Makan Siang

25 2 0
                                    

Arunika melangkahkan kakinya memasuki lobby dengan wajah cerahnya, setelah kemarin izin sakit, hari ini dia memutuskan untuk kembali bekerja, tidak enak rasanya jika terlalu lama izin padahal dia anak baru walaupun izinnya karena sakit.

Dari arah belakang Ayu memanggilnya sambil berlari kecil untuk mensejajarkan langkahnya dengan Arunika.

"Apa lo udah sembuh Run?". Tanya Ayu sambil mengamati wajah Arunika yg masih agak pucat. "Harusnya jika masih belum sehat gak usah masuk dulu, liat deh wajah lo masih keliatan pucat". Lanjutnya.

"Gue udah mendingan, gapapa kok dari pada di apartement juga tidak ada temannya lagian gue itu anak baru tidak enak jika izin terlalu lama".

"Elo itu izin sakit bukan izin untuk yg aneh - aneh Run, lagian kenapa harus tidak enak sih, udah mending lo balik lagi aja dari pada nanti pak boss tambah khawatir". Goda Ayu di akhir kalimatnya.

"Lo bicara apa sih Yu". Arunika mengalihkan pandangannya ke segala arah agar tidak menatap Ayu, Arunika tidak ingin ada yg tau tentang hubungannya dengan Devian, Arunika juga lupa menanyakan pada Johan tentang perkataannya yg waktu di kantin dulu, Johan seperti mengetahui sesuatu tentang hubungannya dan Devian.

"Hahaha.. Bercanda kali, ciiee ada yg salting, tapi beneran loh Run waktu lo pingsan kemarin pak Devian kelihatan panik".

"Mana mungkin ngaco deh, lagian lo tau dari mana?".

"Kan gue yg nganterin dokter Andre ke atas, gue juga ikut masuk ke ruangan pribadi nyonya Renata untuk membawa teh hangat buat lo, tau sendiri kan tidak sembarang orang boleh masuk ke ruangan pribadi nyonya Renata, lo dan gue termasuk orang yg beruntung". Arunika yg mendengar cerita Ayu menjadi ketar - ketir jangan sampai Ayu bertanya macam - macam tentang mengapa dia bisa berada di ruangan Oma Renata.

"Yu, kayaknya gue harus naik ke atas dulu deh sebelum pak Boss datang, gue mau ngecek jadwal pak Boss hari ini". Arunika bergegas pamit pergi untuk menghindari Ayu sementara waktu, mungkin setelah Arunika siap, dia akan menceritakan tentang dirinya pada ketiga sahabat barunya Ayu, Tika dan Johan.

"Oke hati - hati, kalo masih kurang enak badan sampai nanti siang lo bisa minta izin dan pulang terlebih dahulu, gue rasa pak Devian bakalan ngerti kok". Ayu yg khawatir dengan sahabatnya.

"Thanks udah perhatian dan khawatir ama gue, tenang aja gue kan cewek strong". Ucap Arunika sambil tersenyum di akhir kalimatnya. Setelahnya dia melangkah menuju lift yg akan membawanya menuju lt.15 ruangannya.

***

Clarissa hari ini akan mulai menjalankan rencananya dengan Marissa, hal pertama yg dia lakukan adalah mendekati Arunika dan membuat Arunika percaya kepadanya seperti dulu lagi, dengan begitu dia akan mudah mendekati Devian kembali.

Clarissa berada di dalam mobil menuju perusahaan MW Group, sesaat dia menoleh kearah ponselnya yg berdenting tanda ada chat masuk dari Marissa, saat mobil Clarissa berhenti di lampu merah, Clarissa membuka chat dari Marissa yg isinya..

(Saya akan pantau kamu dari jauh, pastikan mereka percaya dan nerima kamu menjadi sahabatnya lagi, dan jangan membuat mereka curiga jika tidak ingin rencana kita gagal total). Itulah sederet pesan dari Marissa.

Clarissa yg membaca pesan itu menghela nafasnya panjang, berat rasanya dia menjadi perempuan jahat kembali, tapi Clarissa harus melakukan semua ini, dan semoga kedepannya tidak ada yg menghalangi rencananya.

Dua puluh menit kemudian, Clarissa tiba di Perusahaan MW Group tepat lima belas menit sebelum jam istirahat, dan Clarissa rasa lima belas menit cukup untuk membujuk Arunika agar mau makan siang bersamanya dan sekalian mengajak Devian ikut serta. Jika Arunika yg meminta Devian untuk ikut serta makan siang bersama, tentunya Devian tidak akan nolak, beda lagi jika Clarissa yg mengajak Devian, baru bicara dan mendekat saja sudah mendapatkan kata - kata pedasnya.

Usaha Clarissa tidak sia - sia, dia dengan mudah membuat Arunika menyetujuinya dan disinilah mereka berada di Kay's Cafe seberang jalan perusahaan MW Group.

"Kalian mau pesan apa?". Tanya Clarissa yg sudah memesan makanan terlebih dulu.

Mereka duduk di luar sambil menikmati cuaca yg mendung ini, pemandangan di luar sangat indah apalagi di Kay's Cafe ini ada spot fotonya dan juga instagramable.

"Gue steak sama lemon tea 1". Ucap Erick. Ya, Erick memang ikut mereka makan siang bersama karena Devian lah yg meminta, Devian merasa tidak enak jika dia hanya lelaki seorang diri yg diapit oleh dua gadis di kanan kirinya.

"Kamu mau pesan apa Run?, mau seperti biasanya?". Tanya Devian lembut yg tatapannya tidak pernah lepas dari wajah cantik Arunika.

Arunika mengangguk sambil menyebutkan pesanannya, "Beef black paper sama lemon tea 1".

"Saya samain aja dengan kekasih saya mbak". Ucap Devian pada pelayan cafe itu.
Setelah mencatatnya, pelayan itu pergi untuk menyiapkan pesanannya.

Clarissa berdehem singkat untuk mencairkan suasana, "Ehemm.. Kapan kalian balikan?". Tanya Clarissa sambil melihat kearah Arunika dan Devian bergantian, "Kok gak ada yg ngasih tau aku, harusnya kamu nraktir kita - kita Dev sebagai tanda PB alias pajak balikan". Ucapnya lagi menatap Devian yg acuh tak acuh padanya.

"Bukan urusan lo juga kan kalo gue balikan kapan, lagian kita gak sedekat dulu dan gue peringatin jangan macem - macem apalagi sampai ngeracuni otak cewek gue dengan rencana murahan lo itu". Sinis Devian sambil ekor matanya melirik dua meja menyerong ke kiri di belakangnya yg saat ini sedang di tempati oleh seorang ibu - ibu dengan pakaian anehnya, bagaimana tidak di bilang aneh jika berada di restoran ibu itu memakai kaca mata hitam dan tidak melepas maskernya, apalagi gerak - gerik ibu itu mencurigakan, Devian merasa ibu - ibu itu selalu menatap kearah mejanya meski Devian tidak melihatnya langsung.

"Maksud kamu apa Dev?, kenapa kamu selalu sinis kepadaku padahal aku sudah berkali - kali meminta maaf atas kejadian dulu, lagian aku juga sudah mendapat pengganti kamu kok, jadi kita berdamai aja ya gak usah ungkit yg dulu - dulu dan aku janji gak akan ganggu hubungan kamu dengan Arun". Ucap Clarissa yg sudah lelah mendapat tatapan sinis dari Devian jika sedang bertemu.

"Terserah gue lah, lagian kalo lo emang sudah punya pengganti gue harusnya lo gak disini, tapi bersama gebetan lo". Devian tersenyum menyeringai.

"Aku kesini ingin melihat langsung keadaan Arun, aku dengar dia kemarin sakit". Mendengar penuturan Clarissa membuat dahi Devian mengernyit, dari mana Clarissa tahu jika Arunika sakit.

"Darimana lo tau jika Arun sakit?, Lo mata - matain cewek gue?". Devian memicing matanya curiga menatap Clarissa.

"Sudah Dev gak usah berdebat ya, gak enak di lihat pengunjung lain". Ucap Arunika mencoba menenangkan Devian dengan mengelus punggungnya. "Aku yg memberi tahu Clarissa  karena kemarin dia sempat chat ke aku dan nanyain kabar aku". Imbuhnya.

"Kamu harus hati - hati dengan orang di sekitarmu Arun, jangan mudah percaya dengan apa yg kamu liat baik belum tentu dia baik untuk kamu, aku gak mau kecolongan jika sampai ada seseorang yg ingin berniat jahat padamu, sebisa mungkin aku akan menjadi garda terdepan untuk lindungin kamu". Tutur Devian yg menatap Arunika dengan tatapan dalam.

"Yaelah dasar kulkas mode bucin". Ledek Erick yg sedari tadi diam menyimak perdebatan antara Devian dan Clarissa. "Lo tenang aja Dev gue juga bakal bantu untuk jagain Arun kok". Erick menenangkan Devian. Erick tau bagaimana kekhawatiran Devian saat ini, setelah acara makan malam waktu itu, Marissa pasti tidak akan tinggal diam begitu saja dengan keputusan Oma'nya, apalagi Devian menolak permintaan Marissa dengan beralasan sudah punya Arunika yg menjadi kekasihnya, pastinya Marissa akan berbuat sesuatu yg buruk dan yg akan menjadi target utamanya adalah Arunika. Devian sempat menyesal dengan keputusannya yg membawa hubungannya dengan Arunika go publik meski baru di hadapan orang tuanya, tapi jika tidak begitu Marissa akan terus memaksanya untuk menerima perjodohan itu.

"Aku juga akan ikut menjaga Arun karena dia sahabatku satu - satunya, kamu tenang saja Dev aku akan berada di dekat Arun jika kamu tidak bisa stay di sampingnya". Clarissa menyahut.

"Kayak lo bisa berkelahi aja". Ucap Devian yg masih saja ketus.

"Kamu lupa kalo aku pernah ikut takewondo ya meski putus di tengah jalan sih, hehe". Sambil menggaruk tengkuknya yg tidak gatal.

"Aku bisa jaga diri sendiri kalian semua gak usah bingung kayak gitu lagian siapa coba yg mau macem - macem sama aku, mending kita selesai'in makan siangnya keburu habis waktunya". Setelahnya mereka fokus pada makanan di depannya yg belum habis.

My CEO is My Ex (On Going)Where stories live. Discover now