CHAPTER 18

4.3K 525 16
                                    

Diandra melotot saat melihat sederet nama dilayar ponsel milik pacarnya itu.

"Kok aku dikasih nama lovely doc sih?! Nama apaan itu ya ampun, aku ganti!" cerocosnya sembari mengedit nama kontaknya sendiri. Kekasihnya tersebut menatap Diandra sebentar dan kembali memfokuskan diri untuk menyetir.

"Ya nggak papalah. Lovely doc itu dokter kesayangan aku maksudnya." jelas Juna. Tapi Diandra tetep menggeleng cemberut.

"Jelek. Jadi kaya lovely-dog tau nggak. Aku bukan anjingmu."

Juna tertawa renyah. Sumpah mati dia tak ada pikiran kesana. Itu murni kalau Diandra dokter kesayangannya, pacar kesayangannya.

"Kamu ganti apa emangnya?"

"Sayang aja. Nggak pake aneh-aneh. Dari dulu jaman masih smsan juga nama kontaknya juga sayang."

"Iya, sayang kamu juga." balas Juna tidak nyambung. Yang langsung mendapat cubitan di lengannya yang kekar. Sampai lelaki itu mengaduh dan tertawa. Memang semenjak dia dengan Diandra, tawa lepas itu selalu muncul.

"Ini jadi ke platter? Macet gini." ujar Diandra menatap jalanan di depan. Gara-gara menuruti ngidamnya tuan besar, dia rela mengiyakan Juna makan di resto agak jauh dari tempat mereka bekerja.

"Jadi aja. Sekalian jalan-jalan."

Karena kondisi jalanan cukup padat, Diandra membiarkan Juna diam untuk memusatkan perhatian pada menyetir. Apalagi ketika pria itu gemas dan mengumpat saat sebuah motor menyalip tukang becak dengan sembarangan hingga membuat siapa saja mengelus dada. Diandra menyalakan tape radio mobil dan mengeraskan volumenya dengan mode sedang.

Keduanya menikmati tembang kali keduanya Raisa. Saat dibagian inti, Juna menyanyi dengan kencang seperti dia sedang berada dikonser. Serta melambat menatap Diandra yang tertawa melihat ulah konyolnya tersebut. Jalanan padat merayap tak terasa sudah bagi mereka.

Ketika lagu milik Raisa selesai dan digantikan lagu lain, Diandra menajamkan telinganya untuk mendengar intro lagu itu. Juna bersiap akan menyanyi lagi, tapi terlambat. Diandra buru-buru mematikan radio itu. Wajahnya menegang membuat Juna kebingungan karena mulutnya terlanjur terbuka.

"Kok dimatiin sih. Aku suka Brian Mcnight." kata Juna protes dan menyalakan kembali radionya. Diandra hendak mengelak, tapi tangannya diraih Juna dan digenggamnya supaya tak mengganggu Juna menyanyi.

My shattered dreams and broken heart

Are mending on the self

I saw you holding hands

Standing close to someone else

Juna menyanyi sembari menyetir. Menyisipkan nada konyol dan berlebihan ala dirinya hanya untuk sekedar bercanda. Tapi candaannya berhenti ketika diketahuinya Diandra tidak tertawa. Dia malah terdiam di duduknya, merenung, menatap ke depan dengan tatapan sedih. Membuat Juna kelabakan, perasaan ia tak melakukan kesalahan apapun.

"Yang, kok diem?"

Now I sit all alone

Wishing all my feelings was gone

I gave my best to you

Nothing for me to do

Diandra menggeleng pelan. Menunduk, menatap jemarinya yang bertaut tanpa maksud. Juna tahu, pasti ada yang salah.

"Sori, sori. Kamu nggak suka sama lagu ini ya?"

Wanita itu menggeleng lagi, Juna jadi bingung.

"Suka kok." dengan nada parau.

HAIUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum