DUA PULUH ENAM

2.4K 79 0
                                    

"APA?!"

Seketika, Amel terisak setelah mendengar fakta bahwa Carga mengalami kecelakaan disaat Carga ingin balik dari rumah Amel.

"Lo kenapa?" tanya Angga. Mendengar adiknya menangis buru-buru ia menghampiri adiknya yang berada dikamarnya.

"C-carga... d-dia.. hiks.. hiks.." Amel tak mampu berbicara lagi. Lidahnya sangat kelu dan yang bisa ia lakukan adalah menangis.

Angga yang bingung mendengar perkataan ambigu Amel langsung menyambar ponsel Amel yang ternyata tersambung dengan sebuah telepon.

"Hallo?" panggil Angga dengan ponsel Amel yang sudah melekat ditelinganya dan memeluk Amel yang tengah menangis.

"Hallo. Maaf bisa saya tutup teleponnya?" kata orang diseberang telepon sana, suaranya wanita. Kening Angga mengerut bingung.

"Emm, sebelumnya saya mau tanya. Ini siapa ya? Kok pake nomornya Carga tapi suaranya---"

"Saya suster di rumah sakit Permata Jaya. Saya hanya menginfokan bahwa saudara Carga mengalami kecelakaan hebat di Jalan Gajah Mada."

"HAH?! KOK BISA?!"

"Saya tidak tau kejadian lebih lanjutnya bagaimana. Tetapi, saksi melihat bahwa penabrak saudara Carga sudah lari setelah menabarak Carga hingga mobilnya terpental jauh dan menggelinding."

"Bangsat. Tolong beritau saya dimana Carga sekarang!"

"Saudara Carga sekarang berada di UGD Rumah Sakit Permata Jaya. Tolong beritahu keluarganya. Maaf kalau saya lancang mengambil ponselnya."

"Oke. Makasih infonya!"

Tut! Tut! Tut!

Angga memberikan ponsel Amel kepada pemiliknya. "Ayo Mel, kita kerumah sakit sekarang."

Amel menggeleng keras dan tangisannya langsung pecah. "Gue takut! Gue pasti penyebab Carga kecelakaan! Kalo aja Carga nggak kerumah gue, pasti dia nggak kenapa-kenapa! Ini salah gu---"

"LO NGGAK SALAH!! Ini itu bukan salah lo! Carga kena tabrak lari, Mel! Maka dari itu, ayo kita cari tau. Sebelum itu, lo harus jenguk pacar lo itu! Masa iya pacar lo---"

"YAUDAH AYO CEPETAN!!!" potong Amel berteriak seraya menarik lengan Angga kuat.

Angga mendengus. "Iye. Tapi tolong jalannya nggak usah ngegas gitu. Tangan gue sakit nih lo tarik. Emang lo mau kakak lo ini patah tul---"

"Bacot lo! Cepet ke RS sekarang!"

"Iye-iye. Bawel bet dah."

***

"Carga..."

Amel terhenyak. Kekasihnya terkapar lemas diranjang rumah sakit. Tangannya terulur mengusap puncak kepala Carga lembut.

Omong-omong, Carga sudah dipindahkan keruang rawat dengan kabel-kabel yang melekat ditubuhnya beserta hidungnya.

Keluarganya pun sudah menjenguk tadi dan langsung bergegas kerumah sakit untuk menindak lanjuti insiden ini.

Angga dan sahabat-sahabat Carga lainnya pun membantu polisi untuk mencari pelakunya. Hingga, berakhir Amel yang menjaga Carga.

"Kamu jangan ninggalin aku. Kamu udah seharian tidur loh. Nggak capek? Ayo buka mata kamu!" kata Amel. Carga masih diam tak berkuntik dengan mata yang setia terpejam.

Tes!

Air mata itu kembali lolos perlahan hingga menjadi deras dari mata Amel.

Kemarin, Amel dan Angga lah yang menjadi orang pertama yang mengetahui bahwa Carga mengalami kritis.

CARAMEL [COMPLETED]On viuen les histories. Descobreix ara