'02✔

4.8K 133 1
                                    

"Anjay! Bening bener."

"Gila cantik banget!"

"Oplas paling tuh!"


"Malam minggu jalan kuy."

"Minta nomor hp dong."

"Dih, cantikan juga gue."

"Heh! Kenapa jadi ribut gini? Sudah-sudah. Amel, kamu duduk disana ya." kata Bu Tika lalu menunjuk seorang gadis yang kebetulan duduk sendirian.

Gadis itu melambaikan tangannya sambil tersenyum kearah Amel. Amel tersenyum tipis lalu mengangguk dan berjalan kearah bangku gadis itu.

"Oh ya, kok nggak ada guru? Gurunya kemana?" tanya Bu Tika kepada ketua kelas XI IPS 3--Andre.

"Lah? Kan baru bel masuk. Mungkin, bentar lagi nyampe. Baru inget, kalo gurunya suka telat." balas Andre.

"Siapa?" tanya Bu Tika lagi.

Baru saja Andre hendak menjawab, tiba-tiba suara lelaki yang terdengar tegas terdengar dari arah pintu dan membatalkan niat Andre untuk menjawab pertanyaan Bu Tika.

"Saya." Bu Tika menoleh kearah pintu, ia mendapati seorang guru yang ia kenal. Pak Darto nama guru itu. Guru yang terkenal sadis dalam hal memberikan tugas, namun terkenal pelawak dalam hal mengajar.

"Oh. Ya sudah, saya balik. Oh iya, itu ada murid baru. Duduk yang di dekat jendela itu." kata Bu Tika lalu melenggang pergi meninggalkan kelas yang masih hening.

"Siapa murid barunya? Coba angkat tangan. Namanya siapa? Darimana? Dengan siapa?" tanya Pak Darto sambil bercanda diakhir kalimatnya.

"Lah, jadi nyanyi." celetuk seorang siswa dipojok ruangan. Seisi kelas dibuat tertawa.

"Saya pak." Siswa-siswi yang tertawa tadi langsung diam dan menoleh kearah Amel.

Amel yang diperhatikan oleh seluruh murid dikelas langsung tersenyum tipis dan menurunkan tangannya.

"Ooh, kamu? Cantik juga." kata Pak Darto lalu keadaan kelas kembali heboh karena perkataan Pak Darto tadi.

"Sa ae pak." celetuk seorang siswa yang berada didekat jendela.

"Udah-udah, kita sekarang lanjut belajar aja. Buka bab 2, kita ulang kembali karena ada murid baru disini. Lagian, kalian belum sepenuhnya abis di bab 2 kan?" kata Pak Darto yang diangguki oleh siswa-siswi yang berada dikelas tersebut termasuk Amel.

"Eh, gue belum kenalan sama lo." seru Amel saat para murid tengah menyiapkan alat tulis juga bukunya.

Kezia yang baru saja menyelesaikan kegiatannya menyiapkan alat tulis beserta bukunya tersenyum pada Amel lalu mengulurkan tangan kanannya kepada gadis cantik dihadapannya itu.

"Gue Kezia. Salam kenal."


***

"Ga, denger-denger ada murid baru lho." kata seorang lelaki sambil menyenggol temannya yang asik memainkan ponselnya.

Lelaki yang disenggol melirik sahabatnya itu sebentar lalu kembali memainkan ponselnya.

CARAMEL [COMPLETED]Where stories live. Discover now