Chapter 49 - I will always be by your side

2.1K 79 5
                                    

Playlist : Mama - Jonas Blue ft. William Singe 🎶

***

Jen masuk ke dalam ruangan seseorang dengan paksa tanpa peduli dengan larangan dari sekretaris yang bekerja di sini. Jen menatap tajam Alex Johansson yang tengah duduk di kursi kebesarannya dan kebetulan sekali ada Morgan juga di sana. Dia akan meminta penjelasan pada mereka berdua atas semua ini.

"Maaf, Tuan, Ms. Anlikie bersikeras ingin masuk dan saya tak mampu untuk menahannya," ucap sekretarisnya takut-takut.

"Tak apa. Keluarlah .... Sepertinya ada hal penting yang ingin dibacakan olehnya," ucap Alex santai.

Sekretaris itu mengangguk patuh lalu segera keluar dan tak lupa untuk menutup pintu.

"Ada apa, Jen?" tanya Morgan bingung tanpa bangun dari duduknya.

"Ternyata William masih hidup? Kalian semua menyembunyikannya dariku? Kalian semua menipuku? APA MAKSUD DARI SEMUA INI?!"

Alex menghela napas kasar, dirinya sudah menduga bahwa hal seperti ini sudah pasti terjadi. "Tenanglah Jen .... Kita bisa membicarakannya dengan baik-baik," ucap Alex tenang.

"BICARA BAIK-BAIK KATAMU?! APA KAU TIDAK PUNYA OTAK DAN PERASAAN, HAH?!"

"Jen!!! Turunkan nada bicaramu! Bagaimana pun dia adalah orang yang lebih tua darimu," tegur Morgan seraya berdiri.

"Dia tidak pantas menjadi orang tua, Morgan. Dia bahkan tahu aku tersiksa selama ini, tetapi dia seolah menutup sebelah mata dan terus menyembunyikan kenyataan bahwa William masih hidup," lirih Jen.

"Dengar, Jen! Aku melakukan semua ini demi kebaikan semua orang juga. Bukankah dulu kau yang mengatakan bahwa kau tidak mau berurusan lagi dengan keluarga Johansson? Aku sudah membuat William jauh darimu, bahkan aku juga mengirim Morgan ke London. Apa itu semua tidaklah cukup? Kau kira akan senang melakukan semua ini?" ucap Alex emosi.

"Tetapi, kenapa harus dengan cara seperti ini??? Selama dua tahun aku diliputi rasa bersalah yang teramat dalam. Apa kau tidak memikirkan bagaimana terpukulnya aku saat mendengar berita duka itu?!"

"Jen .... William juga pergi atas keinginannya. Saat kita di kantin ternyata dia sudah siuman dan dia sendiri yang meminta hal ini pada Daddy. Ini bukan salah Daddy," ucap Morgan mencoba membuat Jen mengerti.

"Lalu, kenapa dia bertunangan dengan Chyntia, Morgan?"

Morgan mendesah frustrasi lalu menghela napas. Dia melirik Alex dan memberikan kode untuk menjelaskan semuanya.

"Saat William siuman tepat saat itu Chyntia datang. Dia lalu memintaku untuk bilang pada semua orang bahwa dia sudah meninggal dan mencari mayat orang lain untuk menggantikannya. Dia lalu pergi bersama Chyntia. Saat itu peti mati yang kita kubur sejujurnya isinya kosong dan juga Chyntia sengaja melabrakmu hanya untuk menyempurnakan semua drama yang dibuat William. Setelah itu William memutuskan untuk bertunangan dengan Chyntia dan aku tidak dapat mencegah hal ini terjadi," jelas Alex.

Tak terasa cairan bening bernama air mata lolos begitu saja dari pelupuk matanya. Rasanya hatinya sakit mendengar bahwa penderitaannya selama ini adalah atas permintaan William sendiri. Dia benar-benar tidak menduga hal ini sama sekali. Ini di luar nalarnya. Perlahan tubuh Jen merosot ke bawah dan terduduk di lantai yang dingin.

Morgan segera mendekatinya lalu memeluk tubuh Jen erat. Rasanya dia ingin menemui adik kurang ajarnya itu lalu menghajarnya habis-habisan karena sudah membuat wanitanya menangis.

"Sssttt ... Jen tenanglah ...," bisik Morgan pelan.

"Sakit, Morgan .... Sakit sekali rasanya .... Rasanya aku ingin mati sekarang juga."

Morgan mengelus rambut panjang Jen lalu mengecup pucuk kepalanya. "Ssssttt .... Jangan berbicara seperti itu, Jen. Kamu masih punya aku. Aku membutuhkanmu."

"Lalu, apa maksud dari undangan pertunangan antara diriku dengan Morgan, Uncle?" tanya Jen lirih.

Tubuh Morgan menegang lalu matanya beralih menatap tajam Alex. "Undangan apa, Dad? Daddy mau mempermainkan kami lagi?"

Alex menghela napas lalu berdiri. Dia berjalan ke arah jendela besar di ruangannya lalu memandang langit yang mendung. Perlahan Morgan membantu Jen berdiri, lalu membawanya untuk duduk di sofa yang ada di ruang kerja ayahnya. Jen masih menangis, namun tidak histeris seperti tadi.

"Aku memang sengaja membuat itu. Aku hanya ingin melihat bagaimana reaksi William, tetapi anak itu malah bersikap cuek dan tanpa ekspresi. Aku benar-benar bingung dengan jalan pikirannya. Jika dia memang tak peduli, lalu mengapa dia mencari Jen dan meminta penjelasan atas undangan itu?"

"Untuk apa Uncle melakukannya? Dia memang tak peduli padaku. Sedari dulu dia tak pernah menyimpan perasaan padaku," jawab Jen.

"Kau tidak peka, ya? Sudah sangat terlihat bahwa William juga mencintaimu, Jen," protes Morgan.

Jen menggeleng lalu mendorong tubuh Morgan. "Kau tidak tahu apa pun!"

"Kau yang tidak mengerti!"

"Memangnya kau tahu apa?" pekik Jen tak terima.

Morgan menyisir rambutnya ke belakang dengan frustrasi. Rasanya percuma saja berbicara dengan wanita yang sedang sensitif.

"Jen .... Aku sudah mengabulkan permintaanmu untuk menjauhkan kedua putraku darimu. William sudah bertunangan dengan Chyntia dan Morgan—"

"Cukup, Dad! Tidak perlu diteruskan lagi," potong Morgan cepat.

"Memangnya kau mau berharap apa lagi, Morgan? Grandpa sudah memutuskan bahwa kau—"

"Sudah kukatakan cukup, Dad! Apa Daddy tidak bisa mengerti?" potong Morgan lagi.

"Memang ada apa denganmu, Morgan?" tanya Jen pelan.

Morgan menggeleng lalu mencoba tersenyum. "Nothing, princess ...," ucapnya lalu mencium kening Jen lembut.

Alex hanya diam membisu melihat perilaku manis Morgan pada Jen. Sangat terlihat jelas bahwa putra sulungnya itu mencintai Jen. Sungguh ... dirinya tidak pernah bisa menebak apa yang dipikirkan oleh kedua putranya hingga membuat situasi menjadi rumit seperti ini. Tidak mau saling menyakiti tetapi tetap saja bersikap egois.

"I will always be by your side," bisik Morgan pelan tepat di depan telinga Jen.

Jen mengangguk pelan lalu memeluk Morgan. Rasanya begitu nyaman berada di dalam dekapan Morgan saat ini seperti dia sedang bersama William.


TBC

***

Halo guys... How about that???
Apa pendapat kalian semua???
Jika kalian suka jangan lupa meninggalkan vote ya disini. Oke?

Thank you...

SevenTeen ✅Where stories live. Discover now