CHAPTER 22

3.9K 492 33
                                    

Papa Diandra izin permisi untuk mandi. Sementara Juna duduk di kursi ruang makan milik Diandra. Wanita itu sendiri sedang berkutat di dapur, mengiris bawang bombay lalu menumisnya. Juna bertopang dagu. Memandang kekasihnya yang sudah berganti pakaian rumah dengan rambut dicepol lalu memasak adalah hiburan tersendiri baginya tuk pertama kali.

Kok rasanya Diandra lebih cantik memasak begini ketimbang merawat pasien. Juna jadi tak sabar besok ketika ia sudah resmi menjadi suami Diandra. Pemandangan seperti ini akan ia lihat setiap hari.

"Kamu mau teh rosela, Yang?" tegur Diandra melirik Juna yang terpesona dengan dirinya. Diandra tahu, dan dia tersipu. Walau begitu, rasanya lucu saja dipandang intens oleh pacar lamamu yang pernah terpisah lamaaaa sekali.

"Enak?"

"Rasanya beda sama teh biasa. Klo aku dirumah,papa sering aku bikinin itu."

"Nggak deh. Air putih aja." jawab Juna tak mau meminum yang neko-neko. Semerbak wangi masakan Diandra tercium membuat Juna jadi ngiler.

Duh ya pacarku ini udah cantik, pinter, masakannya baunya harum, badannya juga harum meski belum mandi. Istriable, pelukable, enaena able banget.

"Masak apa? Wangi banget."

Diandra tersenyum simpul mendapat pujian.

"Ayam koloke. Tapi nggak ada kacang polong. Bawang bombay aja. Belum belanja sih aku." ujar Diandra mematikan kompor dan segera menyajikan makanan utama berbarengan dengan selesainya sang papa mandi.

"Juna kerja dimana?" tanya si papa membuka percakapan dengan santai.

"Di SBO, om."

"Oh, jurnalis?"

"Ya semacem itu. Tim kreatif saya."

"SBO tuh sekarang maju lho acaranya. Bagus-bagus ketimbang tv surabaya lain. Sinyalnya kuat juga."

"Iya, om. Soalnya acaranya stylenya buat anak muda jadi ya ratingnya lumayan banyak juga." Juna tersenyum sungkan ketika Diandra mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk dirinya. Di depan si om lagi duh jadi deg-degan.

"Kok bisa kenal Didi?" Juna serta Diandra menahan nafas bersamaan. Diandra pun menyadari kalau sifat menyebalkan ayahnya sedang muncul. Kepo.

"Temen SMA, pa." jawab Diandra tenang dan menyendokkan nasi.

"Ooh. Jadi Juna kenal mantan kamu yang kata Elma nggak bisa kamu lupain itu ya?"

Uhuk,uhuk. Diandra tersedak nasi ayamnya keras. Wajahnya memerah merasakan nyeri ditenggorokannya. Juna kelabakan, menyodorkan air minum untuk Diandra cepat-cepat. Menepuk-nepuk punggungnya. Secepat kilat Diandra berhasil mengontrol dirinya, lalu mendelik horor kepada papanya.

"Papa!!" desis Diandra geram. Juna melongo, Diandra tidak bisa lupain mantannya? Mantan yang mana?!

"Kata kakaknya Didi, Didi itu nggak bisa lupain mantan SMAnya. Tau kamu, Juna?" selidik papa penasaran. Semenit berlalu, dan kekehan geli keluar dari bibir Juna membuat Diandra dongkol menahan malu. Ini gara-gara papanya sih.

"Papa sih, ah. Anaknya ketawa tuh." sewot Diandra ngambek. Mengalihkan perhatian dengan makan dan Juna masih terkekeh. Papanya jadi semakin bingung.

"Juna kenal?"

Juna melambatkan tawanya. Jantungnya kembang kempis mengetahui kalau selama ini Diandra tuh tidak bisa move on sekali darinya. Memang sih wanita itu sudah memberi tahu duluan, hanya saja mendengar hal itu dari mulut orang lain berkali lipat senangnya.

"Mantan SMAnya itu saya aja, om. Mungkin maksud Didi itu...saya. Hehehe." jawab Juna bangga dan percaya diri. Apalagi melihat reaksi lucu bapaknya Diandra. Beuh ingin sekali di foto, diposting di instagram dengan caption 'When you realize that your ex can't forget you'. Hastag 'ngakak'.

HAIWhere stories live. Discover now