Rahasia Marina

14 2 0
                                    

Weekend ini Arunika sengaja meluangkan waktunya untuk menyambangi kediaman Marina sahabat mendiang bundanya yg beralamat di jln. Zzx, sebelumnya Arunika sudah mendapat informasi tentang Marina yg lengkap dari anak buahnya.

Dua puluh menit kemudian mobil yg di kendarai Arunika tiba di depan rumah mewah bergaya eropa yg di ketahui merupakan rumah dari Marina.

Setelah mengatakan tujuannya pada satpam yg bertugas di depan, Arunika di bukakan pintu gerbang oleh satpam tadi.

Tok Tok Tok

Arunika mengetuk pintu, tidak lama kemudian terdengar sahutan dari dalam, Asisten rumah tangga Marina datang tergopoh - gopoh membukakan pintu, saat di tanya mencari siapa, Arunika menjawab jika ada perlu dengan tante Marina. Arunika di persilahkan masuk dan duduk di ruang tamu sambil menunggu Marina yg masih berada di lantai atas.

"Ada perlu apa kamu mencari saya?". Tanya Marina saat sudah sampai di belakang Arunika. Memang saat itu posisi duduk Arunika membelakangi tangga.

Arunika menoleh kearah sumber suara dan berdiri di hadapan Marina dengan mengulas senyum tipis, betapa kagetnya Marina saat melihat wajah Arunika yg kalo di lihat dari dekat sangat mirip dengan mendiang sahabatnya.

"Maaf tante saya mengganggu waktu anda, perkenalkan nama saya Arunika putri dari mendiang bunda Kinara". Arunika mengulurkan tangannya ke hadapan Marina.

Deg

Jantung Marina rasanya ingin berhenti saat mendengar penuturan dari Arunika, wajah Marina syok dan tubuhnya menegang di tempat, Marina tidak bisa memprediksi ini sebelumnya jika putri dari mendiang sahabatnya akan mendatanginya seperti sekarang.

Lima menit kemudian, Marina mencoba menguasai dirinya kembali, di sambutnya tangan Arunika yg terulur ke depan mereka berjabat tangan, Marina memasang senyum canggung yg begitu kentara di wajahnya.

Marina membawa Arunika duduk di sofa ruang keluarga yg memang tidak terlalu jauh dari ruang tamu dan meminta asisten rumah tangganya untuk membuatkan minum.

"Ada perlu apa kamu sampai datang ke rumah tante?" tanya Marina pada gadis cantik di depannya ini.

"Maaf jika kehadiran saya mengganggu waktu tante, saya hanya ingin bersilaturahmi dan mengunjungi sahabat mendiang bunda". Ucap Arunika memasang wajah seramah mungkin.

"Kenapa baru sekarang kamu mengunjungi tante, padahal tante berharap kamu mencari tante saat kamu kesepian dan rindu akan bundamu". Marina mengelus puncak kepala Arunika.

"Saya baru dapat alamat rumah baru tante yg sekarang, sebelumnya saya sudah mencari tante ke alamat yg lama tapi katanya tante sudah lama pindah dari sana". Ujar Arunika.

"Iya tante terpaksa harus pindah karena putri tante tidak nyaman tinggal di rumah yg lama". Marina menatap lekat pada Arunika, "Oh ya apa kita pernah bertemu sebelumnya, wajahmu sepertinya tidak asing". Ucap Marina mengernyitkan dahi.

"Tidak tante, mungkin tante merasa familiar dengan wajah saya karena memang saya mirip sekali dengan mendiang bunda". Arunika tersenyum tipis, berharap Marina tidak curiga jika mereka pernah bertemu sebelumnya di kediaman Mahawira saat acara makan malam.

"Iya kamu memang sangat mirip dengan bundamu yg cantik". Marina memandang Arunika dengan tatapan yg sulit di artikan, banyak hal yg ingin Marina sampaikan lewat tatapannya itu, entahlah hanya Marina yg tau jalan pikirannya. "Oh ya gimana kabar ayah kamu dan oma Sinta?". Tanya Marina teringat akan keluarga mendiang sahabatnya.

"Ayah kabarnya baik, dan kalo oma beliau sudah meninggal setahun yg lalu". Arunika menundukkan wajahnya sedih. Jika membahas tentang kematian, dia akan teringat oleh mendiang bundanya dan dia tidak sanggup mengungkitnya, mengungkit sama artinya mengorek luka lama yg sudah berusaha dia tutup rapat.

My CEO is My Ex (On Going)Where stories live. Discover now