DUA PULUH TUJUH

2.4K 76 0
                                    

Sayup-sayup, seorang lelaki yang tertidur pulas mulai membuka matanya perlahan.

Ia menengok kesebelahnya dan mendapati gadis cantik yang kini masih setia menjadi pacarnya, ya lelaki itu adalah Carga dan dia sudah sadar dari masa kritisnya!

Perlahan, tangannya yang telah disuntikkan infus mengusap puncak kepala Amel dengen lembut, hingga membuat sang empunya terbangun.

"Siapa sih. Orang lagi tidur juga. Nggak tau capek apa!" omelnya. Carga terkekeh namun masih melanjutkan aksinya.

"IIH!! SIAP---"

"CARGA?!"

"Yes, babe."

"HUAA!!"

Grep!

Amel langsung memeluk Carga tanpa ampun. Ia bahkan mengeluarkan cairan bening dari matanya. Sungguh, perjuangannya tidak sia-sia.

"Hei, stop. Aku kehabisan nafas. Kamu mau aku koma lagi?" kata Carga yang membuat Amel buru-buru melepas pelukannya dan menatapnya lekat.

"Kamu nggak boleh tidur lagi! Kamu tau nggak?! Kamu itu udah tidur selama tiga bulan alias koma tau!" omel Amel dengan wajah kesalnya. Carga terkekeh.

"Bentar, aku panggilin dokter dulu." kata Amel. Carga mengangguk.

"Boleh ambilin aku air? Haus." pinta Carga dengan tangannya yang mencekal pergelangan tangan Amel. Amel berbalik lalu mengangguk.

Ia memberikan air untuk Carga dan langsung diminum oleh Carga hingga tersisa setengah. Setelahnya, ia langsung meletakkannya ditempat semula.

"Udah? Ada perlu apa lagi?" tanya Amel lembut. Carga menggeleng dengan senyuman yang tak pernah pudar.

"Yaudah aku panggil dokter dulu. Kamu tunggu disini dan jangan tidur lagi! Awas loh." kata Amel yang terlihat sangat possesif. Carga terkekeg lalu mengangguk.

Pintu ruang rawat yang ditempati Carga sudah tertutup. Carga menghembuskan nafasnya pelan dan menatap langit-langit ruang rawat tersebut. Seketika senyumannya kembali hadir saat mengingat Amel.

"Tiga bulan gue tidur. Selama itu pula gue nggak ngejaga dia. Apa ada kejadian selama tiga bulan itu?" tanyanya pada dirinya sendiri.

"Semoga tidak terjadi apa-apa dan Amel tetap terus sama gue!"

***

Seminggu kemudian...

"Akhirnya, gue keluar juga dari ruangan busuk ini." kata Carga bernafas lega. Angga yang menemaninya hanya terkekeh geli.

"Busuk-busuk gini ada yang merhatiin lho." sahut Angga. Carga mendelik bingung.

"Itu loh, kan ada perawat-perawat yang tiap pagi bawain lo makan. Gimana nggak merhatiin tuh!" seru Angga. Carga terkekeh geli lalu membawa tas yang telah berisi baju-bajunya.

"Pacar gue mana?" tanya Carga seraya menutup pintu ruang rawat.

"Iya tau udah punya pacar. Tapi bisa pake nama? Tau kok gue jomblo." kata Angga sebal. Carga tertawa geli mendengarnya.

"Tu anak lagi otw kemari. Tunggu aja." sambungnya. Carga mengangguk.

"Lagian, kok malah lo sih yang kesini? Kenapa nggak Amel aja yang kesini?" tanya Carga sedikit kesal.

"Mana gue tau." balas Angga cuek.

"DOOORR!!"

"Eh anjing!"

"Aduh, kuping gue!"

Umpat Carga dan Angga bersamaan. Mereka berbalik dan mendapati Amel yang menyengir kearah mereka.

CARAMEL [COMPLETED]Where stories live. Discover now