Chapter 27 - I promise

3K 94 1
                                    

Playlist : Symphony - Clean Bandit ft Zara Larsson 🎶

***

Jen tengah berbaring di atas kasur dengan posisi membelakangi William. Semenjak pembicaraan tadi, Jen tidak mau berbicara sepatah kata pun dengan William walaupun William sudah mencoba untuk mengajaknya bicara.

Jen mendengar suara berisik-berisik. Seperti suara benda berat yang didorong. Jen mendudukkan badannya lalu menyalakan lampu yang ada di atas nakas samping tempat tidurnya. Matanya membulat saat melihat William mendorong tempat tidurnya agar menyatu dengan tempat tidur Jen.

"What are you doing?!" pekik Jen terkejut.

Hal ini membuat senyum William merekah. "Akhirnya kamu mengeluarkan suara indahmu juga, sayang."

Jen tersadar lalu membekap mulutnya dengan tangannya sendiri.

William menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur saat tempat tidur mereka sudah menyatu walaupun masih terlihat pemisah di tengahnya.

Jen spontan berdiri. "Kenapa kamu memindahkan tempat tidurmu itu?"

"A-K-U T-I-D-A-K M-A-U J-A-U-H D-A-R-I K-A-M-U," Ucap William dengan mengeja satu-satu hurufnya.

"Jangan bercanda, William!"

"Aku tidak bercanda. Sudahlah .... Untuk apa masalah sepele seperti ini diperdebatkan? Sebaiknya kamu tidur sekarang." William menepuk-nepuk tempat tidur Jen. "Hari sudah malam dan aku tahu kamu lelah."

Jen menggeleng tegas.

William menghela napas lalu mengangkat kedua tangannya ke atas dengan posisinya yang masih berbaring. "Aku tidak akan menyentuhmu. I promise."

Jen sedikit percaya bahwa William tidak akan macam-macam. Dia juga sudah mengantuk sebenarnya. Jen lalu berbaring di atas tempat tidurnya lalu memanjatkan doa dalam hati.

"Tuhan .... Tolong jaga aku dari pria di sebelahku ini. Bukan maksudku untuk menuduhnya, hanya saja aku tidak akan tau apa yang bakal terjadi ke depannya. Jadi, kumohon padamu .... Bila dia memiliki niat jahat padaku, tolong hilangkanlah niat itu. Aku mau mohon padamu ya Tuhanku."

Setelah selesai berdoa, Jen pun menutup matanya dan mulai masuk ke dunia alam bawah sadarnya.

***

Jen membuka matanya perlahan dan sedikit menyipit saat sinar mentari mengenai wajahnya. Jen menoleh ke sampingnya dan melihat William masih tertidur dengan lelap. Jen tersenyum kecil lalu duduk mendekati tubuh William. Tangannya secara otomatis terulur untuk mengelus rambut hitam William. Dia lalu sedikit menunduk dan mengecup kening William singkat.

"Good morning, William," ucap Jen sambil menegakkan tubuhnya kembali.

"Good morning too, pretty girl," jawab William membalas sapaan Jen. Membuat Jen terkejut dan sedikit menjauhkan badannya.

Perlahan mata William terbuka dan matanya langsung beradu dengan mata indah milik Jen. William lalu tersenyum pada Jen, membuat jantung Jen berdetak lebih kencang dari yang seharusnya.

"Kau mengambil kesempatan dalam kesempitan, ya," tegur William dengan suara seraknya.

Jen memalingkan wajahnya. Kedua pipinya memerah karena malu. Dia tertangkap basah mencium kening William.

"Tidak perlu malu, sayang .... Justru aku senang karena kau yang duluan melakukannya."

"Aku tidak melakukan apa pun!" elak Jen lalu berdiri.

"Jika tidak, lalu kenapa pipimu merah seperti tomat begitu?" goda William.

Jen mendengus kesal. "Terserah!"

William menaikkan sebelah alisnya.

"Dengar! Aku hanya khilaf tadi, jadi jangan besar kepala apalagi bawa-bawa perasaan!"

William terkekeh geli. "Nah, kau sendiri yang telah mengakuinya. Aku anggap bahwa kejadian tadi adalah tanda bahwa kau sudah menerima aku di hidupmu."

Jen menggeleng. "Jangan mimpi! Sampai kapan pun aku tidak akan mau menerimamu dalam hidupku. Kau tahu, aku menyesal telah mengakui bahwa kau kekasihku di depan orang tua kita."

William berdecak kesal. "Jadi, kau mau dijodohkan dengan Morgan?"

"Sepertinya lebih baik begitu daripada hidup bersamamu, William."

William menatap Jen tajam lalu berdiri dari tidurnya. Dengan langkah cepat dia menghampiri Jen. William menunjuk Jen tepat di depan wajah Jen. "Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi, Jennifer!"

"Kau tidak bisa melarangku! Aku akan mengakui semua kebohongan ini di depan orang tua kita sehingga pertunangan itu akan dibatalkan," pekik Jen.

Rahang William mengetat dan sorot matanya menggelap. Dia menyentuh kedua bahu Jen, lalu mendorong Jen sehingga tubuh Jen jatuh ke atas tempat tidur. Jen memekik kaget dan membulatkan matanya. William segera menindih tubuh kecil Jen.

"Apa yang mau kau lakukan, William?! Jangan gila kamu!!!" teriak Jen histeris.

William hanya diam dan mulai mencium bibir Jen dengan kasar. Jen terus memberontak dan dia tidak suka ciuman William kali ini. Kasar dan memaksa. William menggigit bibir bawah Jen sehingga Jen terkejut dan membuka mulutnya. Hal ini tidak disia-siakan oleh William, ia langsung memasukkan lidahnya ke dalam dan mengabsen setiap inci rongga mulut Jen. William lalu berpindah ke leher Jen. Dia menciumnya dengan rakus di sana dan membuat tanda kemerahan di leher jenjang milik Jen.

Jen hanya pasrah dengan apa yang dilakukan William.

William lalu menghentikan perbuatannya dan menatap tepat di mata Jen. "Kamu itu milikku, Jennifer Anlikie. Selamanya milikku. Jadi, jangan harap bahwa orang lain bisa mendapatkanmu karena kamu sudah ditakdirkan untukku. Siapa pun yang berusaha mendekatimu, aku berjanji bahwa aku akan melenyapkannya dan membuatnya menyesal karena sudah mendekati milikku."

Jen meneguk salivanya susah payah. Detak jantungnya tidak berdetak dengan normal sekarang. "Kau terobsesi padaku, William?" tanya Jen dengan suara kecilnya.

William tersenyum miring lalu menegakkan tubuhnya. "Hari ini kamu selamat, Jen. Tetapi, jika kamu berani memutuskan pertunangan ini, maka aku tidak akan segan-segan membuatmu terkurung di dalam kamar ini dengan diriku tentunya. Dan kamu tahu 'kan apa yang bisa dilakukan seorang pria terhadap seorang wanita jika mereka hanya berduaan di satu kamar. I promise."

Jen menggeleng kuat. "Aku tidak akan memutuskan pertunangan itu."

William tersenyum senang. "Good girl."

Setelah mengucapkan dua kata itu, William laluberjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.





TBC

***

jangan lupa vote dan comment-nya ya...

Saranghae 💕

SevenTeen ✅Where stories live. Discover now