Misi Rahasia

15 2 0
                                    

Arunika bergegas mencari flashdisk yg berisi rekaman itu, lima belas menit mencari akhirnya Arunika menemukannya di laci yg berada di antara tumpukan map - map yg Arunika sendiri tidak tau apa isinya, Arunika mengantongi flashdisk itu dan saat akan menutup laci dia melihat map merah yg di depannya tertulis 'Surat Perjanjian', tangan Arunika menjadi gemeteran saat membaca isinya, tubuhnya luruh ke lantai, air matanya menetes di pipinya, hatinya hancur saat mengetahui rahasia besar yg telah di sembunyikan oleh Marina.

Arunika bangkit dari duduknya sembari menghapus air matanya, dia harus bergegas keluar dari tempat ini sebelum Marina curiga padanya, Arunika mengambil surat itu lalu di lipatnya menjadi kecil dan di masukkan ke kantong celananya.

Setelah keluar dari ruang rahasia itu, Arunika pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya agar tidak kentara jika dia baru saja menangis, dengan cepat Arunika beranjak keluar meninggalkan kamar Marina setelah sebelumnya memastikan semua barang di kamar Marina tertata rapi seperti sedia kala.

Arunika turun ke lantai satu untuk mencari keberadaan Marina yg ternyata masih berbicara dengan tamunya di depan, Arunika memilih menunggunya di ruang keluarga dan beristirahat sejenak guna menenangkan hatinya, dia harus bersikap biasa saja seperti tidak tau apa - apa kepada Marina meski sekarang rasanya Arunika ingin sekali membuat wajah Marina babak belur dan melampiaskan amarah di hatinya pada wanita licik itu. Arunika tidak menyangka jika Marina sama liciknya dengan adik kandungnya yaitu Marissa. Sekarang teka - teki tentang kematian mamah Devian dan bundanya terjawab sudah, dan semua itu karena obsesi dua wanita licik kakak beradik itu hingga membuat nyawa mamah Devian dan bundanya melayang.

"Maaf sayang kamu nunggu lama ya, tamu tante baru saja pulang". Ucap Marina yg datang menemui Arunika di ruang keluarga.

"Tidak apa - apa tante, sepertinya Arun juga harus pamit, ada janji dengan teman". Arunika bangkit dari duduknya dan pamit kepada Marina, Arunika tidak bisa berlama - lama disini karena dia tidak tahan melihat Marina, Arunika muak melihat wajah Marina yg sok ramah dan baik itu. Maka sebelum dia kelepasan Arunika memilih pamit undur diri.

"Apa kamu tidak bisa tinggal disini lebih lama, tante belum sempat ngobrol - ngobrol sama kamu". Marina mencoba menahan Arunika agar tidak pergi karena dia belum mendapatkan informasi tentang pria yg di cintainya selama ini, siapa lagi kalo bukan Bagas ayah Arunika.

"Lain kali Arun akan mampir kesini lagi jika tidak sibuk, Arun pamit pulang ya tante, Assalamu alaikum". Arunika menyalami tangan Marina dan menciumnya.

Sebenarnya Arunika enggan melakukan itu, tapi agar cepat keluar dari tempat ini Arunika memaksakan dirinya mencium tangan wanita licik di depannya, tidak lupa Arunika memasang seulas senyum tipis sebelum benar - benar keluar dari kediaman Marina.

Arunika menghembuskan nafasnya lega saat dirinya sudah memasuki mobil, dia segera melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Marina. Di tengah perjalanan, ponsel Arunika berbunyi, saat di lihat nama yg tertera di layar Arunika tersenyum tipis sambil bergumam.

"Sepertinya dia tidak sabar mendengar kabar baik dariku". 

***

"Bagaimana Raka apa Arun mengangkat telponmu?". Tanya oma Renata.

Saat ini mereka tengah berada di ruang pribadi Raka untuk membicarakan rencana selanjutnya.

"Arun sedang perjalanan menuju kesini oma, dari nada bicaranya sepertinya Arunika berhasil mengambil rekaman itu". Jawab Raka.

Oma Renata dan Arunika memang di bantu Raka untuk mengungkap kasus itu, Raka juga lah yg memiliki ide agar Arunika mengambil rekaman itu dengan alasan berkunjung ke kediaman sahabat mendiang bundanya, karena Raka tau jika ingatan Marina tidak sedetail Marissa yg mungkin dalam waktu semenit akan tau jika pernah bertemu dengan orang itu meski hanya sekali, Marina juga tidak pandai membaca gerak - gerik orang yg berniat buruk padanya, kekurangan itulah yg membuat Marina gampang di tipu dan di manfaatkan oleh musuh - musuh Marissa.

Setengah jam kemudian Arunika tiba di ruang pribadi Raka yg berada di dalam markasnya di pinggiran kota, Arunika pernah sekali kesini saat dia meminta Raka dan temannya yg bernama Rio menyelidiki tentang Marissa yg ingin mencelakai oma Renata saat di mall dulu.

Saat Arunika baru saja mendudukkan pantatnya di sofa, oma Renata langsung memberondongnya dengan berbagai pertanyaan.

"Arun bagaimana apa kamu berhasil?, kamu tidak apa - apa kan?, Marina tidak melukai kamu kan?". Tanya Oma Renata bertubi - tubi.

Arun terkekeh, "Satu - satu oma kalo nanya, lagian oma gak usah khawatir kalo tante Marina akan macem - macem sama aku karena itu gak mungkin terjadi". Ucapnya.

"Maksud kamu gimana Arun?". Oma Renata mengernyitkan dahinya bingung.

"Tante Marina gak akan berani macem - macem ke aku karena aku adalah putri dari pria yg dia suka, malah sebaliknya tante Marina bersikap baik padaku, dan.. ". Arunika sengaja menjeda perkataannya.

"Dan apa Arun?". Tanya oma Renata yg penasaran.

"Dan aku menemukan bukti selain rekaman suara itu". Arunika tersenyum misterius.

Sedangkan Raka yg sedari tadi menyimak perkataan Arunika hanya menatapnya dengan raut datar tapi berbeda dengan isi pikirannya yg pasti Raka juga penasaran dengan apa yg di temukan oleh Arunika. Raka memang berwajah datar tanpa ekspresi, meskipun sedang gelisah atau penasaran raut wajahnya akan tetap sama yaitu datar.

"Maksud kamu ada bukti lain yg mengarah jika Marissa dan Marina adalah dalang dari kematian mendiang Raline dan Kinara". Oma Renata menegakkan tubuhnya, beliau sangat antusias jika membahas tentang kematian menantunya itu, Oma Renata tidak terima jika orang yg sudah membunuh menantunya masih bebas berkeliaran di luar sana, sedangkan anak dan cucunya terpuruk karena kehilangan menantu kesayangannya.

"Ya, mereka membuat surat perjanjian tertulis yg berisi tentang tante Marissa akan membantu tante Marina mendapatkan ayah dengan cara menyingkirkan bunda asalkan tante Marina juga berlaku sebaliknya, dan aku juga mendapatkan bukti surat adopsi Miranda, benar perkataan Raka kemarin jika Miranda adalah putri kandung dari tante Marissa dengan selingkuhannya yg sengaja di adopsi oleh tante Marina saat tante Marissa sudah berhasil menikahi om David, tante Marina dengan senang hati menyetujuinya karena memang dia di vonis tidak mempunyai anak alias mandul". Jelas Arunika, "Tapi kita masih harus mendapat banyak bukti, karena jika hanya ini aku rasa itu masih belum bisa memberatkan keduanya apalagi kejadian itu sudah bertahun - tahun lamanya, aku ingin mereka mendapat balasan yg setimpal dari perbuatannya". Imbuhnya.

"Kamu tenang saja Arun, penyelidikan kita tentang khasiat teh herbal itu tiga hari lagi berakhir, kita bisa lihat hasilnya sembari terus mengumpulkan bukti - bukti lainnya, aku rasa masih ada bukti lain lagi yg mereka sembunyikan dari kita". Tutur oma Renata dan Raka mengangguk setuju, dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu Arunika mengungkap kasus ini, apalagi ini menyangkut keluarga Arunika, orang terpenting dalam hidup Arunika. Saat kejadian dulu dia di tolong oleh Arunika, Raka berjanji akan melindungi dan membantu Arunika tanpa gadis itu minta, dia ingin membalas budi dengan menjaga Arunika dan keluarganya dari bahaya yg mengancam di luar sana.

"Iya Arun, anak buahku juga masih mencari bukti - bukti lainnya, mereka mengikuti Marissa dan Marina secara sembunyi - sembunyi". Ucap Raka.

Tring

Ponsel Arunika berbunyi, ada pesan masuk dari orang kepercayaannya. Saat di buka Arunika memasang wajah waspada.

"Ada apa Arun?". Tanya oma Renata.

"Miranda oma.. ". Ucapan Arunika terjeda, dia menatap oma Renata dan Raka bergantian. "Miranda kabur dari rumah sakit oma, dan saat ini para pengawal dari kepolisian sedang mencarinya". Sambungnya.

Arunika dan oma Renata memang sudah tau jika Miranda di rawat di rumah sakit karena mengalami keguguran, Mereka mendapat informasi dari teman Raka yg bertugas menjadi pengawal di kamar inap Miranda.

"Bagaimana bisa?". Tanya oma Renata.

"Entahlah oma masih di selidiki sama pihak kepolisian siapa yg telah membantunya, yg jelas kita harus berhati - hati, tidak mudah menghadapi mereka berdua sekaligus". Ujar Arunika.

"Benar, untuk sekarang kamu jangan bertindak dulu Arun, biar aku dan anak buahku yg mengurus dan memantaunya, setelah mereka lengah baru kita maju dan tangkap mereka". Tutur Raka.

Mereka bertiga akhirnya sepakat untuk bersikap seperti biasa agar tidak ada yg curiga jika mereka memiliki misi rahasia untuk menangkap dua wanita licik yg berhati iblis itu.

My CEO is My Ex (On Going)Where stories live. Discover now