CHAPTER 21

3.9K 483 14
                                    

Juna melirik Diandra yang sejak tadi diam saja tak mengajaknya berbicara. Nayla sudah diantar, dan Diandra pun sudah kembali duduk di sampingnya. Hanya diam menatap jalanan.

"Yang, diem aja? Laper?"

Diandra menggeleng kecil.

"Langsung pulang atau mau kemana?"

"Pulang aja deh." Serius Diandra menjadi aneh.

"Kamu kenapa sih? Hm?" Juna dengan mahirnya meraih bahu kiri Diandra untuk disandarkan di bahunya sendiri. Lalu tangan kanannya tetap menyetir.

"Ih, apa sih! Bahaya tau pelukan di mobil." omel Diandra kembali ke posisinya dan menepis tangan Juna sampai membuat pria itu kebingungan.

"Kamu ini lho kenapa?"

"Nggak papa kok. Cuman capek." singkat Diandra menghembuskan nafas.

"Oh ya, Siena minta ajarin kamu matematika tuh. Aku pernah cerita pas SMA matematika mu slalu dapet bagus. Klo kamu nggak sibuk, ke rumah ya?" ajak Juna senang. Ya hitung-hitung bisa pacaran juga.

"Hm. Oke."

"Snow cakenya masih ada nggak? Aku laper, suapin." pinta Juna dan mendapati Diandra membuka kotak kuenya kembali.

"Nayla itu...kerja bagian apa, Yang?" tanya Diandra hati-hati sembari menyuapi pacarnya yang lahap.

"Talent. Biasa ngurusin artis yang mau dikontrak." jawab Juna apa adanya.

"Anaknya keliatan diem gitu." mendengar itu Juna terkikik.

"Emang. Dia terkenal judes dikantor. Aku suka kasian sih sama dia. Cuman gara-gara Nayla tuh teges klo kerja, banyak yang enggan buat ngajak makan diluar atau ngejajan."

"Tapi kamu deket gitu sama dia." celoteh Diandra mulai mengeluarkan rasa ganjilnya sejak tadi melihat keakraban Juna dengan teman kantornya tersebut.

"Nggak juga. Cuman beberapa hari ini aja. Aku pernah nolongin mobilnya mogok. Terus dia ngasih pie buah gitu buat bales budi. Serius Yang pienya enak. Lain kali kita beli ya."

"Hmm. Ati-ati aja sih. Dari kasian, deket trus nyaman. Bermula dari nyaman itu... bisa jadi merembet kemana-mana." peringat Diandra misterius membuat Juna mengernyit.

"Hah? Maksudnya merembet?"

Diandra cuman diam. Memakan kuenya tak berekspresi.

"Kamu cemburu?"

Pertanyaan Juna sukses membuat Diandra tersedak kecil. Lalu disusul cegukan, dan tawa konyol Juna.

"Apa sih? Enggak. Nggak kepikiran buat jealous." sewot Diandra tapi malah mendapatkan jawilan menggoda.

"Astagfirullah, sayang. Kok cemburu sama Nayla. Cuman gitu aja cemburu. Sekali ini aja aku nganter dia pulang soalnya tadi kehujanan. Tambah kepikiran kan klo ditinggal, sesama manusia tuh kudu tolong menolong." usap Juna pada rambut Diandra dengan sayang.

"Bukan gitunya, Juna. Tau deh." ketus Diandra melipat kedua tangannya merasa kesal hatinya tak kunjung baik.

"Terus gimana sih, sayang?"

"Aku bukan nggak suka sama dia. Tapi aku nggak suka, kamu ngobrol sama dia di depan aku, tapi lupa sama aku. Kalian asik sendiri." ungkap Diandra mengeluarkan uneg-unegnya.

"Cuman bahas pie doang, lagian aku kan ngajak ngobrol kamu juga sih? Tadi nanya-nanya ke kamu. Tapi kamu jawabnya cuman iya iya aja." kilah Juna tak merasa bersalah. Diandra membuang muka.Malas berdebat, hatinya sedang sensitif melihat Juna dekat dengan gadis lain.

HAIWhere stories live. Discover now