Pertemuan Oma Renata dan Arunika

33 2 0
                                    

Kemarin sore sepulangnya dari kantor, Arunika mendapat telepon dari Oma Renata yg memintanya untuk bertemu dengan beliau.

Oma Renata juga meminta izin kepada Devian langsung jika beliau ada perlu dengan Arunika dua jam ke depan agar pekerjaan Arunika di alihkan sementara kepada Erick.

Sesuai kesepakatan, disinilah mereka berada di private room Oma Renata yg terletak di lt.15 pojok sebelah kiri, masih satu lantai dengan ruangan Devian dan David, papah Devian.

"Silahkan duduk Arun, jangan tegang saya hanya ingin berbincang - bincang dengan kamu". Ucap Oma Renata meminta Arunika agar duduk di sampingnya. Oma Renata juga tidak lagi memanggil Arunika dengan sebutan Leticia atau Cia karena mengikuti panggilan Devian yg ternyata panggilan Arun itu adalah panggilan kesayangan dari mendiang bundanya dulu.

"Baik Oma". Arunika mendudukkan pantatnya di sofa sebelah Oma Renata. Memang Arunika memanggil Oma Renata dengan panggilan Oma, itu karena Oma Renata sendiri yg meminta Arunika memanggilnya begitu.

Oma Renata menyerongkan tubuhnya agar menghadap Arunika, "Arun apa kamu tau alasan saya mengajak kamu bertemu secara tertutup?". Tanya oma Renata.

"Kurang tau Oma, tapi sepertinya memang ada hal yg sangat penting sampai harus bertemu di ruang private".

"Ya kamu benar, yg pertama Oma ingin mengucapkan terima kasih pada kamu karena telah menolong Oma dari ketiga preman saat di mall, kamu pasti tau siapa dalang di balik kejadian itu dan apa motifnya". Kata Oma Renata sambil menatap Arunika lekat. Oma Renata berkata seperti itu karena mengingat jika ketiga preman itu di bawa oleh orang suruhan Arunika.

"Iya Oma, kebetulan teman saya sempat menyelidikinya jika dalang di balik kejadian di mall itu yg tidak lain merupakan ulah dari ibu tiri Devian tante Marissa, awalnya saya terkejut mendengarnya dan tidak percaya bila seorang menantu tega mencelakai mertuanya sendiri, pasti ada alasan di balik semua itu".

"Tepat sekali, Marissa memang tidak pernah berubah dari dulu, dia melakukan segala cara agar bisa menjadi kaya padahal sebelum menjadi menantu di keluarga Mahawira dia hanya gadis dari kalangan biasa". Tutur Oma Renata yg mengingat tentang bagaimana keadaan Marissa dulu.

"Memangnya siapa yg memilihnya, maksud saya selama saya bekerja disini sepertinya hubungan antara Om David dan tante Marissa kurang harmonis jadi rasanya tidak mungkin jika Om David yg memilih tante Marissa untuk menggantikan mendiang ibu Devian, maaf kalo Arun lancang Oma". Ujar Arunika yg di akhir kalimatnya menundukkan kepalanya, menyadari jika dia terlalu ikut campur masalah pribadi keluarga Mahawira.

"Tidak apa - apa Arun justru Oma memintamu kesini untuk membahas hal ini, dan untuk hubungan David yg menikahi Marissa itu karena permintaan Raline melalui rekaman suara, Raline meminta David untuk menikahi Marissa dan menggantikan posisinya menjadi ibu sambung bagi Devian".

"Rekaman?, maksudnya gimana Oma?". Tanya Arunika penasaran.

"Di dalam rekaman itu Raline berpesan pada David agar mau menikah dengan Marissa dan menggantikannya menjadi ibu sambung untuk Devian, tapi setelah saya putar berulang kali di rekaman itu suara Raline seperti tertekan, entah itu karena kesakitan atau karena memang ada faktor lain, oh ya apa Oma boleh meminta bantuan kamu?".

"Bantuan apa Oma?, Kalo Arun bisa pasti akan Arun bantu".

"Oma sudah mendengar dari papahnya Devian jika kamu adalah putrinya Bagas sahabat David, kalau Oma boleh tau dimana ibu kamu Arun?, sudah lama Oma tidak mendengar kabarnya sejak kematian mendiang Raline yg juga merupakan sahabat ibumu".

Deg

Mendengar Oma Renata menanyakan mendiang bundanya membuatnya kaget, wajah Arunika berubah menjadi sendu dan hatinya pilu saat ada yg membahas tentang mendiang bundanya, dan apa tadi?, mendiang bundanya adalah sahabat dari mendiang mamah Devian?, ini lelucon macam apa, kenapa tebakannya tentang potongan - potongan memory itu semakin jelas dan benar jika bundanya ada kaitannya dengan Marissa dan wanita yg berbaring di brangkar itu...

Tidak itu tidak mungkin, kalau memang dugaannya benar berarti dia adalah satu - satunya saksi mata atas meninggalnya mendiang mamah Devian dan rekaman itu..

Berarti tidak salah lagi jika wanita yg sedang menodongkan pisau untuk wanita yg sedang berbaring di brangkar itu adalah...

Dan sekarang tinggal Arunika memastikan tentang kalung yg melingkar di leher Marissa kepada Oma Renata, Oma Renata pasti tahu semuanya. Jika ternyata dugaannya benar, berarti Marissa juga bisa jadi penyebab meninggalnya bundanya, karena seingatnya wanita itu sempat mengancam bundanya sebelum menyeretnya pergi dari ruang rawat itu.

"Bunda sudah tenang di surga Oma, bunda meninggal 9 tahun yg lalu, padahal 6 bulan sebelumnya bunda cek kesehatan dengan saya tidak memiliki riwayat penyakit yg serius apalagi bunda selama hidupnya selalu menerapkan pola hidup sehat, tapi saat bunda pingsan dan di bawah ke rumah sakit bunda di vonis mengidap penyakit yg langka dan tidak bisa di sembuhkan, 5 jam setelahnya bunda dinyatakan meninggal oleh dokter, saya yg tidak terima dengan diagnosis dokter pun meminta rekam medisnya tapi anehnya mereka tidak mau memberikannya, saya merasa ada kejanggalan dengan meninggalnya bunda yg tiba - tiba Oma, sampai sekarang saya masih tidak terima dengan ini semua". Arunika bercerita sambil mengusap air mata yg membasahi pipinya.

"Berarti bundamu meninggal 2 tahun setelah Raline meninggal, ada yg aneh dengan kematian mereka berdua, seperti ada seseorang di baliknya". Oma Renata berpikir tentang fakta yg baru saja dia dengar dari Arunika, kematian Raline dan Kinara (bunda Arun) seperti di rencanakan oleh seseorang walaupun jangka waktunya 2 tahun, apalagi saat Raline meninggal dengan tiba - tiba Kinara menghilang.

"Oma Arun mau tanya, apa kalung yg di pakai oleh tante Marissa merupakan kalung dari mendiang tante Raline?". Tanya Arunika hati - hati.

"Kamu tau sesuatu?". Oma Renata memicingkan matanya, "Yg di pakai Marissa itu adalah kalung turun temurun dari keluarga Mahawira, entah bagaimana kalung itu bisa ada di tangan Marissa saat Raline meninggal, saat saya tanya Marissa berkata jika kalung itu Raline lah yg menyerahkannya pada Marissa sebagai tanda bahwa Marissa yg akan menggantikannya menjadi istri David". Lanjut Oma Renata.

Beliau menghela nafas panjang, berat rasanya menceritakan peristiwa kelam yg menimpa menantu kesayangannya, mendiang mamah Devian, Raline Adelia. "Oma merasa janggal dengan kematian mendiang mamah Devian karena menurut orang kepercayaan Oma saat mendiang Raline menghembuskan nafas terakhirnya di ruangan itu ada sahabatnya yg menemani dan seorang wanita yg di duga adalah Marissa, orang suruhan Oma juga berkata jika mendengar ada cekcok antara Kinara dan wanita itu, tapi saat pintunya di dobrak di dalam tidak ada orang siapapun selain Raline yg sudah terbujur kaku, Oma mencoba mengecek CCTV yg ada di ruangan Raline tapi CCTV'nya saat itu tidak berfungsi, dan satu - satunya yg menjadi saksi adalah sahabat mendiang Raline yg tak lain adalah bunda kamu karena Kinara lah yg terakhir berada di ruangan itu".

Arunika menggelengkan kepalanya tidak percaya mendengar cerita dari Oma Renata, Arunika memegang kepalanya yg tiba - tiba pusing seperti ingin pecah dan lama - kelamaan tubuhnya menjadi lemas jatuh ke sandaran kursi dengan perlahan matanya gelap dan terpejam, Arunika tidak sadarkan diri.

Oma Renata yg melihat Arunika pingsan pun kaget dan panik, beliau bergegas menelpon Devian agar menuju ruang pribadinya dan juga menyuruhnya untuk menelponkan dokter pribadi keluarga Mahawira.

Devian yg mendengar jika Arunika pingsan pun langsung berlari menuju ruangan sang Oma, Devian juga meminta Erick untuk menelpon Andre dokter pribadinya karena saking paniknya dia melupakan keberadaan ponselnya.

Braakk

Pintu di buka dengan kasar oleh Devian, Devian sangat khawatir jika terjadi sesuatu pada Arunika, dia berlari menuju sofa panjang yg berada di ruangan itu dimana tempat Arunika berbaring, untungnya Arunika dan Oma Renata berbicara di sofa panjang itu jadi saat Arunika pingsan Oma Renata tidak perlu menunggu seseorang datang untuk mengangkat Arunika. "Apa yg terjadi dengan Arun Oma?". Tanya Devian dengan raut wajah panik.

My CEO is My Ex (On Going)Where stories live. Discover now