Chapter 63 - The Scandal

2.3K 83 2
                                    

Jennifer Anlikie, si "Wanita Penggoda"

Jennifer Anlikie, putri semata wayang dua pengusaha terkenal bernama Jordan dan Clarissa Anlikie sukses membuat publik tercengang.

Jennifer dan salah seorang pengusaha muda bernama Morgan Johansson tertangkap kamera tengah berciuman di acara pertunangan pria itu. Padahal berita mengenai pembatalan pertunangan dirinya dengan William Johansson akibat meninggalnya adik Morgan itu sempat mengagetkan masyarakat California.

Berita satu lagi terungkap bahwa sebenarnya William Johansson belum meninggal dan tampak dia marah terhadap Jen. Mungkinkah karena Jennifer berciuman dengan Morgan?

Jennifer Anlikie yang sebelumnya diberi julukan "Ratu Bully" oleh para hatters-nya kini mendapatkan julukan baru, yakni "Wanita Penggoda".

Semua orang tentu bertanya-tanya akan hubungan mereka bertiga. Tetapi baru-baru ini kabar baru datang dari Chyntia Hilbert yang mengaku merupakan tunangan William Johansson.

"Saya Chyntia Hilbert. Sekarang saya akan mempertegas semuanya. William dan Jen memang gagal bertunangan dikarenakan William mengalami kecelakan. Mengenai kabar kematian William, saya sama sekali tidak berhak mengungkapkannya. Saya adalah tunangan William, kami bertunangan dua tahun yang lalu saat William tengah menjalani pengobatan. Mengapa William memilih saya? Itu karena Jennifer Anlikie mencampakkan William dan memilih Morgan Johansson."

Tampaknya kedua belah pihak saling menyembunyikan rahasia. Tetapi, sayangnya semua terkuar di acara pertunangan Morgan Johansson dengan Claire Willow. Bagaimana pendapat Claire soal semua ini?

"Saya Claire Willow, cucu angkat dari Goldon Johansson ingin menjelaskan bahwa semua itu tidaklah benar. Jennifer Anlikie bukanlah seorang wanita penggoda seperti yang kalian pikirkan. Saat itu Morgan tengah mabuk dan tidak sadar akan apa yang dia lakukan. Saya dan Morgan saling mencintai dan untuk itulah kami bertunangan. Jadi, saya harap berita ini segera dihapuskan."

Rachel dengan segera mematikan televisi itu saat melihat Jen membuka pintu kamarnya.

"Morning, Jen .... Merasa lebih baik?"

Jen berjalan menuju ke arah pantry dan membuka kulkas. Meraih sebotol air mineral dan meneguknya dengan tergesa-gesa seolah dia baru saja kembali dari gurun pasir.

"Nothing can be said to be good at this time," jawab Jen setelah mengembalikan botol itu ke dalam kulkas.

Saat ini Jen, Rachel, dan Vivian memilih untuk menginap di salah satu hotel bintang lima yang ada di London. Sebenarnya Rachel dan Vivian lebih menyarankan untuk menginap di hotel biasa, tetapi Jen tidak terbiasa tinggal di tempat yang sempit, apalagi harus berbagi kasur bertiga. Jadilah sekarang mereka hanya bisa pasrah dan menurut pada Jen.

Jen duduk di sebelah Rachel dan ingin meraih remote televisi, tetapi dengan cepat Rachel mengambilnya lebih dulu dan menyembunyikannya di balik punggung.

"Rachel!"

"Jen, bagaimana jika kita pindah ke kamar Vivian? Kasihan dia sendirian di sana," ajak Rachel berusaha mengalihkan perhatian Jen.

Jen berpikir sejenak, lalu mengangguk. "Tetapi, aku cuci muka dulu."

***

Claire mematikan televisi dengan perasaan kesal, lalu menatap Morgan yang terduduk di sebelahnya. "Lihat apa yang kau lakukan? Kau mengacaukan segalanya, Morgan!"

Morgan memijat pelipisnya yang berdenyut. Kepalanya yang sudah pusing, bertambah pusing mendengar omelan dari Claire.

"Ya-ya, aku tahu kalau aku salah, tetapi semua juga sudah terlanjur terjadi. Kita hanya tinggal menunggu para wartawan itu bosan saja. Sebentar lagi berita murahan itu juga akan tenggelam."

SevenTeen ✅Where stories live. Discover now