Marissa Kritis

19 1 0
                                    

Mobil yg di kendarai Marina berhenti di sebuah villa yg berada di bandung, Marina mengajak Marissa untuk turun, Marissa yg masih bingung dengan tujuan mereka ke villa pun bertanya pada kakaknya.

"Buat apa kita ke villa kak?, Memang ini villa siapa?". Tanya Marissa dengan dahi berkerut bingung.

"Gak usah banyak tanya, nanti kamu juga tau tujuan kita kesini, ayo cepat masuk". Kata Marina sambil menggandeng lengan Marissa dan mengajak masuk ke dalam villa.

Saat sampai di depan teras Marina bertemu dan berbicara pada seorang pria paruh baya yg Marissa duga adalah penjaga villa tersebut, orang itu berbicara sambil menunjuk kearah villa di sampingnya yg memang sudah ada yg menempati, Marina mengangguk paham dan mengucapkan terima kasih sebelum berlalu menuju villa di sampingnya.

Tok tok tok

Marina mengetuk pintu yg langsung mendapat kalimat protes dari Marissa.

"Kak jangan mengetuk pintu sembarangan, nanti penghuninya bisa marah kalo tau ada orang asing yg mengganggunya". Tegur Marissa yg memang saat ini tidak mau mencari masalah, karena masalah tentang putrinya saja belum selesai, di tambah lagi dengan masalahnya yg tiba - tiba di gugat cerai oleh suaminya, hal itu membuat kepala Marissa menjadi semakin pusing.

"Kamu diem aja deh Sa, jangan banyak protes". Ketus Marina yg risih karena adiknya banyak bicara dan menegurnya. Marissa yg mendengar nada ketus dari kakaknya langsung kicep dan memilih melihat apa yg akan terjadi selanjutnya.

Tok tok tok

Marina mengetuk ulang pintu di depannya, tak berapa lama terdengar suara krasak krusuk dari dalam, dan saat pintunya di buka dari dalam betapa kagetnya Marina dan Marissa melihat pemandangan di depannya. Seorang wanita cantik yg hanya memakai kimono dengan belahan dada dan lehernya di penuhi kissmark, bukan itu yg membuat mereka terkejut, tapi seorang pria yg berjalan kearah mereka sambil menyeka keringatnya dengan bertelanjang dada dan hanya memakai boxer.

"Ma-Mario ka-kamu". Ucap Marissa tergagap dengan mata yg berkaca - kaca melihat pemandangan di depannya. Mario yg awalnya sibuk menyeka keringatnya pun ikut syok saat mendengar suara Marissa yg memanggil namanya, Mario menoleh kearah kekasihnya meminta penjelasan, namun kekasihnya hanya mengedikkan bahunya sambil menggelengkan kepalanya tanda tidak tau.

"Ma-Marissa kok kamu bisa ada disini?". Tanya Mario dengan gugup. Matanya melirik kesana kemari mencari kaos yg tadi di lemparnya ke sembarang arah saat dia ingin mencumbu kekasihnya.

Marissa yg melihat wajah terkejut Mario dan kekasihnya itu menjadi geram, Marissa marah dengan kedua sejoli di depannya ini yg telah menipu dan memanfaatkannya, dengan tangan terkepal erat Marissa melangkah maju ke hadapan Mario, lalu..

Plakk Plaakk Buughht..

Dua tamparan keras dan satu pukulan di perut Mario menggema di ruang tamu hingga ujung bibirnya robek mengeluarkan darah, Mario meringis sambil memegangi perutnya, dia kaget mendapat pukulan dan tamparan tiba - tiba dari Marissa, sedangkan Marina yg melihat itu menyeringai sinis apalagi saat dia menatap wajah kekasih Mario yg tampak pucat pasi melihat keganasan Marissa.

"Lo.. Gue akan buat perhitungan sama lo wanita pelakor". Marissa menuding tepat di depan wajah kekasih Mario yg bernama Melisa, "Gue gak akan mengampuni kalian berdua yg udah manfaatin gue terutama lo Mario, gue bersumpah akan balas semua rasa sakit yg gue alami berkali - kali lipat lebih kejam dan gue pastikan kalian akan hidup sengsara setelah ini". Sumpah Marissa. Marissa yg tak sengaja melihat Melisa tersenyum mengejek kearahnya pun murka hingga dia maju selangkah dan menjambak rambut pirang Melisa sambil memiting lehernya dari belakang. Mario yg tidak terima melihat kekasihnya di sakiti pun mendekati Marissa, Mario berusaha melepaskan pitingan Marissa.

My CEO is My Ex (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang