Penangkapan Bondan

25 2 0
                                    

Di sebuah dermaga, tempat yg biasa di gunakan untuk menurunkan atau mengangkut barang - barang yg akan di ekspor - impor ke luar negeri, Bondan memimpin anak buahnya untuk bergerak cepat agar tidak ada yg mengetahui aksinya menyelundupkan barang ilegal. Selama ini Bondan membayar keamanan yg berjaga di sekitar dermaga agar mereka bisa tutup mulut saat melihat apa yg dia lakukan. Bondan juga merogoh kocek yg lumayan banyak untuk membayar anak buahnya yg bekerja dengan sangat rapi.

Saat hampir selesai dengan pekerjaannya, para anak buah Bondan yg berjaga di luar tiba - tiba di kepung dengan sekelompok preman bertopeng. Dengan mudah para preman itu melumpuhkan anak buah Bondan yg saat itu berjumlah sepuluh orang. Para preman itu tak lain adalah Raka dan teman - temannya, Raka dan teman - temannya masuk ke dalam kapal yg di yakini ada Bondan dan anak buah lainnya yg sedang melancarkan aksinya. Mereka berpencar mengecek satu per satu ruangan di dalam kapal tersebut, Raka yg memimpin penyerangan melangkah menuju ruangan terakhir yg belum di cek, dengan langkah perlahan Raka membuka pintunya dan gotcha.. Bondan dan anak buahnya sedang melakukan pengecekan terhadap barang yg akan di selundupkan kali ini, dengan gerakan cepat teman - teman Raka mampu meringkus anak buah Bondan yg berjumlah 6 orang, masih ada 2 orang kepercayaan Bondan dan juga Bondan sendiri. 2 orang kepercayaan Bondan itu sama liciknya dengan Bondan, gerak - geriknya tidak bisa di tebak, karena tidak ingin membuang waktu Raka mengomando 4 temannya yg tersisa untuk melakukan penyerangan terhadap kedua orang kepercayaan Bondan. Sedangkan teman - teman Raka lainnya yg sudah berhasil meringkus anak buah Bondan keluar dari kapal dan membawanya menuju mobil yg sudah mereka siapkan untuk aksi penangkapan Bondan, mereka sengaja memarkirkan mobilnya lumayan jauh dari dermaga agar tidak di ketahui oleh anak buah Bondan yg sedang berjaga di luar kapal.

Aksi baku hantam masih berlanjut dengan kubu Bondan yg sudah mulai kehabisan tenaga karena lawan mereka lebih kuat dari yg biasa mereka hadapi, apalagi dari kubu Raka yg menyerang 4 orang sedangkan kubu Bondan hanya sisa 2 orang kepercayaannya saja. Bondan masih terkejut dan belum bisa berfikir jernih jika dia mendapat serangan mendadak, dalam benaknya bagaimana aksinya bisa terendus dan bocor hingga ada orang yg mengetahuinya, dan kemana anak buah yg berjaga di depan kapal itu padahal jumlah mereka tidak sedikit, mereka tidak mungkin secepat itu tertangkap, karena sejak tadi Bondan tidak mendengar sedikitpun perkelahian yg terjadi di luar.

Tanpa sepengetahuan Bondan, Raka dan teman - temannya menaklukkan anak buah Bondan dengan cara rapi, salah satu dari mereka menyemprotkan asap bius di sekitar kapal agar siapapun yg menghirupnya akan tertidur.

Dengan tendangan memutar yg di layangkan Raka tepat di dada Bondan mengakhiri aksi perkelahian itu, begitu juga dua orang kepercayaan Bondan yg sudah lebih dulu di ringkus oleh teman - teman Raka. Memang Raka mengkode teman - temannya agar tidak membantunya saat dia melawan Bondan, karena Raka ingin menangkap Bondan dengan tangannya sendiri.

Bondan terjatuh di lantai akibat tendangan dari Raka, dari mulutnya memuntahkan cairan kental yg berwarna merah, dan lima menit kemudian Bondan lemas tidak sadarkan diri. Raka bergegas memerintahkan teman - temannya mengangkut Bondan ke dalam mobil yg sama dengan yg di naiki oleh anak buahnya, sedangkan dia mengamankan barang bukti yg akan dia serahkan pada pihak berwajib.

Raka sangat berterima kasih pada Arunika karena darinya lah Raka mendapat informasi jika Bondan akan melakukan aksinya. Sedangkan Arunika tahu soal itu dari Erick yg waktu itu mengajaknya untuk menemui Bondan agar mau mengaku dimana dia menyembunyikan Kiara. Awalnya Arunika tidak paham dengan bahasa Bondan yg menggunakan bahasa isyarat, namun setelah mempelajari dari Raka, Arunika paham jika saat itu Bondan tengah menyusun rencana untuk melakukan aksinya. Dengan bantuan Arunika yg ikut menyusun strategi penangkapan Bondan, Raka akhirnya dapat menuntaskan misinya.

Kini Bondan dan anak buahnya di kirim ke lapas, mereka di tempatkan di tempat yg sama kecuali Bondan di tempatkan di lapas bawah tanah. Bondan sengaja di pisahkan dari anak buahnya karena kesalahan Bondan tidak hanya melakukan penyelundupan barang ilegal tapi dia juga terlibat kasus penyelewengan dana di perusahaan xxx dan masih banyak lagi kasus - kasus kecil lainnya yg Bondan lakukan selama ini.

"Mission complete". Ujar Raka pada teman - temannya.

***

Berbeda dengan Raka, sepulang dari kerja disinilah Arunika berada, di mansion keluarga Pranadipta. Mansion yg sudah sejak 9 tahun yg lalu dia tinggalkan ternyata masih sama persis dari terakhir kali dia datang kesini pada saat kepergian sang Oma yg menyusul bundanya.

Alih - alih menetap di mansion sesuai permintaan Oma'nya sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Arunika lebih memilih hidup biasa di apartement yg cukup sederhana dari pada tinggal di mansion yg akan membuatnya teringat akan keluarganya terutama sosok sang bunda. Itulah mengapa banyak yg beranggapan jika Arunika hanyalah gadis yatim piatu dan tidak jelas asal usulnya, padahal semua itu hanya alibi ayahnya untuk mengelabuhi musuhnya, data pribadi tentang Arunika juga di kunci keamanannya agar tidak bisa di retas oleh hacker handal sekalipun.

Bagas Pranadipta ayah Arun melakukan itu supaya para pesaingnya tidak tau keberadaan putrinya, karena jika sampai mereka tau keberadaan Arunika, mereka akan menggunakan Arunika sebagai alat untuk menjatuhkan perusahaan Bagas. Apalagi Bagas juga tidak bisa 24 jam melindungi Arunika meski sudah menempatkan banyak pengawal yg mengawasi Arunika dari kejauhan. Bagas hanya ingin Arunika merasakan hidup tenang layaknya gadis biasa yg tidak tertekan oleh keadaan karena masalah orang tuanya.

Arunika menghela nafas panjang saat kakinya memasuki kamar mendiang bundanya, banyak buku - buku yg berjejer rapi di meja belajar yg biasa di tumpuki buku novel, biografi, dan ensiklopedi. Saat Arunika mendekat kearah meja itu, fokusnya tertuju pada buku bersampul merah muda dengan hiasan bunga di depannya. Dengan perlahan Arunika menarik buku itu yg terselip di antara banyaknya buku - buku koleksi bundanya. Di amatinya buku yg ada di tangannya, ternyata buku itu adalah buku diary sang ibunda tercinta.

Saat membuka sampul pertama, Arunika di suguhkan oleh foto mesra sepasang suami istri yg tak lain adalah ayah dan bundanya sewaktu masih muda. Arunika membelai wajah keduanya dengan usapan lembut, hatinya yg memang sudah menumpuk rindu kini tidak bisa terbendung, di ambilnya foto itu dan di dekapnya erat, derai air mata berjatuhan menggambarkan betapa rindunya Arunika pada sepasang suami istri itu, hatinya pedih saat teringat kepergian sang bunda, Arunika yg kelihatan tegar dan mandiri saat di luar menjadi rapuh dan kalah saat di hadapkan dengan sesuatu yg menyangkut mendiang bundanya, padahal dia pernah berjanji pada almarhum bundanya jika tidak akan menangisi kepergian bundanya dan mengikhlaskan semua yg menimpanya. Namun hanya menatap foto bundanya saja tangisannya luruh kembali.

Setelah menenangkan hatinya, Arunika memilih beranjak dari meja itu dan tidak lupa menyimpan buku diary bundanya kedalam tasnya. Saat akan melangkah, kakinya tidak sengaja menendang sebuah kardus di bawah meja itu, Arunika mengangkat kardus itu yg ternyata isinya adalah...

"Tidak.. Ini tidak mungkin". Lirih Arunika yg syok dengan apa yg dia lihat di dalam kardus itu.

My CEO is My Ex (On Going)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora