Rencana Marissa

24 2 0
                                    

Erick melihat rekaman video di ponsel Arunika, video tentang pertemuan Selena dan ayahnya, juga video tentang bagaimana Selena membohongi Erick, dan juga video tentang rencana Selena yg ingin menjebak Erick agar mau menikah dengannya.
Erick kecewa, dia merasa selama ini kebaikannya hanya di manfaatkan oleh Selena.
Dengan mata memerah sambil mengepalkan tangannya erat menahan amarah, Erick berkata "Gue kecewa sama lo, udah di baikin malah ngelunjak, silahkan saja lo tagih janji ke ayah gue yg jelas gue gak akan pernah mau menerima lo".

"E-Erick maafkan aku, itu bukan aku Rick, aku di jebak dan di fitnah supaya kamu percaya dengan dia, kalau kamu gak percaya kamu bisa lihat luka memar ini, sekretaris Boss kamu yg memukulinya agar aku mau memberi kesaksian palsu seperti apa yg dia inginkan hiks.. hiks..". Ucap Selena dengan sesenggukan sambil menunjukkan luka memar di lengan kiri dan pahanya.

"Dasar playing victim, kapan gue ngelakuin itu sama lo, bukankah lo baru tau wajah gue hari ini?", kata Arunika menyeringai, "Gue tau siapa yg mukulin elo, apa perlu gue beberkan disini agar Erick tau gimana busuknya kelakuan lo". Mendengar perkataan Arunika membuat Selena gelisah hingga wajahnya pucat pasi, Selena ingin meminta agar Arunika tidak meneruskan perkataannya, tapi saat baru membuka mulutnya, Erick sudah menyelanya dengan pertanyaan untuk Arunika.

"Maksud lo apa Run?". Tanya Erick.

"Lihat sendiri". Arunika menyodorkan ponselnya yg sudah memutar video tentang pergumulan antara Selena dengan seorang pria beserta percakapan yg terjadi setelah adegan di ranjang itu. Percakapan tentang pengakuan Selena yg saat ini hamil dan meminta pertanggung jawaban, tapi sang pria malah memukulinya dan menyuruhnya untuk menggugurkan kandungannya karena sang pria ternyata sudah memiliki istri, dan istrinya saat ini juga tengah mengandung buah hatinya.

"Jadi lo mendesak ayah dan ingin menjebak gue supaya lo bisa minta pertanggung jawaban gue tentang kehamilan lo itu, dasar perempuan iblis". Murka Erick sambil menjambak rambut Selena yg membuat Selena berteriak kesakitan dan memohon ampun. "Gue gak bakal biarin perempuan kayak lo berkeliaran di sekitar gue". Erick menyeret paksa Selena agar ikut dengannya. Selena yg ketakutan karena amarah Erick hanya menurut tanpa memberontak.

"Dev, gue ijin mau bawa Ratu drama ke tempat biasa". Setelah mendapat ijin dari Devian, Erick menelpon orang suruhannya untuk membantunya membawa Selena ke tempat biasa penyekapan musuh - musuh Devian.

***

"Informasi apa yg kamu dapatkan tentang gadis ingusan itu?", tanya Marissa kepada orang suruhannya.

"Gadis itu tinggal di apartement xxx, dia hidup sebatang kara, dia bekerja dengan tuan David karena amanat dari ayahnya yg memang sahabat tuan David, dan memang benar tuan muda Devian pernah menjalin kekasih dengan gadis itu selama dua tahun, setelahnya mereka memang tidak bersama karena gadis itu memilih pergi kuliah ke luar negeri, baru kembali 3 bulan yg lalu dan satu bulan ini menjabat sebagai sekretaris tuan muda". Ucap pria bayaran yg di suruh menyelidiki tentang identitas Arunika.

"Apa kamu tau alasan dia keluar negeri?".

"Tentu, gadis itu memilih mengambil beasiswa di luar negeri karena dia merasa di khianati oleh sahabatnya yg menikungnya dari belakang, dia melihat sahabatnya mengutarakan perasaannya pada tuan muda di taman belakang sekolah, jika nyonya tau siapa sahabat gadis itu pasti nyonya akan terkejut".

"Memangnya siapa dia?, apakah saya kenal?". Tanya Marissa yg penasaran.

"Dia adalah nona Clarissa nyonya, keponakan yg sangat di sayangi oleh nyonya Rini, dan anda juga dulu pernah bertemu sekali dengan kekasih tuan muda yg waktu itu pernah di bawa tuan muda ke rumah untuk di kenalkan dengan tuan David".

"Ternyata dia, Hmm.. Ini sangat menarik, aku akan memanfaatkan Clarissa agar membuat hubungan Devian dengan gadis ingusan itu renggang seperti dulu, kalo bisa mereka berpisah selamanya". Kata Marissa tersenyum miring.

Berbagai rencana licik tersusun di otaknya, Marissa ingin memanfaatkan Clarissa yg notabene'nya keponakan kesayangan Rini adik David satu - satunya, pastinya jika Clarissa yg memintanya, dengan suka rela Rini akan mengabulkannya, apalagi Rini juga merupakan adik kesayangan David. Semua keinginannya pasti di kabulkan.

Marissa beranjak dari duduknya setelah membayar orang suruhannya dengan segebok uang di dalam amplop coklat. Marissa akan memulai rencananya dari sekarang.

***

Disinilah Marissa berada, duduk di lobby perusahaan Dewangga Group menunggu kedatangan Clarissa yg sedang menemani CEO'nya bertemu Clien. Sebenarnya Marissa adalah wanita paling tidak bisa untuk menunggu, apalagi harus menunggu kedatangan seseorang yg tidak pasti kapan datangnya.

Dua puluh menit berlalu, akhirnya yg Marissa tunggu - tunggu muncul juga dari arah pintu masuk, Clarissa berjalan sejajar dengan pria tampan dan berkarisma yg Marissa yakini itu merupakan CEO baru di perusahaan Dewangga Group, putra tunggal dari tuan Dewangga yg dulu berkuliah di luar negeri. Marissa terkesima dengan aura yg di miliki CEO Dewangga tersebut. dalam hatinya, jika sampai Miranda tidak bisa mendapatkan Devian, Marissa akan menyuruh Miranda untuk mendekati putra dari tuan Dewangga itu. Keluarga Dewangga juga tak kalah kaya dari keluarga Mahawira apalagi sekarang semenjak di pegang oleh putranya, Dewangga Group semakin maju dan berkembang pesat.

Karena asyik melamun, Marissa tidak sadar jika saat ini Clarissa sudah berada di hadapannya.

"Ehemm..". Deheman Clarissa membuat Marissa tersadar dari lamunannya.

"Clarissa bisa bicara sebentar". Ucap Marissa.

Kepala Clarissa mengangguk, Clarissa juga meminta Marissa mengikutinya dengan gerakan dagu.

Clarissa membawa Marissa menuju kantin kantor yg kondisinya cukup sepi karena memang belum waktunya istirahat, dan sepertinya jika ingin membicarakan hal serius pun tidak apa - apa dan tidak akan ada yg mengupingnya.

Beberapa menit hening, Clarissa masih diam menunggu apa yg ingin di ucapkan oleh mamah tiri Devian yg tiba - tiba menemuinya di kantor.

"Hmm.. Clarissa bagaimana kabarmu?". Tanya Marissa basa - basi.

Clarissa yg sebenarnya malas menghadapi Marissa pun menjawab dengan suara datar, "Baik, ada perlu apa tante menemui saya?".

"Maaf sebelumnya jika tante mengganggu waktumu, tante hanya ingin mengajak kamu kerja sama". Dahi Clarissa mengernyit mendengar ucapan Marissa, Marissa yg paham jika Clarisssa bingung dengan ucapannya pun melanjutkannya, "Maksud tante begini, tante ingin mengajak kamu kerja sama, tante tau jika kamu menyukai Devian, tante akan membantumu untuk mendapatkan Devian asalkan kamu mau membantu tante untuk memisahkan Devian dengan gadis ingusan itu, jujur tante sangat tidak suka jika Devian menjalin hubungan dengan gadis yg tidak jelas asal - usulnya apalagi hidupnya sebatang kara, pasti kelak akan menyusahkan keluarga tante nantinya". Jelas Marissa.

"Tante ingin manfaatin saya?, dan setelah saya berhasil membuat mereka berpisah, tante akan menjodohkannya dengan Miranda, begitu maksudnya?". Tanya Clarissa yg mulai mengerti arah pembicaraan Marissa.

"Bukan gitu Cla, sungguh tante tidak ada niat untuk manfaatin kamu, tante pikir dari pada Devian dengan gadis ingusan itu lebih baik dia sama kamu dan pasti Oma Renata juga akan merestui hubungan kalian, lagian tante sudah tidak berharap dengan Miranda, kamu tau sendiri bagaimana mama Miranda kemarin yg sudah legowo dengan keputusan Oma Renata". Kata Marissa panjang lebar.

"Tante serius?, apa ucapan tante bisa di pegang?". Tanya Clarissa yg ragu - ragu ingin percaya dengan ucapan Marissa.

Tante janji Cla, jadi gimana kamu mau kan bekerja sama dengan tante?". Ujar Marissa dengan wajah berharap.

"Oke deal, saya mau kerja sama dengan tante, tapi tante harus janji kalo tante akan bantu saya untuk dapetin Devian". Sambil berjabat tangan dengan Marissa sebagai tanda kesepakatan mereka.

"Tentu, kamu tenang saja Clarissa". Ucap Marissa sambil tersenyum menyeringai.

Setelah membuat kesepakatan kerja sama Marissa pamit pulang pada Clarissa, dia tidak bisa berlama - lama di perusahaan Dewangga Group jika tidak ingin ada orang yg curiga dengan keberadaannya, Marissa juga berkata pada Clarissa jika rencana awal akan di bahas di pertemuan selanjutnya, Marissa akan mencari tempat yg aman dan tertutup agar tidak ada yg mencurigai gerak - geriknya hingga membuat rencana yg telah mereka susun gagal total.

My CEO is My Ex (On Going)Where stories live. Discover now