TIGA PULUH SATU

2.3K 69 3
                                    

"Kok Jordan jadi marah sama kamu?" tanya Amel bingung.

"Nggak tau. Semenjak seminggu dia nggak pernah nemuin aku lagi, dia dateng-dateng langsung mukul aku sampe masuk rumah sakit bahkan patah tulang." balas Carga

Amel terkejut. Carga yang melihat ekspresi terkejut Amel malah menganggap itu menggemaskan hingga ia dengan gemas mengacak-acak rambut Amel.

"Biasa aja kali ekspresinya." kata Carga seraya terkekeh.

Amel mengerucutkan bibirnya. "Ga, mau makan!"

Carga mengangguk lalu mulai menyuapi Amel dengan perlahan hingga makanan itu habis tak tersisa dan Amel tertidur pulas.

***

Satu minggu sudah Amel berada dirumah sakit saat ia sadar. Hari ini, ia bisa pulang dari rumah sakit itu.

Kondisinya sudah sehat, namun orang tuanya, kakaknya, sahabatnya dan pacarnya itu melarang ia untuk bersekolah.

"Kamu pindah sekolah aja ya? Bunda nggak mau kamu kenapa-kenapa lagi." kata Letta.

Amel menggeleng cepat. "Nggak! Aku nggak mau pindah sekolah!" tolak Amel mentah-mentah.

Letta menghela nafasnya. "Kalo kamu disana, kamu bakal---"

"Nggak, Bun. Amel udah punya Carga dan Kak Angga yang jaga Amel disekolah. Jadi, Bunda nggak perlu khawatir. Lagian, kemarin aku kan salah sasaran." potong Amel berusaha meyakinkan Letta agar tidak memindahkan dirinya ke sekolah lain.

Letta menghela nafasnya lalu mengangguk enggan. "Terserah deh mau pindah atau nggak. Bunda harap kejadian kemarin tidak terulang lagi." tegas Letta.

Amel mengangguk. "Ayah mana?" tanyanya.

"Ke lua kota, ada urusan. Baru aja tadi subuh berangkatnya." balas Letta. Amel ber-oh seraya manggut-manggut.

"Yuk, kita tunggu didepan aja." kata Letta. Amel mengangguk patuh.

Keduanya berjalan santai menyusuri koridor rumah sakit tanpa mengetahui bahwa ada seseorang yang mengikuti mereka.

Seseorang itu mengepalkan tangannya. Ia tertawa miris saat Letta dan Amel masuk kedalam mobil.

'Kapan gue punya Mama kayak Amel? Kenapa Amel bisa miliki semuanya. Sedangkan gue? Gue lebih mutitalenta, cantik, dan pintar dari pada dia! Tapi, kenapa semua orang malah berpaling ke dia!? Apa kurangnya gue, sih?'

***

Amel dan Carga menyusuri koridor yang mulai ramai. Mereka sampai didepan kelas Amel.

Carga mengacak-acak rambut Amel pelan. "Belajar yang bener. Kalo mau ke toilet sama Kezia! Kalo ngebantah---"

"Iya iya. Udah sana." potong Amel.

"Ngusir?"

"Hm."

"Yaudah."

"Yaudah sana!"

"Iya-iya."

Untuk terakhir kalinya, Carga mengacak-acak rambut Amel pelan lalu pergi meninggalkan gadis itu.

Amel masuk kedalam kelas dan duduk disebelah Kezia yang asik memainkan ponselnya.

"Eh, gue kok nggak liat Alex sama anak buahnya Carga ya?" tanya Amel bingung pada Kezia.

Kezia mendonggak lalu mengangguk. "Kan lo sendiri yang bilang risih, yaudah Carga nggak bawa anak buahnya kesini buat jagain lo. Lagian, mereka juga nggak becus." balasnya.

CARAMEL [COMPLETED]Where stories live. Discover now