'09✔

3.4K 123 0
                                    

"Hai, Mel!" sapa Kezia saat dirinya bertemu Amel diparkiran.

"Oh, hai, Kez." balas Amel seraya tersenyum manis.

"Kak, gue duluan ya!" sambung Amel pada kakaknya lalu berlari kecil menghampiri Kezia.

"Tumben lo dateng jam segini?" tanya Amel sambil berjalan bersama Kezia menuju kelas mereka.

"Biasa, abis nonton drakor kemaren. Untung aja belom ketutup gerbangnya." balas Kezia yang membuat Amel terkekeh pelan.

Amel dan Kezia berbincang-bincang ria hingga mereka tak sadar ada seseorang yang mengikuti mereka.

Bruk!

"Aduh!" pekik Amel saat dirinya terdorong oleh tubuh seseorang cukup kuat.

Seseorang yang mendorong Amel tersenyum sinis lalu berkata, "Sorry." Lalu, ia pergi meninggalkan Amel dan Kezia yang masih disana.

"Anjir! Tuh orang nggak mau nolongin gue apa!" kesal Amel lalu menerima uluran tangan Kezia untuk membantunya bangkit.

Amel mengibas-kibaskan roknya yang kotor akibat debu yang ada dilantai itu.

"Siapa sih, tu orang?" Kezia ikut-ikutan kesal.

"Nggak tau. Ah, sampe aja ketemu, gue bakal kasih dia yang setimpalnya!" ancam Amel yang diangguki tegas oleh Kezia.

"Setuju! Gue set---"

"Heh kalian! Kenapa kalian masih ada diluar kelas?! Cepat masuk!" Suara bariton milik Pak Anton menggelar diarea koridor tempat Amel dan Kezia berdiri.

"Eh, bapak. Um.. kita masuk dulu ya." Setelahnya, Amel dan Kezia lari terbirit-birit menuju kelasnya yang letaknya tak jauh dari tempat mereka berdiri.

***

"Hai, cantik." sapa Fauzi saat melihat Amel bersama Kezia tengah berjalan menuju gerobak siomay yang melewati meja yang ditempati oleh Carga dkk.

Amel membalas sapaan Fauzi dengan senyuman tipisnya lalu memesan pesanannya bersama Kezia.

"Yaampun, Doni ganteng banget!" pekik Kezia dengan nada berbisik.

"Ih, lo suka sama Doni ya?!" tebak Amel dengan nada yang berbisik juga.

"Eh?" Kezia gelagapan. Memang, Kezia hanya bisa menyukai seseorang secara diam-diam. Dan, sekarang, ia sudah terciduk oleh teman barunya yang sudah ia anggap sebagai sahabat.

Kezia menyengir lalu mengambil nampan yang berisikan pesanannya lalu meninggalkan Amel yang tengah membayar pesanannya sendiri.

Kezia menuju bangku yang kosong, namun sayang, bangku yang kosong hanya ada dibanku tepat disebelah bangku Carga dkk tempati.

Kezia merasakan jantungnya berdetak kencang. Duduk bersebebalan dengan doi yang sudah ia idamkan dan sukai selama setahun itu, adalah hal terbahagia menurutnya.

"Tinggalin aja terus! Tau deh, yang terciduk demen sama--- hmmph!"

Kezia membekap mulut Amel seraya berdecak. Tak lama kemudian, Kezia menurunkan tangannya dan memakan makanannya.

Amel mendengus saat Kezia menurunkan tangannya. Ia juga mengikuti aktifitas yang sama dilakukan oleh Kezia seraya matanya bergerak menyusuri seisi kantin.

Tiba-tiba, Amel merasa ada yang kurang. Amel memperhatikan lagi seisi kantin dan mencari seseorang.

Carga.

'Kenapa gue jadi nyariin dia sih?!' kesal Amel lalu memakan makanannya dengan tidak nafsu.

"Eh, lo kenapa dah?" tanya Kezia saat menyadari Amel tidak memakan makanannya lagi.

CARAMEL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang