Empat Puluh

20.8K 2.5K 58
                                    

Keramaian warga kerajaan yang tumpah ruah di jalan tak sanggup memecah keseriusan Thanay memandang langit. Sudah dua bulan istrinya menghilang, selama itu pula sudah berbagai cara dilakukan demi menemukan Mir. Hasilnya tetap tidak jelas. Satu-satunya yang tersisa adalah Gallea, pemuda yang ditangkap sebagai pemberontak, juga orang yang dipercaya Inatra sebagai paman. Menemukan Gallea bukan perkara mudah. Diam-diam, Thanay memerintahkan pasukan yang menyisir bagian luar benteng kerajaan untuk mencari informasi mengenai Gallea. Semuanya tak menemukan titik terang. Gallea bukan pemberontak yang dikenal. Semua pemberontak yang keluar dari kerajaan semula adalah bagian penduduk bahkan pejabat kerajaan. Ketika mereka kabur dan membentuk kelompok sendiri, barang tentu pihak kerajaan tahu identitas mereka, kecuali keturunan yang terlahir di luar catatan kerajaan.

Mungkinkan Gallea belum tercatat sebagai penduduk kerajaan? Di tahun ke berapa orangtua Gallea kabur dari kerajaan? Thanay terus berpikir hingga alisnya menikuk dalam. Gallea mengaku sepupu Mir, begitu yang dituturkan Inatra. Jika Gallea benar keturunan Sang Ratu, siapa orangtua Gallea?

Giyom di kuil Penjaga Dunia. Thanay mendesis setelah menarik satu kesimpulan. Sirasae, tentu saja.

Thanay buru-buru balik badan, menyambar pedang dan syal. Hari mulai petang, tak menutup kemungkinan tujuannya akan memakan waktu hingga malam. Namun Thanay tak bisa menahan diri. Jika Raja Jed tetap berpangku tangan menghadapi hari pembalasan seperti yang pernah dia ucapkan, Thanay harus bertindak. Putrinya, Inatra, berpotensi menjadi bahan permainan politik kerajaan jika keberadaan Mir tak jelas adanya.

Thanay mempunyai kuda perang yang besar, kuat, dan berlari cepat. Untuk sekali ini, Thanay tak ingin menggunakan kudanya, melainkan dia melajukan kakinya ke kandang kuda kerajaan. Dekat lapangan melatih kuda, seorang pria berteriak memberikan instruksi pada dua orang pelatih kuda yang berada di tengah lapangan. Thanay tahu siapa pria yang berdiri dekat pagar lapangan itu. Rinom. Pria yang dikabarkan sebagai kekasih Mir sebelum mereka menikah.

"Rinom," panggil Thanay.

Rinom terkejut akan kedatangan Thanay. Bukan suatu kebiasaan dirinya didatangi petinggi kerajaan. Jika membutuhkan kuda, para pejabat akan meminta pesuruh untuk mendatanginya. Apalagi seorang Thanay yang merupakan suami Mir.

"Adakah yang dapat kubantu, Panglima Thanay?" Tanya Rinom gugup dan canggung.

"Aku membutuhkan kuda yang kuat melakukan perjalanan malam. Bukan hanya kuat, tapi cepat."

"Kemana tujuan Anda, Tuan?" Thanay tampak tak suka saat Rinom bertanya detail sehingga buru-buru Rinom menjelaskan pertanyaannya. "Aku butuh memastikan jarak yang akan Anda tempuh dengan kemampuan kuda."

"Bukit Tasha."

Rinom kaget. Bukit Tasha sungguh jauh. Butuh waktu seharian untuk tiba di sana, apalagi dengan kabar pemberontak di hutan barat, bisa  dibutuhkan waktu sehari semalam.

"Aku tak yakin kuda manapun sanggup menempuh perjalanan itu dalam keadaan terburu, kecuali Anda mau menukar kuda di tengah perjalanan," kata Rinom setelah berpikir cukup lama. Ucapannya agak tersendat akibat rasa canggung terhadap lawan bicaranya.

"Mengganti kuda," Thanay berpaling pada lapangan kuda, "kau tahu dimana aku dapat berganti kuda?"

"Penginapan di luar hutan barat Thunja menyediakan layanan menukar kuda. Anda perlu membayar beberapa keping perak dan mereka akan merawat kuda Anda sampai Anda kembali."

Thanay menatap Rinom intens. Ini kali pertamanya berbicara langsung dengan pria yang punya kisah masa lalu bersama Mir. Entah bagaimana mengingat kedekatan Mir dan Rinom menyebabkan dada Thanay bergemuruh. Muncul rasa tak suka dan sukar percaya. Namun penjaga istal istana ini merupakan orang yang berdedikasi terhadap pekerjaan dan sudah terbukti dari kuda-kuda yang disediakan ke istana.

SurealWhere stories live. Discover now