TIGA PULUH LIMA

2K 61 0
                                    

"Eh tau nggak?" tanya Tasya pada seseorang diponselnya yang sudah terhubung dengan sambungan telepon.

"Nggak lah. Kan elo belum ngasih tau." balas orang itu kesal.

Tasya terkekeh. "GUE BAKAL JALAN SAMA CARGA!! YUHUU!!"

"Aduh Sya, kuping gue hampir meledak njir."

"Hehe, maaf. Abisnya, gue seneng banget. Parah."

"Ya ya, semerdeka lo aja."

"Eh, by the way, gimana ceritanya lo bisa jalan sama Carga?"

"Gue paksa sih."

"Yeee, gitu doang kok bangga."

"Nggak papa, yang penting gue bisa jalan bareng dia di mall."

"Semerdeka lo aje dah."

"Hihihi, sebagai perayaan, gue bakal traktir lo. Besok kita ke mall dan lo bisa beli apa yang lo mau."

"Serius?!"

"Iya, Sandra."

Alexandra namanya. Ia adalah sahabat Tasya yang paling dekat dan paling lama karena mereka sudah bersahabatan sejak bayi.

Alexandra atau biasa dipanggil Sandra oleh Tasya pun selalu satu sekolah dengan Tasya, namun saat mereka SMA, Tasya memilih sekolah sendiri, begitu juga dengan Sandra.

"Itung-itung juga buat rayain rencana kita yang berhasil."

Ingat kejadian Amel diancam oleh seseorang yang tidak dikenal untuk putus dengan Carga?

Ya, orang itu adalah Sandra. Sandra melakukan hal itu karena ia juga mendukung Tasya untuk dekat dengan Carga.

"Okey, besok gue jemput lo."

***

Ting nung!

Bel apartemen milik Carga berbunyi. Si pemilik kamar apartemen pun langsung membuka dan mendapati Tasya.

Ia langsung memasang wajah datar dan dinginnya. "Mau ngapain lo?" tanyanya dengan nada datar.

"Ah, masa kamu lupa sih? Kamu kan mau nemenin aku shopping di mall." balas Tasya genit.

"Gue nggak mau." kata Carga menolak keras.

"Ih! Kamu udah setuju loh bakal nemenin aku ke mall. Pokoknya kamu harus ikut aku ke mall sekarang!" ucap Tasya memaksan lalu menutup pintu kamar apartemen Carga dan menarik paksa Carga agar mengikutinya.

Didalam hatinya, Carga terus saja mengumpat. Mau tidak mau ia harus mengikuti paksaan Tasya.

Untung saja Tasya itu adalah perempuan. Jika laki-laki? Pasti dia sudah tinggal nama sekarang.

Sejak ia putus dengan Amel, ia memilih untuk menetap di apartemen supaya jika dirinya mabuk, ia terhindar dari omelan orang tuanya.

***

Tasya dan Carga berjalan berdampingan didalam mall. Tasya terus saja mengoceh yang tentunya tidak direspon sekali pun oleh Carga.

Carga pun cuek saja. Ia mengikuti kemana Tasya pergi. Sebenarnya, ia ingin pulang. Namun, perempuan satu ini tidak memperbolehkannya dengan mengancam dia akan melakukan hal yang nekat.

Tentu Carga tidak mau perempuan itu melakukan hal yang nekat dan berakibatkan ia sendiri yang ribet.

"Makan dulu, yuk!" ajak Tasya kegirangan. Carga hanya mengikutinya, tidak mengangguk ataupun berkata 'iya'.

CARAMEL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang