Perjanjian Selena dan Erick

24 2 0
                                    

Seluruh jagad raya di gemparkan dengan berita tertangkapnya Bondan, mulai dari media sosial, televisi hingga surat kabar semua memuat berita yg sedang hot di perbincangkan, banyak fakta - fakta terkuak yg mengejutkan publik, di mulai dari terlibatnya Bondan dalam kasus penggelapan dana perusahaan xxx, investasi bodong, dan bisnis penyelundupan barang ilegal yg selama ini telah di gelutinya.

Banyak para investor yg menarik sahamnya dari perusahaan Pranata Group setelah mendengar berita tersebut, para rekan bisnis Pranata Group ikut kaget mendengar kabar tertangkapnya Bondan, padahal yg mereka tau sosok Bondan merupakan pebisnis yg ulet dan gigih, ternyata di balik itu semua ada fakta besar yg membuat perusahaan Bondan tetap bisa stabil dan bersaing dengan perusahaan besar lainnya di era yg serba canggih ini.

Karena berita tersebut juga perusahaan Pranata Group terancam pailit dan menyisakan hutang yg tidak sedikit, bahkan Dominic selaku Daddy dari Selena pun marah besar, dia merasa tertipu dan di bodohi oleh janji manis Bondan.

Dominic dengan amarah yg menggebu mendatangi kediaman Pranata, disana dia mencari - cari Erick untuk di mintai pertanggung jawaban atas ulah Bondan. Dengan tidak sabaran Dominic menggedor - gedor pintu supaya penghuninya keluar. Dominic merasa kecolongan karena lengah tidak mengawasi Bondan, dia di sibukkan dengan menghilangnya putri semata wayangnya, Selena Raquella. Dominic yg baru - baru ini mendapat laporan dari anak buahnya jika sebelum Selena menghilang ternyata Selena bertemu dengan Bondan di sebuah cafe. Mendengar laporan itu amarah Dominic semakin tidak terkendali, dia bersumpah jika sampai Selena terluka, Dominic akan membuat Bondan membusuk di penjara dan menghancurkan seluruh keluarga Pranata. Bukan hanya itu saja, Dominic juga akan mengakusisi perusahaan Pranata group supaya tidak ada lagi sumber penghasilan untuk keluarga Pranata, baru setelah itu dia akan menjadikan mereka sebagai pesuruhnya. Sungguh kejam Dominic, tapi jika mengingat berapa banyak uang yg sudah di gelontorkan Dominic untuk membantu Bondan memang tidak sedikit, waktu itu Bondan meminjam uang pada Dominic sekitar 2 Milyar dengan alasan jika perusahaannya sedang kekurangan dana untuk meluncurkan produk terbarunya, namun sampai sekarang produk itu juga tidak di luncurkan, uang yg dari Dominic itu Bondan gunakan untuk memperluas jaringan bisnis barang ilegalnya.

Ceklek

Pintu terbuka, muncul lah sosok wanita paruh baya dengan pakaian seragam lengkap khas asisten rumah tangga.

"Maaf tuan cari siapa?". Tanya Bi Titin pelayan di keluarga Pranata.

"Saya ingin bertemu dengan Nyonya Pranata beserta putranya". Ucap Dominic datar. Wajahnya yg datar dengan pandangan tajam menatap lawan bicaranya membuat bi Titin gemeteran.

"Ma-maaf Tu-tuan, Nyonya dan tuan muda sedang pergi". Jawab bi Titin gemeteran.

"Kemana?".

"Aa-anu Tuan, me-mereka pergi ke kantor polisi menjenguk tuan besar". Mendengar itu Dominic menyeringai, tanpa sepatah kata apapun, Dominic meninggalkan kediaman Pranata.

***

"Erick tolong lepasin aku, aku janji gak akan ganggu kamu lagi, please.. ". Mohon Selena yg saat ini di sekap di sebuah rumah terpencil yg berada di tengah - tengah hutan.

"BERISIK". Bentak bodyguard berbadan kekar yg berjaga di depan kamar Selena.

Selena yg mendapat bentakan menjadi takut dan beringsut duduk di pojok kamar itu sambil memeluk kedua lututnya. Selena tidak menyangka perbuatannya yg menipu dan ingin menjebak Erick berbalik menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Selena memang tidak di siksa, tapi dia di asingkan di tengah hutan yg entah berada di daerah mana Selena sendiri pun tidak tahu. Semua barang pribadi milik Selena di asingkan agar dia tidak bisa meminta bantuan pada keluarganya. Rasanya Selena ingin pergi dari sana, tapi apalah daya dia tidak punya handphone untuk meminta bantuan pada keluarga ataupun teman - temannya, seandainya dia di beri kesempatan untuk bebas, Selena janji akan berubah menjadi wanita yg lebih baik lagi dan meminta maaf pada orang - orang yg pernah dia dzolimi.

Sebenarnya Selena mempunyai pribadi yg baik, tapi karena pergaulannya dan terlalu di manjakan oleh Dominic sehingga membuat Selena menjadi gadis arogan dan banyak drama karena menurut pemikiran Selena apapun yg dia inginkan harus terwujud. Selena terbiasa selalu mendapatkan apa yg dia inginkan, sehingga saat mendapat penolakan Selena akan berbuat segala macam cara agar keinginannya tercapai.

"Bagaimana keadaannya?". Tanya seseorang yg berada di depan pintu kamar Selena. Suaranya sangat familiar di telinga Selena, siapa lagi kalo bukan Erick pranata lelaki yg menjadi obsesinya hingga nekat berbuat gila.

"Sepertinya nona Selena tertidur karena kelelahan tuan, tadi dia masih berontak menggedor pintu minta di bebaskan". Jelas sang Bodyguard yg berjaga di depan pintu kamar Selena.

"Buka pintunya". Perintah Erick pada bodyguard di depannya.

Ceklek

Pintu terbuka, dapat Erick lihat bagaimana suasana kamar yg di tempati Selena, kamar yg semula rapi sekarang berubah seperti kapal pecah.

Erick berjalan mendekati Selena yg masih berjongkok sambil menelungkupkan wajahnya di lipatan tangan dan kaki.

"Len, are you okay?". Tanya Erick sambil menyentuh bahu Selena yg bergetar, menangis.

Selena mendongakkan wajahnya menatap Erick yg mendudukkan setengah badannya di samping Selena.

"No, please let me go, i promise i won't bother you anymore". Lirih Selena dengan tatapan penuh harap, semoga saja Erick berbaik hati mau mengabulkan permintaannya.

"Oke, tapi ada syaratnya". Erick menghela nafas panjang, dia harus melakukan ini agar masalahnya dengan daddy Selena bisa terselesaikan dan tidak berimbas kemana - mana, Erick tidak mau kalo bundanya menjadi terbebani dengan kedatangan Dominic yg pasti akan membicarakan perihal ayahnya. Erick yg tadi baru mendapat telepon dari asisten rumah tangganya yg berkata jika tadi ada seseorang pria paruh baya sedang mencarinya beserta bundanya, setelah di sebutkan bagaimana ciri - ciri dari pria paruh baya tersebut, Erick sangat yakin jika yg datang ke rumahnya adalah Dominic, Daddy Selena.

"Apapun syaratnya akan aku lakukan asalkan aku bisa bebas". Ujar Selena dengan senyum tipisnya, Selena senang akhirnya dia bisa bebas menghirup udara segar setelah seminggu lebih terkurung disini.

"Sebentar". Erick melangkah keluar dari kamar Selena, lima menit kemudian Erick kembali dengan membawa map merah beserta bolpoin. Di sodorkannya map itu di hadapan Selena.

"Baca, jika lo setuju bisa tanda tangan disitu". Ucap Erick sambil menunjuk selembar kertas itu dengan dagunya.

Selena menerimanya dengan kernyitan dahi, namun setelah membuka dan membaca isi dari map tersebut Selena mengangguk setuju.

"Aku setuju". Tanpa ragu Selena menandatangani surat perjanjian antara dia dan Erick. Di sodorkannya kembali map merah itu kearah Erick, dan setelah Erick mengeceknya, Erick menyeringai puas akhirnya satu masalah selesai, baru nanti Erick akan memikirkan masalah perusahaannya yg saat ini sedang berada di ujung tanduk.

"Besok lo akan di bawa kembali ke kota, jadi bersiap - siaplah dan ingat perjanjian kita". Setelah mengatakan itu, Erick berlalu begitu saja dari hadapan Selena.

Selena menatap kepergian Erick dengan sendu, hatinya sakit mengingat isi dari surat perjanjian itu, semua pengorbanannya selama ini sia - sia, Selena tidak akan pernah bisa memiliki Erick meski hanya raganya saja.

"Huft.. Semoga kamu bahagia dengan pilihanmu, aku akan tetap mencintaimu meski tak bisa memilikimu". Gumam Selena yg masih menatap bayangan Erick yg semakin jauh di depannya dan hilang di balik tembok.

My CEO is My Ex (On Going)Where stories live. Discover now