Dua puluh sembilan

26.8K 3.8K 59
                                    

Jutaan spektrum cahaya bergerak naik, seolah ada simfoni yang mengalun bersama gerak spektrum. Perlahan spektrum berubah rupa layaknya benang-benang warna. Memanjang dari pola buatan Asa, naik ke atas. Kemudian saling memilin. Sehingga lebih tampak tali tambang raksasa yang terbuat dari benang rami berwarna-warni penuh kilau.

Asa masih menekuni mantra. Benar-benar tidak mengacuhkan hembusan angin yang semakin kuat. Kegelapan merayap keluar dari pola sihir Asa. Terus merayap melewati bawah badan Asa yang duduk di tanah. Kegelapan itu seolah menelan segala yang tak diinginkannya. Termasuk Seth. Hanya menyisakan Asa, pola sihir, dan spektrum cahaya.

Keheningan dalam kegelapan mendukung usaha Asa merapalkan mantra untuk yang kelima kali. Sesuai arahan Seth.

Ketika kelopak mata Asa membuka. Spektrum yang berpilin seperti tali tambang telah sampai di suatu batas di atas sana yang tidak terjangkau penglihatan Asa. Karena apapun yang dilihatnya hanyalah kegelapan di atas sana.

Asa berdiri, agak gontai. Jujur, dia tak pernah mengira akan melihat buah karya sihirnya sendiri.

Kakinya serasa mendapat bimbingan untuk maju. Tangannya terulur, nyaris menjangkau spektrum. Asa menggigit bibir bawah, tekadnya sedikit goyah. Menjadi apa yang diharapkan para naga dan membalas segala kesakitan Ratu adalah hal berbeda dari permintaan Mir kala membawanya ke dunia ini. Mir memintanya menjaga Inatra, anak Mir dan Thanay.

Tunggu...

Ada sesuatu yang dilewatkan Asa. Menjaga Inatra sama dengan memenuhi harapan para naga dan membayar kesakitan Ratu. Tentu saja. Inatra adalah puteri Mir, masih berada di garis keturunan Ratu. Jika dia tidak mengembalikan 'segala' hal pada tempatnya. Tak ayal, Inatra akan terseret putaran takdir keturunan Ratu.

Tangannya bergerak maju, menyentuh spektrum. Benang-benang spektrum cahaya itu bergerak liar, berusaha meringsek masuk ke dalam telapak tangan Asa.

Asa menjerit. Awalnya telapak tangannya yang serasa dihujam ribuan jarum. Perlahan sekujur badan yang terasa diserang jarum-jarum tajam. Dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sakit luar biasa.

Benang-benang spektrum terus masuk ke dalam diri Asa melalui telapak tangan. Mengisi tiap rongga badannya. Jerit dan lolongan Asa memenuhi keheningan. Sampai pada benang spektrum terakhir yang masuk, teriakan penuh kesakitan Asa baru berhenti. Badannya roboh. Tangan kiri Asa menggenggam pergelangan tangan kanan yang tadi menjadi jalan masuk benang-benang spektrum. Tangan kanannya bergetar kecil, masih ada sengatan yang mengejutkan otot-otot tangan. Tangan kirinya mengetatkan genggaman, berusaha menghentikan sengatan kecil itu.

Kegelapan bergerak turun. Merayap melewati badan Asa yang roboh, terus bergerak sampai lenyap tersedot pola sihir.

Seth bangkit dari tidurnya. Dia berjalan terburu mendekati Asa yang meringkuk di tanah.

"Aku..." Asa menarik napas tersengal-sengal, "me-mendapat ... kan..."

Tidak ada lagi suara yang sanggup dikeluarkan Asa. Dia melanjutkan kalimatnya dengan mengangkat telapak tangan ke arah Seth.

Seth tahu sesuatu yang besar dan tak terjangkau akal telah diperoleh Asa. Sesuatu yang hanya dimiliki Sang Ratu. Kaki depan dan kaki belakangnya ditekuk. Kepalanya menunduk.

"Kehormatan para naga bersimpuh pada keberjayaan Ratu," ucap Seth.

Asa terkekeh geli melihat tindakan Seth yang tidak biasa. Tangan kanannya merapat ke dada. Sesuatu tengah bergejolak dalam dirinya, sepotong kisah dan secuil kekuatan Sang Ratu.

Izinkan aku melindungi janjiku pada Mir, Wahai Penjaga Dunia.

###

07/10/2018

Oke, tolong tagih gw lebih gencar biar apdet cerita ini lebih sering. Karena ini udah mulai masuk klimaks. Gak mungkin klimaks ditunda2 mulu 😭

SurealWhere stories live. Discover now