Kepergian Selena

11 1 0
                                    

Arunika menepati ucapannya kemarin yg berkata akan mengantarkan keberangkatan Selena. Disinilah dia berada, di ruang tunggu bandara bersama ketiga sahabatnya yaitu Mikayla, Kiara dan Clarissa. Ketiga sahabat Arunika menerima Selena dengan baik termasuk Kiara yg notabene'nya adalah kekasih dari Erick, cowok yg di sukai Selena. Kemarin mereka berlima berkumpul untuk sekedar memberikan salam perpisahan buat Selena. Bagi mereka Selena merupakan sosok teman yg baik meskipun dulunya dia pernah berbuat jahat karena terpengaruh oleh pergaulan dan teman - temannya. Walaupun sahabat Arunika baru bertemu Selena dua kali tapi mereka sudah merasa nyaman dan klop dengan Selena. Mereka juga sama seperti Arunika yg mensupport Selena untuk tetap tegar dan semangat dalam menghadapi cobaan hidupnya, mereka berharap kedepannya bisa bertemu lagi dengan Selena dan berkumpul bersama seperti sekarang ini.

"Sayang banget kita baru ketemu tapi harus berpisah padahal gue pengen kenal lo lebih jauh, pasti seru kalo kita menghabiskan waktu berlima dengan banyak hal". Ucap Clarissa sambil memeluk Selena bergantian dengan yg lainnya.

"Kita masih bisa bertukar pesan Ris atau nggak video call, kamu tenang saja walaupun kita jauh tapi aku gak akan melupakan sahabat seperti kalian yg mau menerima aku yg hina ini". Kata Selena lirih, Selena sebenarnya berat meninggalkan Indonesia tapi demi kebaikan mentalnya serta mental anaknya kelak dia harus melakukan itu.

"Arun aku pergi ya, makasih udah nyadarin aku dan nerima aku menjadi sahabatmu, jika bukan karena kamu mungkin aku masih menjadi perempuan jahat". Bisik Selena lirih sambil memeluk Arunika, "Titip Erick ya, tolong sampaikan maafku padanya dan bilang kalo aku bangga bisa mengenal lelaki hebat seperti dia". Lanjutnya lagi.

"Iya kamu hati - hati disana, jangan lupa selalu kabarin aku, kabarin juga jika kamu melahirkan, aku akan datang kesana untuk menengok keponakanku". Ucap Arunika sambil melepas pelukannya, "Kamu jangan khawatir aku tidak akan lupa dengan itu". Sambil menepuk bahu Selena pelan dan tersenyum tipis meyakinkan Selena agar tidak usah khawatir.

Kini gantian Selena berpamitan kepada Kiara, di peluknya tubuh Kiara sambil mengucap sesuatu, "Ara aku pamit semoga hubunganmu dengan Erick langgeng, aku titip Erick ya, dia lelaki terbaik yg pernah aku temui, jangan kecewakan dia atau aku akan merebutnya darimu". Ucap Selena yg di selipkan candaan di akhirnya.

"Makasih kamu sudah merelakan Erick bersamaku, kamu tenang saja aku tidak akan mengecewakannya, kamu bisa pegang ucapanku dan kamu disana juga harus bahagia bersama calon anakmu, jika sempat aku akan mengunjungimu kesana, cukup siapkan makanan banyak untuk menyambutku". Canda Kiara yg memang tidak marah saat mengetahui jika Selena pernah mencintai kekasihnya karena menurut Kiara itu hanya sebuah masa lalu, toh Erick juga tidak pernah meladeninya.

"Kay makasih ya atas sarannya, meskipun kamu bukan dokter kandungan tapi berkat saran dari kamu kandunganku sekarang jadi lebih kuat dan bisa di buat untuk bepergian jauh, aku pamit ya jangan lupa jika kamu ada tugas disana mampir ke tempatku". Selena ganti memeluk Mikayla. Sebelumnya Selena sempat berkonsultasi dengan Mikayla mengenai kandungannya, Mikayla yg notabene'nya merupakan dokter umum sedikit tau tentang perihal masalah kandungan, pantangan - pantangan apa saja yg harus di hindari oleh ibu hamil.

"Sama - sama Len, lo bisa chat gue kalo ada keluhan pada kandunganmu tapi lebih baik lagi kalo lo konsultasi kepada ahlinya, lo tenang aja kalo gue ada tugas ke jerman pasti gue sempatin mampir di tempat lo, lumayan kan dapat makan gratis sama numpang tidur". Ucap Mikayla sambil nyengir.

"Dasar lo Kay, udah kaya masih aja suka yg gratisan, emang kurang ya gaji sama pendapatan Kay's Cafe yg tiap harinya mengalir ke rekeningmu". Sambar Clarissa.

"kayak elo gak suka gratisan aja Ris, lo kan juga gitu apalagi kalo yg nraktir Arun pasti lo yg paling antusias". Balas Mikayla tak mau kalah.

"Yaelah sesama penyuka gratisan di larang berdebat kalii, lagian semua orang pasti gak akan nolak kalo di kasih gratisan, ya gak Run". Ucap Kiara menengahi dan di angguki oleh Arunika. Begitulah persahabatan mereka, selalu rame di manapun berada, sering berdebat meski hanya masalah sepele tapi berdebat mereka itu hanya untuk bahan bercanda agar tidak jenuh.

Setelah berpamitan dengan para sahabatnya akhirnya suara pemberitahuan berbunyi jika sepuluh menit lagi pesawat dengan tujuan Jakarta - Berlin akan lepas landas, Selena dan papahnya berjalan menuju tempat boarding, sebelum menghilang dari pintu Selena menoleh ke belakang sambil melambaikan tangannya pada sahabatnya dengan senyuman tipis, Selena membalikkan badannya sambil menitikkan air mata, dalam hati dia berkata, 'Selamat tinggal Jakarta selamat tinggal cinta, aku akan menyimpan kenangan yg penuh suka cita di dalam relung jiwa, teruntuk kamu.. Semoga bahagia selalu, do'aku selalu menyertaimu di setiap langkahmu, ku takkan pernah melupakanmu, seseorang yg selalu membuatku merindu meski ragaku tlah jauh darimu namun kau kan slalu mengisi relung hatiku.. So thank you so much, i'm sorry goodbye'.

Sedangkan Arunika dan sahabat - sahabatnya kembali ke tempat masing - masing untuk melanjutkan pekerjaannya karena memang ini masih jam kerja. Kiara juga sudah bekerja di perusahaan Dewangga Group sebagai divisi marketing.

***

Miranda murka mendengar perkataan dari orang suruhannya jika Selena sudah pergi meninggalkan kota Jakarta, rencana yg dia susun untuk memberi pelajaran pada Selena gagal total.

Miranda masih belum bisa bergerak leluasa untuk keluar rumah, sekali dua kali dia pergi ke super market untuk membeli bahan keperluan dapur, dia harus melakukan penyamaran dengan menggunakan wig, kaca mata serta masker untuk menutupi wajahnya, dia sadar dia tidak bisa terus - terusan menyamar seperti itu jika tidak mau aksinya di curigai oleh warga sekitar. Miranda juga baru tahu kalo ternyata banyak cetakan fotonya di selembaran kertas yg di tempel pada pohon - pohon di pinggir jalan dan tiang lampu yg bertuliskan jika dia adalah buronan polisi.

"Shitt, ternyata mereka sudah mengetahui keberadaan gue, gue harus cepat pergi dari sini sebelum tertangkap oleh mereka". Miranda mengambil dan meremas selembar kertas itu dengan amarah meledak. Apalagi saat dia tau kalo orang yg di tugaskan untuk menjemputnya kemarin ternyata berhasil di gagalkan oleh para pengawal polisi, belum lagi kabar yg baru dia dapat tentang kepergian Selena menjadikannya tambah murka.

Miranda pulang ke rumahnya dan membereskan baju - bajunya dengan cepat lalu di masukkannya ke dalam tas ransel, dia bergegas berjalan cepat menuju gang depan untuk mencari ojek.

"Pak ojek, ke jalan ini ya pak". Miranda menyodorkan alamat yg di tulisnya kepada tukang ojek yg mangkal disana.

"Baik neng, ini helmnya". Ucap tukang ojek itu sambil menyodorkan helm agar di pakai oleh Miranda. Setelah memakai helm Miranda menoleh ke belakang dan ke kiri kanan memastikan jika tidak ada yg mengikutinya lalu dia bergegas naik ke jok belakang.

Tiga puluh menit kemudian Miranda baru sadar kalo motor yg di tumpanginya tidak mengarah pada jalan yg biasa di laluinya, Miranda menepuk punggung tukang ojek agar berhenti.

"Pak berhenti dulu pak". Teriak Miranda karena suaranya teredam deru kendaraan yg berlalu lalang.

"Kenapa neng, ini masih jauh dari alamat yg eneng tunjukin tadi". Kata tukang ojek yg masih terus menjalankan motornya.

"Bapak arahnya salah pak, harusnya tadi di pertigaan pertama bapak belok kiri bukan belok kanan". Ucap Miranda sedikit keras agar tukang ojek di depannya mendengar suaranya.

"Belok kiri ada perbaikan jalan neng makanya bapak pilih kanan, nanti di depan ada jalan tikus kita bisa lewat situ agar cepat sampai ke alamat yg eneng tuju". Kata tukang ojek menjelaskan pada Miranda.

Tanpa di sangka ternyata di depan pertigaan lampu merah ada beberapa polisi yg sedang patroli, Miranda yg melihat itu menjadi panik, ingin menyuruh tukang ojek putar balik tapi motor yg di tumpanginya terjebak di tengah - tengah pengendara dan tidak bisa keluar, Miranda juga tidak bisa turun sembarangan di jalan karena selain membahayakan pengendara lain tindakannya juga akan menimbukan curiga banyak orang, sehingga dengan terpaksa dia menunduk sambil memasang kaca mata hitamnya yg selalu berada di dalam tasnya.

Seseorang pengendara yg bersebelahan dengan motor ojek yg di tumpangi Miranda tersenyum mengejek melihat aksi Miranda, seseorang itu mengkode pada tukang ojek melalui bahasa isyarat mata, tukang ojek yg mengerti pun hanya menganggukkan kepalanya.

Akhirnya lampu merah berganti hijau, Miranda menghela nafasnya lega karena bisa lolos dari polisi patroli itu. Tapi ternyata kelegaan itu tidak bertahan lama saat tiba - tiba tukang ojek menghentikan laju motornya tepat di depan kantor polisi.

"Turun". Perintah tukang ojek pada Miranda. Miranda yg mendengar suara tukang ojek berubah tegas itu menjadi terkejut, di tatapnya tukang ojek di depannya yg sedang melepas helm beserta maskernya.

"Hah, elo bukannya.. ".

My CEO is My Ex (On Going)Where stories live. Discover now