Chapter 75 - Problem

2.1K 71 0
                                    

Seorang kurir mengantarkan sebuah paket ke rumah besar keluarga Johansson. Salah seorang maid terburu-buru membuka pintu.

"Selamat pagi ...," sapa kurir tersebut ramah.

"Iya. Cari siapa, ya?"

"Saya hanya ingin mengirim paket atas nama Mr. Johansson."

Maid itu lalu menerima paketnya.

"Tolong tanda tangan di sini," ucap kurir itu sembari menyerahkan sebuah kertas kecil berupa tanda terima. Kurir itu pergi setelah maid tersebut menandatangani tanda terima itu.

"Mr. Johansson? Siapa yang dimaksud, ya? Tetapi, di sini hanya ada Tuan Morgan. Apa mungkin paket ini untuk beliau, ya?" ucap maid tersebut.

Maid tersebut kemudian berjalan menuju ruang makan, di mana Morgan dan Claire tengah menikmati sarapan mereka.

"Tuan, ini ada paket."

Morgan mengerutkan kening bingung. "Untuk saya?"

"Ini atas nama Mr. Johansson," ucap maid tersebut.

Morgan lalu menerimanya. Maid itu lalu pamit undur diri.

"Apa mungkin ini untuk Daddy, ya?" gumam Morgan.

"Coba buka saja, sayang," ucap Claire lalu menyuapkan satu sendok nasi goreng ke mulutnya.

Morgan mengangguk, lalu membuka paket tersebut. Dia mengerutkan kening saat merobek kertas yang membungkus paket itu. Terlihat sebuah kotak kecil berwarna hitam. Morgan lalu membukanya dan ternyata hanya ada sebuah kertas di dalamnya.

"Apa isinya?" tanya Claire penasaran.

Morgan membuka kertas itu dan membacanya dengan serius.

Datang ke Apartment XX lantai 7 no. 26.7
Jam 8 malam

Morgan mengerutkan kening bingung. Ini adalah alamat apartment William.

Apa anak itu yang mengirim ini? Dia tidak berani berbicara secara langsung dan mengirim pesan ini? pikir Morgan.

"Morgan ...."

Morgan terperanjat saat merasakan sentuhan di punggung tangannya.

"Hei! Kamu melamun?" tanya Claire pelan. "Memang isi suratnya apa?"

Morgan mengedikkan bahu lalu menyimpan surat itu kembali ke dalam kotak. "Sepertinya ini dari William. Dia memintaku untuk datang ke apartment-nya malam ini."

Claire mengerutkan bingung. "Apa dia merencanakan sesuatu?"

Morgan menggeleng lalu tersenyum. "Kamu tenang saja, Claire. William adalah adikku dan kuyakin dia tidak akan macam-macam."

"Bagaimana jika dia ingin balas dendam?" tanya Claire khawatir.

"Tidak akan. Percaya padaku."

***

Di tempat lain, Jen juga menerima paket yang sama. Jen membuka kotak hitam itu dan membaca isi suratnya.

Datang ke Apartment XX lantai 7 no. 26.7
Jam 8 malam

Jen terkekeh geli. "Astaga! Apa yang dia rencanakan? Apa dia berniat mengajakku makan malam?"

Jen menyimpan surat itu kembali ke dalam kotak dan beranjak menuju walk in closet untuk mencari pakaian yang akan dia gunakan malam ini.

SevenTeen ✅Onde as histórias ganham vida. Descobre agora