Pemilik Hatiku

32 1 0
                                    

Setelah keluar dari rumah sakit Mario mengemudikan mobilnya kencang menuju pinggiran kota, disana Mario memiliki sebuah rumah kecil yg terletak jauh dari pemukiman warga, Mario sengaja membawa Melisa kesana untuk mengasingkannya sambil menunggu kandungan Melisa cukup usia untuk melakukan tes DNA. Mario juga menyita ponsel serta dompet Melisa agar tidak bisa kabur darinya.

Melisa yg awalnya saat di perjalanan berontak dan marah terhadap Mario sekarang hanya bisa diam saat melihat suasana yg sunyi dan sepi tidak ada rumah di sekitarnya, dalam hati Melisa takut kalo Mario berbuat macam - macam padanya terlebih pada janin yg berada dalam kandungannya, Melisa memilih menurut pada Mario sambil memikirkan cara untuk keluar dari tempat ini.

"Masuk Mel". Ucap Mario dingin saat melihat Melisa masih berdiri di ambang pintu menoleh ke kanan dan kiri melihat keadaan tempat tinggalnya yg sangat sepi.

"Kenapa kita tinggal disini Yo, kenapa gak kembali ke jakarta saja, disana kita bisa mencari tempat tinggal yg baru agar Marissa dan kakaknya tidak bisa menemukan kita". Kata Melisa yg sudah masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi berbahan kayu yg berada di ruang tamu.

"Gak semudah itu Mel, anak buah Marissa itu sangat pintar menemukan keberadaan lawannya meski berpindah tempat sekalipun, lagian apa salahnya menetap disini aku rasa aman - aman saja asalkan kamu bersamaku". Mario menyunggingkan bibirnya sinis pada kalimat terakhirnya. Melisa yg melihat itu menjadi was - was, Melisa tau jika kalimat terakhir Mario mengandung makna tertentu. Entahlah semoga setelah ini tidak terjadi hal buruk padanya.

"Ka-kamu ma-u a-pa Yo?". Tanya Melisa terbata sambil berdiri saat melihat Mario berjalan mendekatinya dengan wajah dinginnya tidak lupa seringai di bibirnya.

"Tentu aku mau kamu Melisa". Ucap Mario datar dengan tatapan mata menyorot tajam pada Melisa.

"Jangan sakiti aku Yo.. aku mohon, ingat saat ini aku sedang mengandung benihmu". Lirih Melisa saat jarak dirinya dan Mario sudah dekat, bahkan Melisa posisinya sudah tersudut di pojok ruang tamu.

"Apa kamu yakin itu anakku". Mario mencengkeram rahang Melisa dengan erat hingga tubuh Melisa gemeteran. Wajah Mario merah padam mengingat apa yg sudah dia korbankan untuk wanita di depannya ini, tapi dengan gampangnya Melisa selingkuh di belakangnya hingga mengandung benih dari lelaki lain.

"I-iya i-ni a-nakmu, a-nak kan-dungmu". Melisa tergagap namun tidak berani menatap wajah Mario yg terlihat sangat menyeramkan saat marah.

"Tatap aku Mel, katakan sekali lagi jika itu adalah anakku". Mario mendongakkan wajah Melisa agar menatap kearahnya, cengkeraman di dagunya semakin di tekan. Mario menatap Melisa dengan tatapan intimidasi.

"A-aku...". Melihat Melisa yg tidak bisa mengulang kalimatnya membuat Mario geram, dengan kasar Mario melepas cengkeramannya hingga wajah Melisa menoleh ke samping, Mario merogoh saku celananya mencari ponselnya, dia mengotak atik sebentar hingga satu menit kemudian Mario mengarahkan layar ponselnya ke wajah Melisa.

"Kenapa gak di lanjutin, lo gak bisa bohongin gue Mel karena gue punya semua bukti perselingkuhan lo, lihat ini". Melisa terkejut melihat video mesum antara dirinya dan selingkuhannya, dalam hati Melisa berkata 'bagaimana mungkin Mario bisa mendapatkan video itu'.

Lalu video selanjutnya berisi tentang percakapannya dengan selingkuhannya setelah adegan panasnya di ranjang, dalam video itu Melisa mengaku tengah berbadan dua kepada selingkuhannya, tapi selingkuhannya malah mengusulkan agar Melisa mengakui benihnya sebagai anak Mario. Melisa setuju dengan ide selingkuhannya dan Melisa memutuskan kembali pada Mario yg saat itu sudah menjadi selingkuhan Marissa, Mario yg sudah di butakan oleh cintanya pada Melisa dengan mudah menerima Melisa kembali bahkan Mario menuruti setiap keinginan Melisa yg meminta uang untuk ini dan itu. Mario tidak pernah curiga terhadap Melisa yg jarang ada waktu untuknya.

My CEO is My Ex (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang