Sumpah Miranda

30 2 0
                                    

"Permisi pak, ada yg bisa saya bantu?". Tanya Arunika saat tiba di hadapan Devian. Ya, Devian memanggil Arunika untuk segera ke ruangannya.

"Duduk dulu Run". Ucap Devian bangkit dari kursi kebesarannya menuju sofa yg tidak jauh dari meja kerjanya.

Arunika pun mengikuti langkah Devian dan mendudukkan dirinya di samping Devian.

"Kamu kemarin pulang kerja kemana?". Tanya Devian menatap lekat Arunika.

"Aku ke mall, Kenapa?". Arunika mengernyit bingung, tidak biasanya Devian bertanya kemana dia pergi.

"Kamu pergi bareng cowok, janjian disana ya?". Devian memicing curiga.

"Kok tau, kamu ngikutin aku ya?".

"Enggak, Aku dapet laporan kalo kamu kemaren sedang makan di restoran dengan cowok lain, cowok itu siapa?".

"Dia Johan sahabat aku karyawan kamu juga di bagian divisi pemasaran, aku sengaja janjian di mall memang ada perlu sama dia".

"Kenapa harus berdua?, tidak pamit lagi sama aku, harusnya jika ada perlu dengan cowok lain jangan hanya berdua, salah satu dari kalian harus membawa teman".

"Kan emang itu urusan privasi antara aku sama dia, lagian mau bilang ke kamu juga memangnya aku ini siapa kamu?". tanya Arunika sambil menaikkan alisnya.

"Bukannya kamu kekasih aku ya, kamu sendiri yg bilang di depan Miranda dan semua orang yg ada di restoran kemarin". Devian tersenyum tipis melihat wajah Arunika yg syok.

"Ka-kamu?". Arunika sampai tidak bisa berkata - kata.

"Aku tau semuanya dan aku salut sama keberanian kamu yg bisa melawan Miranda tanpa harus mengotori tanganmu, lain kali kalau ada apa - apa dan mau janjian dengan cowok lain bilang sama aku, bukannya aku meragukan kamu tapi semua orang taunya kamu itu kekasih aku, aku gamau orang - orang menilai kamu buruk padahal mereka gak tau fakta yg sebenarnya". Ucap Devian yg pandangannya tidak pernah lepas dari Arunika.

Dengan sabar Devian menjelaskan pada Arunika agar tidak salah paham dengan perkataannya.

"Iya lain kali aku akan kasih tau kamu".

"Ternyata kamu banyak berubah ya, menjadi lebih dewasa, mandiri, pemberani dan semakin cantik".

"Karena aku gak mau menjadi Arunika yg lemah, hanya mengandalkan seseorang dan berlindung di belakangnya". Ucap Arunika menghembuskan nafasnya kasar, "Hidup ini semakin kejam jika kita hanya berdiam diri dan tidak mau melawannya". Imbuhnya lagi.

"Ya aku setuju dengan pendapat kamu, wanita pun harus mempunyai keberanian setidaknya untuk melindungi dirinya sendiri". Kata Devian, "Oh ya bagaimana ceritanya kamu bisa tau kalo Miranda itu selingkuhannya pria beristri dan kamu juga bisa menghadirkan wanita itu di hadapan semua orang, apa kamu mengenalnya?".

"Minggu lalu sebelum acara makan malam itu aku gak sengaja dengar Miranda yg mengaku hamil anak dari pria pria paruh baya itu, dan setelah aku selidiki ternyata memang Miranda sengaja menggoda pria itu untuk memoroti hartanya, belum genap satu bulan sang istri dari pria itu mengetahui perselingkuhannya dan si pria memilih meninggalkan Miranda, Miranda yg tidak terima mengajak bertemu si pria dan mengaku hamil, tapi si pria tidak percaya dan melakukan tes DNA, dan hasilnya negatif, suami istri itu murka karena merasa sudah di tipu oleh Miranda dan di kuras hartanya berniat melaporkan Miranda pada pihak berwajib, belum sampai hal itu terjadi Miranda malah nekat mencelakai si pria hingga terluka parah". Jelas Arunika panjang lebar.

"Tapi kenapa kemarin wanita itu bisa ada di restoran?".

"Percaya gak kalo aku punya anak buah?". Bukannya menjawab, Arunika malah balik bertanya pada Devian. Devian yg tidak percaya pun langsung menggeleng cepat. Dalam pikiran Devian mana mungkin seorang Arunika yg dulunya terkenal lemah lembut mempunyai anak buah, membunuh ulat saja Arunika tidak tega apalagi sampai memiliki anak buah yg pastinya itu mengarah pada hal berbau fighting.

"Percaya atau tidak yg jelas wanita itu datang karena di bawa oleh orang suruhanku, aku memang berniat membantu wanita itu agar Miranda mengakui kesalahannya dan semoga dia bisa berubah setelah mendapatkan balasan atas perbuatannya".

"Tapi aku ragu jika seorang Miranda bisa berubah, yg ada dia malah dendam sama kamu dan menjadi lebih gila lagi".

"Kamu keliatan mengenal Miranda banget, sedekat itu kamu dengan dia".

"Ya karena selama dua tahun terakhir dia selalu nempelin aku, walaupun udah aku kasarin dan permaluin tapi medusa satu itu memang tidak pernah kapok".

"Seneng dong kamu di tempelin cewek sexy kayak dia".

"Bukannya seneng yg ada jijik aku sama dia". Devian bergidik ngeri, "Kamu cemburu ya". Goda Devian menaik turunkan alisnya.

"Gak, ngapain aku cemburu sama cewek kayak dia, cantikan juga aku". Ucap Arunika yg kelewat PeDe. Memang benar sih Arunika cantiknya tak ada obat.

"Iya memang kamu cantik.. Cantik banget malah.. Bidadari aja insecure liat kecantikan kamu". Kata Devian yg memandang wajah Arunika tidak berkedip.

"Apasih.. Gombal". Arunika yg di pandang seperti itu menjadi salah tingkah hingga mengalihkan wajahnya yg sudah memerah seperti kepiting rebus.

***

Lain halnya dengan Miranda yg saat ini kesakitan karena di seret paksa oleh anak buah wanita paruh baya yg menghampirinya di restoran tadi, Miranda di bawa ke gudang rumah wanita itu sampai Miranda mau mengakui perbuatannya dan mengembalikan uang yg sudah suaminya berikan padanya sekaligus menanggung biaya berobat suaminya yg sudah di celakai oleh Miranda. Miranda yg di perlakukan seperti itu bukannya introspeksi dan menyesali perbuatannya malah semakin menaruh dendam pada Arunika dan berjanji akan membalas dengan kejahatan yg berkali - kali lipat. Miranda juga berencana membuat keluarga wanita paruh baya ini menjadi hancur karena telah berani mempermalukannya di tempat umum.

Miranda menggedor - gedor pintu gudang, dia memberontak dan melampiaskan amarahnya pada barang - barang yg tersimpan rapi di dalam gudang hingga gudang yg semula rapi kini menjadi seperti kapal pecah.

Miranda menyusun rencana agar bisa keluar dari sini, dia juga tidak berniat memberikan uang yg di minta oleh wanita itu. Padahal niat wanita paruh baya itu baik, wanita itu tidak mau melanjutkan perkara ke kantor polisi selagi Miranda mau memberikan uang atas apa yg dilakukannya, wanita itu memilih jalan damai dari pada mempermasalahkannya di meja hijau.

Sebelum memasukkan Miranda ke gudang, wanita itu sudah menyita barang - barang berharga Miranda seperti ponsel beserta tasnya agar tidak bisa kabur dan meminta bantuan pada keluarganya, wanita itu juga menempatkan banyak penjaga di sekitar gudang tanpa Miranda ketahui. Mungkin jika tiga hari Miranda tidak ada inisiatif damai, wanita itu akan melaporkan Miranda pada pihak yg berwajib, sangat mudah menjebloskan Miranda ke penjara karena sudah banyak bukti kejahatan yg Miranda lakukan selama ini, entah itu sama keluarganya atau keluarga orang lain.

Dorr dorr doorr

Gedoran pintu masih terus menggema dan semakin keras, di susul teriakan Miranda dengan suara lantang, "Buka pintunya, kalian akan menyesal sudah berurusan dengan gue, gue akan membalas semua perbuatan kalian dengan sangat keji. Terutama lo Arunika, Gue tidak akan ngelepasin lo kali ini dan gue pastiin lo tidak akan bisa mendapatkan Devian, karena Devian hanyalah milik gue, hahahaha". Miranda tertawa sambil meneteskan air matanya, hatinya sakit dan kecewa mengingat banyaknya penolakan dari Devian, puncaknya makan malam kemarin, Miranda menjadi setengah gila karena obsesinya pada Devian, kurang apa dirinya yg selalu mencintai dan menunggu Devian dua tahun ini, Miranda tidak pernah menjalin hubungan serius dengan laki - laki lain karena menunggu Devian menerima cintanya, tapi saat mendapat penolakan lagi dari Devian, Miranda akan melampiaskannya dengan berhubungan intim dengan seorang pria yg membayarnya atau menggoda pria yg sudah beristri seperti yg di lakukannya pada suami wanita paruh baya ini.

My CEO is My Ex (On Going)Where stories live. Discover now