'07✔

3.5K 113 0
                                    

"Nih," Amel meletakkan nampan yang sudah berisi lima buah piring yang berisikan mie goreng beserta topping-toppingnya.

"Widih, enak nih." celetuk Fauzan yang membuat Amel terkekeh pelan disela-sela kegiatannya membagikan piring-piring tersebut sesuai pesanan mereka.

"Emang enak." balas Fauzi saat ia pertama kali menerima piring yang diberikan Amel dan tak tanggung-tanggung langsung melahapnya walaupun masih panas.

"Anjir, lo nggak kepanasan apa? Itu baru mateng loh." kata Doni agak berdigik.

"Kagak lah. Mulut gue anti panas soalnya." balas Fauzi yang membuat manusia-manusia yang ada didalam ruang tamu itu tertawa, kecuali Carga yang tersenyum tipis sambil menikmati mie buatan Amel.

"Anjir, udah kek penggorengan aja. Anti panas!" kata Angga seraya melahap makanannya.

"Gue pamit ke kamar ya." pamit Amel.

"Eh, mau gue temenin nggak?" tawar Doni menggoda Amel. Amel hanya terdiam mendengarnya, tanda tidak. Sedangkan Angga, ia melotot mendengar tawaran Angga kepada adiknya itu.

"Canda elah. Biasa aja kali itu mata." kata Doni. Angga mendengus lalu kembali melahap makanannya.

"Yaudah lo sana, Dek. Kalo lo makin lama disini, makin sering juga ni bocah ngegodain lo." kata Angga yang diangguki oleh Amel lalu keluar dari ruang tamu menuju kamarnya yang letaknya tak jauh dari letak ruang tamu.

Sesampainya dikamarnya, ia meletakkan nampan berisi satu piring mie goreng untuk dirinya dimeja belajar lalu merebahkan tubuhnya ditempat tidurnya.

Ia menatap langit-langit kamarnya itu sambil mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

Ya, Amel melihat Carga tersenyum tipis saat teman-temannya bercanda. Bahkan, dengan senyum yang sangat amat tipis milik Carga mampu membuat detak jantung Amel berdetak lebih cepat.

"Aduh, gue kenapa sih? Kenapa gue selalu deg-deg'an saat ketemu dia? Emangnya, gue beneran suka sama dia? Tapi, kayaknya enggak deh. Gue nggak mau terlalu berharap lebih sama dia, karena gue rasa, dia nggak ada rasa sama gue. Mungkin, dia baik karena gue adiknya kak Angga. Dan, kenapa kak Angga bisa temenan sama anak kelas sebelas? Padahal kan dia anak kelas dua belas? Aneh."

Itulah Amel. Gadis yang suka bertanya sendiri lalu menjawabnya sendiri.

"Emangnya kenapa kalo anak kelas dua belas temenan sama anak kelas sebelas?" celetuk seseorang dari arah pintu kamar Amel.

Amel yang tadi merebahkan tubuhnya langsung merubah posisinya menjadi terduduk dengan wajah kagetnya itu.

Bahkan, matanya membulat saat melihat siapa yang ada didekat pintu kamarnya yang tidak ia tutup.

Doni.

"Kenapa? Kaget?" tanya Doni. Amel terdiam, tubuhnya menegang. Amel menggigit bibir bawahnya seraya berpikir, apa Doni mendengarkan semua perkataanya tadi? Termasuk jika ia mengatakan dirinya
suka pada.. Carga?

"Yaelah, sans. Gue orangnya nggak ember kok. Btw, gue udah tau apa yang lo omongin termasuk lo bilang kalo lo suka sama Carga." kata Doni seolah mengetahui isi pikiran Amel.

'Anjir, gue malu banget sumpah! Mana, Doni temen deketnya Carga lagi.' batin Amel.

"Heh! Udah kali, ah. Itu bibir udah berdarah lo gigit mulu." tegur Doni. Refleks, Amel melepas gigitannya pada bibir bawahnya itu.

Doni duduk disofa yang terletak dikamar Amel. Pintunya pun tetap dibuka, agar tidak dicurigai yang tidak-tidak.

"Wajar sih, kalo lo suka sama Carga." kata Doni tanpa menatap Amel. Sedangkan Amel, ia melirik sekilas Doni yang mengatakan itu lalu memainkan kukunya dan melupakan mie goreng yang sudah ia pastikan sudah dingin.

"Setahu gue, cewek ataupun cowok yang setiap bertemu dengan lawan jenisnya itu deg-deg'an, ya udah dipastiin kalo dia suka sama lawan jenisnya itu." kata Doni lagi. Amel tidak lagi memainkan kukunya, ia hanya menyimak perkataan Doni dengan menunduk diam.

"Lo jangan dulu beranggapan kalo Carga itu baik sama lo karena lo itu adiknya Angga yang merupakan temen kita." sambung Doni.

"Nyatanya, Carga emang baik sama semua orang. Cuma, dia nggak nutupin itu." kata Doni lagi. Kini, Amel mengadah dengan kerutan dikeningnya.

"Maksudnya?" tanya Amel. Doni tersenyum tipis saat tahu Amel meresponnya.

"Ya gitu. Carga itu orangnya baik, nggak dingin seperti yang orang-orang liat dan juga dia normal seperti orang-orang yang mengalami patah hati dan galau." balas Doni.

"Masa? Gue rasa, Carga dingin, irit bicara trus datar gitu. Cuma, waktu itu parkiran lagi sepi tapi dia ngeluarin banyak kata. Itu cukup buat gue aneh sih." kata Amel yang membuat Doni lalu seraya tersenyum tipis.

"Kan, gue bilang juga apa. Asal lo tau aja, Carga emang bersikap dingin, irit bicara, datar, jarang senyum dan lain sebagainya. Tapi, Carga bersikap gitu karena dia nggak mau aja ada banyak cewek yang terus ngedeketin dia mulu." balas Doni yang membuat Amel mengernyit bingung.

"Maksudnya?" tanya Amel benar-benar bingung, Doni terkekeh pelan.

"Carga nggak selamanya dingin sama semua orang kok. Dia cuma bersikap gitu sama cewek, kalo cowok mah dia normal-normal aja. Tapi, gue juga nggak tau kenapa dia nggak dingin sama lo saat kalian diparkiran. Walaupun, gue tau kalo Carga itu mungkin akan selamanya dingin sama cewek." balas Doni.

"Hah?"

Doni terkekeh lagi. Ia bangkit dan hendak berjalan keluar dari kamar Amel, namun langkahnya terhenti.

"Gue rasa, Carga suka sama lo. Tapi, dia agak gengsi buat nyatain persaannya ke elo."

Setelah itu, Doni berjalan keluar dari kamar Amel dan meninggalkan Amel yang terpaku ditempat.

'Carga suka gue?'

***

Author Note :
PART INI PENDEK YA! jujur, aku yang nulis aja mikirnya terbelit-belit tentang Carga. karna, dipikiran aku Carga emang gitu. kek bunglon, berubah-ubah sesuai tempatnya. tapi, kalo Carga, berubah-ubah sesuai keadaannya. haha. gini deh kalo belom ngerti sama Carga yang kata Doni suka sama Amel.

jadi tuh, carga orangnya baik, nggak dingin, datar dan irit bicara. sebenernya sih gitu ya, tapi, carga bersikap kek gitu karna menurut dia, itu cara agar cewek-cewek yang suka sama dia itu minggat karena capek sama sikapnya itu.

beda kalo sama cowok. carga humoris bet sama cowok. suka bercandaan, dan pokoknya normal lah kayak manusia-manusia lainnya yang bisa senyum, ketawa dan sebagainya.

kenapa carga bersikap dingin dan segala kejelekan yang gak disukai sama cewek? karena, carga patah hati. masih ingat sama Ana? mantan yang menurut carga mantan terindahnya.

Ana adalah cinta pertamanya, jadi wajar kalo carga susah melupakan. carga juga normal woy. bisa galau-galauan kek cewek. walau, kalo dia kek gitu, itu buat dia lemah dan lembek seperti cewek, bukan seperti cowok yang diputusin nggak kenapa-kenapa, malah langsung embat cewek lain setelah putus.

nah, udah ngerti? kalo belum ngerti, bisa comment ae. oya, jangan lupa buat vote dan commentnya loh ya❤

part ini sudah direvisi❤

CARAMEL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang