Chapter 3 - Queen vs Lion Rabies

5.8K 207 0
                                    

Playlist : Pretty Girl - Maggie Lindemann 🎶

***

"Chyntia .... Chyntia ...." Seorang gadis berlari terbirit-birit ke dalam sebuah kelas sambil berteriak memanggil nama temannya.

"Ada apa, Sha?" tanya gadis cantik yang sepertinya ketua dari genk perempuan populer ini, yaitu Chyntia Hilbert.

"Kamu tidak dengar ada gosip heboh mengenai anak baru yang berani-beraninya melukai William?" tanya gadis yang bernama Sharon Flaws.

"Demi apa???" kaget Chyntia. Dia langsung bangkit berdiri dan berjalan keluar kelas. Pasukannya langsung mengejar Chyntia yang entah ke mana.

"Sha, kamu tahu siapa gadis itu?" tanya seorang gadis berambut pirang.

"Ah, ya. Aku lupa cerita. Dia Jennifer Anlikie."

"Wah! Yang aku ketahui dia 'kan cantik. Berarti cocok sama William. Tampan dan cantik. Mungkin mereka jodoh," celetuk seorang gadis yang bertubuh lebih pendek dari mereka semua. Ucapannya barusan mendatangkan jitakan keras di kepalanya.

"Aduh! Sakit Cindy!" pekik gadis itu kesakitan.

"Makanya tutup mulutmu. Kalau sampai Chyntia dengar, bisa dijadikan daging giling kamu. Memangnya mau?"

Gadis itu bergidik ngeri dan segera menggeleng cepat.

"Sudahlah, Cin. Kamu ingatkan pun percuma. Kamu tahu sendiri 'kan seberapa bodohnya Lili," ucap Sharon.

"Chyntia pun entah kenapa mau nerima dia di genk kita," cibir Cindy.

"Yang aku bilang 'kan tidak ada salahnya, tetapi kenapa kalian malah men-judge aku?" lirih Lili.

"Berani bersuara lagi?!"

Lili langsung menggeleng cepat dan mempercepat langkah kakinya.

***

"William ...," panggil Chyntia sambil berlari menuju ke meja tempat pria populer itu duduk.

"Hai, Chyntia. Makin hari makin cantik saja." Justin mulai mengeluarkan jurus mautnya.

"Tutup mulutmu!" bentak Chyntia sambil menatap Justin tajam.

"Wil ... katanya kamu disakiti sama singa rabies, ya?" tanya Chyntia begitu duduk di sebelah William.

"Singa rabies?" Bingung Samuel dan Justin.

Chyntia mulai memeriksa tubuh William, membuat si empu merasa risi. "Oh my God! Hidung kamu memerah, baby. Sudah diobati belum?"

Jaz dan Rey meringis saat pekikan tersebut memekakkan telinga mereka. William sendiri hanya memutar bola matanya, lalu menepis tangan Chyntia yang berada di hidungnya.

"Siapa gadis yang berani melukai William?" tanya Chyntia sambil menatap satu persatu teman William.

"Jennifer Anlikie." Justin dan Sharon menjawabnya bersamaan. Pasukan Chyntia baru saja bergabung dengan pria populer itu.

"Wah! Kalian kompak sekali. Jangan-jangan jodoh," timpal Lili. Lagi-lagi Lili mendapatkan tatapan tajam dari Sharon.

"Gadis bad girl itu? Sekolah di sini? What the f*ck!" maki Chyntia.

"Bad girl bilang bad girl, tidak sadar diri," ucap Jaz sarkastik.

Chyntia langsung menatap Jaz tajam, sedangkan Jaz tidak menanggapinya.

"Eh! Eh! Slow semua. Masa cuma karena seorang gadis bernama Jennifer Anlikie, semua pada ribut," ucap Sam meleraikan.

"Sorry ... kenapa nama aku disebut-sebut, ya?" Pertanyaan seseorang itu membuat semuanya terdiam dan menolehkan kepalanya. Terlihat seorang gadis yang sedang mereka bicarakan ini berdiri di belakang mereka dengan tangan bersidekap.

Tadi Vivian mengajak Jen ke kantin dan karena kasihan Vivian tidak ada temannya, dia terpaksa ikut. Tetapi, begitu dia melewati kumpulan anak-anak populer itu, samar-samar dia mendengar namanya disebut.

"Hai Jen, aku Lili Otamia. Ini teman-teman aku, Chyntia Hilbert, Sharon Flaws, Cindy Amora," ucap Lili antusias. Sharon dan Cindy langsung menatapnya tajam.

"Oh .... Jadi, kamu yang sudah berani-beraninya melukai William," ucap Chyntia sambil menunjuk wajah Jen.

Jen langsung menepis tangan Chyntia, membuat semua orang yang melihatnya melongo. "Jadi, pria itu pacar kamu? Maaf ya, tetapi itu bukan kesalahanku. Siapa suruh dia berdiri di sana? Anggap saja bahwa dia sedang sial hari ini."

"Sudahlah, Jen. Kita pergi saja," bujuk Vivi sambil menarik tangan Jen. Tetapi, Jen tidak bergeming.

"Oh! Dia sekarang bergaul sama anak cupu kayak Vivian. Saking buruknya image dia mungkin tidak ada yang mau berteman sama dia," celetuk Cindy.

"Ya, iyalah. Siapa juga yang mau berteman sama gadis temperamental seperti dia," timpal Justin.

"Ayolah, Jen. Jangan berurusan sama mereka," bujuk Vivi lagi.

"Kenapa buru-buru, Vi? Duduk sini!" ucap Justin sambil menepuk kursi di sebelahnya.

Vivi menggeleng cepat sambil terus menarik tangan Jen agar pergi dari kantin.

"Tidak, Vi. Aku tidak mau jadi anak pengecut yang pergi begitu saja sebelum masalah aku selesai dengan bitch ini."

Chyntia melotot ke arah Jen dan tangannya siap menampar pipi mulus Jen, tetapi langsung ditahan oleh William. Semua yang ada di sana termasuk anak murid lain yang dari tadi melihat ke arah mereka membelalakkan matanya dan menggeleng tak percaya saat melihat William menghentikan Chyntia. Jen menaikkan sebelah alisnya saat melihat William menghentikan aksi Chyntia. Padahal jika tangan Chyntia menyentuh kulitnya, gadis itu bersumpah bahwa Chyntia akan mendapatkan balasan yang lebih parah.

"Stop, Chyntia! Ini urusanku dan kenapa kau yang sibuk?" ucap William sambil menghempaskan tangan Chyntia ke samping.

"Aku hanya mau membela kamu, Wil. Gadis ini harus bertanggung jawab."

William mengangkat alisnya. "Ya, tentu dia harus mengobatiku."

"What??? No, baby .... Aku tidak sudi dia menyentuh kamu," ucap Chyntia.

"Tetapi, katanya harus bertanggung jawab." Kali ini Rey mulai membuka suara.

Jaz berdiri dari duduknya lalu menarik tangan Jen pergi dari kantin. Vivian yang terkejut langsung berlari mengejar Jaz dan Jen.

"Hei! Mau dibawa ke mana singa rabies itu???" teriak Sharon heboh.

"Biarkanlah," ucap Cindy sambil memutar bola matanya malas.

"Kalau Jaz berkencan sama Jen. Aku mau minta ditraktir, ah!" ucap Lili tak nyambung.

"LILI!!!"






TBC

***

Jangan lupa vote dan comment ya readers...

Contact???
Instagram : (at)funggzz_

SevenTeen ✅Where stories live. Discover now