Marissa di tangkap

45 2 0
                                    

Sehari setelah kepulangannya ke Jakarta Marissa yg siang itu sedang duduk di taman belakang rumah di kagetkan oleh dua orang tamu yg ternyata dari pihak kepolisian membawa surat penangkapan untuknya.

Marissa yg saat itu mentalnya masih terguncang pun langsung berteriak histeris sambil berlari.

"Tidak aku tidak bersalah jangan tangkap aku". Teriak Marissa sambil berlari menjauh dari dua petugas kepolisian.

Dengan sigap kedua petugas kepolisian itu menangkap Marissa yg belum jauh larinya.

"Lepaskan aku.. Aku tidak bersalah". Marissa berontak saat tau salah satu dari kedua petugas kepolisian itu mengeluarkan borgol.

Cekrek Cekrek

"Aku tidak bersalah pak, tolong lepaskan aku". Ucap Marissa mengiba.

Marissa menarik tangannya yg di borgol itu hingga lecet.

"Jangan berontak, anda bisa menjelaskan nanti di kantor polisi". Ucap salah satu petugas kepolisian yg memegangi tangan Marissa, "Cepat jalan!". Serunya lagi.

Marissa dengan pasrah berjalan mengikuti kedua petugas kepolisian yg mengapit dirinya di sisi kanan dan kirinya. Marissa meneteskan air matanya saat dirinya di paksa masuk ke dalam mobil patroli polisi.

Asisten rumah tangga Marina yg melihat Marissa di bawa oleh dua petugas kepolisian pun segera menelpon nyonya'nya yg saat ini sedang berada di butik.

"Hallo ada apa bik?". Tanya Marina yg berada di seberang sana. Marina sebelumnya sudah berpesan pada ART'nya itu kalo terjadi sesuatu dengan adiknya Marissa, sang ART harus segera menelpon dirinya.

"Anu nyonya.. Itu nyonya Marissa di bawa pergi oleh dua petugas kepolisian". Jawab ART Marina dengan gelisah.

"Maksudnya gimana bik?, coba ceritakan detailnya". Ujar Marina penasaran serta was - was mendengar kabar buruk tentang adiknya.

Asisten rumah tangga Marina menjelaskan kronologinya secara detail dari awal kedatangan dua petugas kepolisian sampai Marissa yg di bawa paksa masuk ke dalam mobil patroli polisi sambil tangannya di borgol, Marina syok mendengar penjelasan ART'nya, dalam hatinya bertanya - tanya siapa yg sudah melaporkan Marissa dan menjebloskannya ke dalam penjara.

"Baik bik saya akan segera pulang, terima kasih sudah menghubungi saya". Ucap Marina lalu memutuskan sambungan teleponnya sepihak.

Marina bergegas pergi menuju kantor polisi tempat dimana Marissa di bawa, Marina takut jika penangkapan ini semakin membuat mental adiknya hancur dan stress berkepanjangan yg bisa mengakibatkan gangguan pada kejiwaannya.

Dua puluh lima menit perjalanan Marina sampai di kantor polisi, Marina menanyakan perihal Marissa pada polisi yg bertugas jaga di depan. Marina di arahkan ke sebuah ruangan dimana terdapat Marissa dan tiga orang polisi yg sedang melakukan sesi tanya jawab, disana juga ada seorang pengacara ternama di kota Jakarta dan seorang pria berjas yg Marina ketahui merupakan asisten pribadi tuan David saat mereka menemui Marissa di rumah sakit Bandung kemarin.

Marina menatap miris pada adiknya yg semakin hari hidupnya semakin hancur akibat ulahnya sendiri.

Dari tempatnya berdiri Marina mendengar jika adiknya di tuduh sebagai terdakwa atas kasus pembunuhan yg dilakukannya sebelas tahun silam terhadap mendiang Raline Adelia istri dari tuan David Mahawira. Tubuh Marina menegang di tempat, bagaimana kejadian yg sudah belasan tahun silam di simpannya rapat - rapat kini bisa terbongkar, padahal seingatnya Marissa pernah berkata jika satu - satunya saksi atas meninggalnya Raline sudah di bunuh yaitu Kinara Aulia yg merupakan istri dari Bagas Pranadipta lelaki yg sampai saat ini masih di cintainya.

My CEO is My Ex (On Going)Where stories live. Discover now