngomong baik baik engga usah jitak jitak kaya gitu, minta maaf gih.” Keyla membuang napasnya pelan, lalu mengusap jidat Jovi yang memerah ulah Oli.

Oli melirik sejenak ke arah Keyla dan Jovi, kemudian membuang napasnya pelan. “Gua tadi reflek, sorry Jov.” Oli menepuk dua kali bahu Jovi.

Keyla terkekeh kecil, raut wajah terpaksa Oli sungguh ketara sekali. “Udah engga usah mewek Jov, katanya mau belajar matematika lagi, jangan nangis dong.” Keyla tersenyum kecil saat Jovi menghapus air matanya.

“Ayo belajar lagi, biar gua buktiin ke Bang Tristan.” Semangat Jovi menghapus air matanya lalu tersenyum penuh semangat.

Keyla kembali duduk pada posisinya semula. Ia kembali mengambil buku tulis dan pulpen. “Suatu lingkaran berpusat di O(0,0). Jika lingkaran tersebut melalui titik (4,2), maka persamaan lingkaran tersebut adalah?” Keyla membacakan soal dibuku latihan matematika milik Jovi. “Pusat lingkaran = O(0,0). Anggap aja (0,0) adalah (a,b). Lingkaran melalui titik (x,y), yaitu (4,2). Persamaan lingkaran yang pusatnya (0,0) adalah... ” Keyla mencatat dibuku catatannya, Oli dan Jovi memperhatikan secara seksama tulisan demi tulisan angka yang Keyla catat.

“Apa lo engga salah bawa Keyla kesini?” tanya Tristan mengarahkan cangkir kopinya ke arah Keyla, gadis berhoodie hitam tersebut sedang duduk di lantai ditemani Jovi dan Oli yang sedang membahas soal soal matematika.

Ziko mengaduk pelan pop mie nya, menatap ke arah tunjuk Tristan. “Salah, seharusnya gua langsung antar Keyla pulang.” Ziko kemudian menyeruput kuah pop mie. “Lo udah mastiin dia engga kesini kan?” tanya Ziko kepada kedua sahabatnya.

Ragas yang baru saja datang dari arah dapur membawa satu cup pop mie, meletakkannya diatas meja makan. “Gua udah bilang ke beberapa anak yang lagi ngerokok di belakang warung buat stay di tempat sampai pulang.” kata Ragas.

“Saat gua cek cctv di tempat-tempat yang biasanya dia datangin, masih aman dan terkendali.” Tristan, mengarahkan laptopnya yang terdapat gambar beberapa letak tempat.

Ziko membuang napasnya kasar. “Gua rasa dia akan bertindak lebih jauh lagi, dia pasti udah tau gua bawa Keyla kesini dan dia pasti ngira Keyla adalah kelemahan gua.” Ziko menyadarkan punggungnya pada kursi, menatap ke arah Keyla yang sedang tertawa bersama Oli dan Jovi.

Secret Key Where stories live. Discover now