Chapter 76 - Sorry?

2.1K 70 2
                                    


Playlist : If You - BIGBANG🎶

***

William menundukkan kepalanya, merasa bersalah atas apa yang dia lakukan. Ternyata semua ini hanya kesalahpahaman. Rey dan lainnya sudah menjelaskan rencana mereka yang berakhir gagal. Dan kini Jen tengah mengobati luka Morgan akibat ulahnya.

"Makanya lain kali bicarakan baik-baik dulu. Jangan langsung main hajar," seru Jaz dengan santai.

William menatap Jaz tajam lalu mendengus kesal. Dia benar-benar merasa bersalah sekarang. Terlebih hubungan Claire dan Morgan juga kini terancam. William tidak bisa menyalahkan teman-temannya karena dia tahu bahwa mereka bermaksud baik. Mereka sampai repot-repot menyiapkan dinner ini. Dan kesalahan mereka karena miskomunikasi. Sam mengira William akan pulang ke rumah, makanya dia mengirim surat itu ke kediaman Johansson. Tetapi, kenyataannya William menginap di rumah Rey.

William menghela napas. Menatap teman-temannya satu persatu. "Maafkan aku. Maaf atas semua perbuatanku selama ini. Maaf karena telah mengecewakan dan membohongi kalian semua. Maaf juga atas kejadian di mansion waktu itu. Harusnya aku mendengar perkataan kalian. Namun karena keegoisanku, aku mengabaikan itu semua. Sekali lagi aku minta maaf," lirih William tulus.

Jen menghentikan gerakan tangannya yang sedang membersihkan luka William. Dia tersenyum lembut sembari menatap punggung kekasihnya.

Sam dan Jaz tersenyum hangat pada William. Mereka merangkul pundak pria itu. Sedangkan, Justin sudah menangis haru. Baru kali ini dia mendengar kata 'maaf' keluar dari bibir William dengan tulus. Jangan tanya soal Rey, karena seperti biasa dia hanya memasang wajah datarnya.

Jen memandangi Morgan. Dia dapat melihat tatapan kosong pria itu. Jen tahu bahwa Morgan sedang memikirkan Claire. Jen kemudian mengelus pipi Morgan pelan. "Aku tahu kamu khawatir dengan dia. Tetapi, untuk saat ini biarkan dia menenangkan diri dulu."

Morgan menatapi cincin Claire dengan sendu. Jika biasanya dia merasa gugup berdekatan dengan Jen, jika dulu jantungnya akan berdetak kencang, sekarang tidak lagi. Yang ada dipikirannya hanya Claire seorang.

"Kamu lihat sendiri, Jen. Dia mengembalikan cincin ini—cincin pertunangan kami. Dan sekarang aku tidak tahu ke mana dia pergi."

Jen menghela napas, lalu kembali membersihkan luka di sudut bibir Morgan. "Aku akan membantumu mencarinya. Aku juga akan membantumu menjelaskan segalanya."

Morgan menggeleng lalu menatap Jen. "Tidak! Claire nantinya bisa semakin salah paham dan aku tidak bisa—"

"Tidak bisa kehilangannya, bukan?" tanya Jen dengan senyum mengembang. "I know it. Kamu sudah jatuh ke dalam pelukan Claire, Morgan. Baru kali ini aku melihatmu kalut seperti ini."

Morgan hanya terdiam. Mencerna semua perkataan Jen dengan baik.

"Aku yakin kalian akan kembali bersama. Kamu hanya tidak boleh putus asa. Kejar cintamu sampai dapat, Morgan. Karena sekali kehilangan, belum menandakan bahwa kamu akan kehilangan untuk kedua kalinya," ucap Jen berusaha optimis.

Tanpa sadar Morgan tersenyum kecil. "Terima kasih, Jen."

"Ekhem ...."

Jen dan Morgan mengalihkan perhatian mereka saat melihat seorang pria jangkung sudah berdiri di hadapan mereka.

"Sudah bicaranya?"

Jen menatap sinis ke arah William. "Harusnya kamu minta maaf, Wil."

"Maka untuk itu aku kemari," seru William cepat. William menghela napas, kemudian menatap Morgan serius. "Aku minta maaf atas kejadian tadi dan untuk semua hal yang menyakitimu. But, aku tidak akan meminta maaf atas segala perbuatanku, karena aku melakukannya untuk merebut milikku kembali."

SevenTeen ✅Where stories live. Discover now