Chapter 61 - Look at you from afar

2.2K 76 1
                                    

Playlist : Just For A Moment - Gryffin ft. Iselin 🎶

***

William POV

Akhirnya aku bisa terbebas dari wanita itu setelah setengah jam lamanya dia menempel terus padaku seperti lintah.

Aku meraih segelas wine yang ditawarkan oleh pelayan di sini. Aku sungguh tidak menyangka grandpa rela menghabiskan milyaran dollar untuk pesta ini. Bukan karena kami tidak mampu, tetapi grandpa dikenal dengan sifat perhitungannya.

Mataku terpaku pada tiga gadis yang baru saja memasuki ballroom. Mereka adalah Jen, Vivian, dan Rachel. Kedua bibirku tanpa sadar menyunggingkan senyum sinis.

Ternyata benar dugaaanku jika dia memang mencintai Morgan. Buktinya dia menerima undangan yang kukirimkan.

Kakiku melangkah ingin menghampirinya, tetapi sentuhan di pundakku berhasil menghentikanku.

"Rey?"

"Aku tahu kamu ingin menemui dia," ucap Rey sambil mengangkat gelas champagne-nya yang dipenuhi dengan cairan berwarna merah.

"Lalu, kenapa?" tanyaku menantang. Aku tahu Rey sedang berusaha memancingku.

"Singkirkan egomu itu, kawan. Aku tahu kamu masih sangat mencintai Jen. Tetapi, karena dibutakan oleh kebencian, kamu tidak bisa melihat ketulusannya."

"Tulus katamu? Dia yang mencampakkanku dan apakah harus aku yang memohon untuk kembali padanya?" protesku tak terima.

Ya, jika dia memang mencintaiku, harusnya dia meraihku kembali. Bukannya malah mengejar kakakku. Sebenarnya apa yang diinginkan oleh gadis itu? Dia berhasil mengelabui semua orang hingga aku yang terlihat jahat di sini.

"Pasti ada alasan di balik semua itu," ucap Rey pantang menyerah untuk meyakinkanku.

Tidak! Aku tidak akan tertipu. Kali ini aku tidak boleh luluh. Aku yakin kalau benar dia mencintaiku, maka dia akan kembali dengan sendirinya.

MC yang disewa oleh grandpa telah naik ke atas panggung dan lampu-lampu dibiarkan remang-remang. MC itu mulai berbicara untuk membuka acara pertunangan ini. Dan terlihat di tepian panggung, Morgan dan juga Claire sudah siap untuk naik ke atas panggung.

Aku melirik ke arah Jen. Dia tengah berbincang dengan teman-temannya sambil tertawa. Seperti tidak memiliki beban sama sekali. Apa dia tidak merasa sakit hati melihat Morgan akan bertunangan dengan orang lain?

Tepukan ringan di pundakku membuatku terkejut dan menoleh kepada Rey yang telah tersenyum miring.

"Ternyata benar dugaanku jika kamu masih mencintainya."

Aku mendengus kesal, lalu menepis tangannya. "Jangan asal bicara!"

"Sssttt .... Pelankan suaramu ...," tegur Rey.

Aku kembali menatap ke arah panggung ketika Morgan dan Claire sudah naik dan siap untuk melakukan proses tukar cincin.

Grandpa yang duduk di bagian terdepan. Aku yakin tengah tersenyum bahagia karena keinginannya sebentar lagi terwujud.

Semua tamu bertepuk tangan saat Claire telah menyematkan cincin itu di jari manis Morgan.

Aku kembali fokus menatap ke arah panggung di mana Morgan akan segera memasangkan cincin itu ke jari Claire juga. Tiba-tiba saja gerakan tangan Morgan terhenti dan pandangannya berpusat di satu titik. Aku menelusuri pandangannya dan ternyata mereka—Jen dan Morgan—tengah saling berpandangan.

Hatiku terasa sakit melihat mereka berpandangan lebih dari lima detik. Namun, tiba-tiba saja Morgan dengan cepat menyematkan cincin yang ada digenggaman tangannya ke jari manis Claire. Semua tamu bertepuk tangan riuh dan ada beberapa teman Morgan yang bersorak heboh.

Aku menoleh ke samping dan tampak. Rey sudah menghilang entah ke mana. Aku kembali mencari Jen, tetapi gadis itu juga menghilang dari tempatnya dan meninggalkan Vivian dan Rachel berdua.

Apa mungkin Jen sakit hati melihat pertunangan pria yang dicintainya?

***

Morgan POV

Semua tamu bertepuk tangan saat Claire telah memasangkan cincin di jari manisku. Entah mengapa aku tidak merasa bahagia. Aku merasa bersalah setiap melihat gadis di hadapanku ini tersenyum bahagia. Aku sadar bahwa Claire memiliki perasaan untukku, tetapi entah mengapa aku tidak bisa menerimanya. Hatiku hanya terpaut pada satu wanita, yaitu Jen.

Pandanganku tanpa sengaja melirik para tamu yang hadir dan aku cukup terkejut melihat Jen hadir di sini. Dia juga menatapku dan tersenyum untukku.

Apakah ini mimpi?

Rasanya aku ingin berlari ke sana dan memeluknya. Mengatakan beberapa kali bahwa aku sangat mencemaskannya.

Tidak! Aku tidak bisa melakukan itu. Aku tidak mungkin mempermalukan Claire dan keluargaku.

Aku menarik napas dalam-dalam, menatap Claire kembali yang tampak kebingungan melihat reaksiku. Ya, aku tidak bisa menyakiti Claire lagi. Aku tidak boleh egois. Maka dengan berat hati, aku memasangkan cincin berlian itu di jari manis Claire dan mengecup tangannya.

Suara riuh tepuk tangan dan suara sorakan terdengar di telingaku. Tetapi, aku tidak merasa bahagia sama sekali. Melainkan merasa sakit saat menyadari bahwa aku dan Jen benar-benar tidak bisa bersama.

Seandainya yang ada di hadapanku saat ini adalah Jen dan bukan Claire, mungkin aku akan menjadi pria yang paling beruntung di dunia. Tetapi, bagaimana pun aku harus menerima kenyataan ini. Aku tidak bisa memaksa Jen untuk tetap bersamaku dan jika kali ini William tidak juga berjuang, maka dia akan menyesal.






TBC

***

Oke, chapter ini khusus untuk abang-adik yang memperebutkan satu gadis yang sama.

Dapat gak sih perbedaannya? Bagaimana sisi dari William? Bagaimana sisi dari Morgan? Keduanya memiliki perbedaan.

Untuk chapter selanjutnya, khusus untuk Jen POV jadi harap menunggu ya.

Jangan lupa untuk vote dan comment disini.

Bye....

SevenTeen ✅Where stories live. Discover now