TIGA PULUH ENAM

1.9K 58 0
                                    

Sebulan sudah Amel menjauhi Carga. Carga pun sudah menyerah tidak kuat jika tidak berada disamping Amel dan menjaga gadis itu dari musuhnya itu.

Carga bertekat mendekati Amel dan menjadikan miliknya lagi. Seperti saat ini, ia tengah berada dikantin dan menghampiri bangku yang ditempati oleh Amel, Kezia dan Jordan.

"Hallo!" sapa Carga.

Amel dan Kezia terkejut atas kedatangan Carga ke bangku mereka. Tidak dengan Jordan yang seketika merubah raut wajahnya menjadi datar.

"Apa kabar, Kez, Mel? Udah lama nggak main nih." kata Carga. Kezia tersenyum kikuk, begitu juga dengan Amel.

Seketika, Amel merubah raut wajahnya menjadi datar ketika mengingat ancaman dari orang itu.

"Gue ke toilet." pamit Amel lalu pergi meninggalkan area kantin.

"Gue ke kelas dulu deh, Kez." pamit Jordan kepada Kezia lalu pergi meninggalkan area kantin seperti Amel.

Kini, tersisalah Kezia dan Carga dalam keadaan canggung. Carga berdeham memecahkan suasana hening.

"Lo apa kabar, Kez?" tanya Carga basa-basi.

"B-baik. Lo sendiri?"

"Buruk, Kez. Sangat buruk malah." Carga tertawa lirih membalasnya.

Kezia menatap Carga sendu. Ia tahu bahwa lelaki itu tidak terima jika Amel memutuskan hubungan mereka. Tetapi, Kezia sadar, bahwa Amel telah diancam.

Ya, kepada Kezia lah Amel menceritakan semuanya. Ia menangis tersendu-sendu dikamar Kezia saat Amel putus dengan Carga.

"Lo tau nggak, Kez? Hati gue sakit banget pas Amel mutusin gue. Hidup gue kayak hampa nggak ada Amel, Kez." kata Carga, ia kembali tertawa lirih.

'Amel juga sama, Ga. Kasian gue sama lo sumpah.' batin Kezia sendu.

"Sebulan ini, gue putus dan nggak pernah bertegur sapa sama Amel. Selama itu juga, club dan mabuk jadi pacar pengganti gue." kata Carga. Kezia kaget dibuatnya.

'What!? Carga sering pergi ke club dan mabuk?!' batib Kezia kaget.

"Rasanya, gue pengen mati, Kez. Gue nggak tau lagi, buat apa gue hidup." katanya lirih.

Ia menatap Kezia sendu. "Kenapa Amel mutusin gue, Kez? Kenapa!?"

'Gue nggak bisa kasih tau lo, Ga. Gue sebenernya pengen banget buat kasih tau lo. Cuma ini menyangkut nyawa Amel, Ga. Lo nggak mau kan kalo Amel kehilangan nyawanya dengan balik dengan lo?' batin Kezia.

Mata Carga mulai memerah, nampaknya ia tengah menahan tangisannya. Kezia ingin tertawa karena lelaki menangis, namun ia sadar situasi.

Kezia berdeham pelan. "G-gue nggak tau, Ga." balasnya berbohong.

Carga menatapnya. "Yang bener? Lo pasti tau kan? Kenapa dia mutusin gue, Kez? Kasi tau gue!"

Kezia menggelengkan kepalanya. "Gue udah bilang, gue nggak tau, Ga." balasnya masih berbohong.

Carga memanglingkan pandangannya. Ia menatap area kantin yang ramai dengan pandangan kosongnya.

Kezia menghela nafasnya. Ia merasa sangat kasihan kepada Carga. Namun, apa boleh buat?

"Kalo lo masih sayang sama diri lo, jangan ke club dan mabuk-mabukan. Itu nggak baik buat diri lo." nasihat Kezia.

Carga menggeleng. "Gue nggak peduli sama diri gue. Gue ke club dan mabuk itu juga karena Amel, Kez. Udah gue bilang, gue nggak bisa putus sama dia."

Kezia menghela nafasnya. "Jangan sampai Amel tau kalo lo sering ke club dan mabuk-mabukan. Lo nggak mau kan, kalo Amel tau dan ngebenci lo? Mana ada sih, cewek yang suka cowoknya kayak gitu?"

Carga terdiam. Kezia bangkit dari duduknya dan menepuk pelan bahu Carga.

"Stop datang ke club dan mabuk-mabukan. Dengan lo berbuat seperti itu, itu nggak bakal buat semuanya kembali, Ga. Percuma." katanya.

"Gue pamit."

***

Kezia berjalan cepat menuju kamar Amel. Sejak pulang sekolah tadi, Kezia berpesan kepada gadis itu akan pergi kerumahnya untuk bercerita.

Brak!

Kezia membuka pintu kamar Amel dengan keras hingga membuat si pemilik kamar kaget.

"Astaga! Itu kalo pintu gue rusak gimana?!" omel Amel kesal.

Kezia menyengir lalu menutup pintu tersebut, tidak lupa juga untuk menguncinya.

Ia menghampiri Amel lalu merebahkan dirinya dikasur empuk milik Amel.

"Tau nggak kenapa gue bisa lama dikantin?" tanya Kezia.

"Lo makan lah. Lo kan perut karet." balas Amel polos.

Plak!

"Yee, malah ngeledek." kata Kezia seraya memukul lengan Amel pelan.

Amel mendengus. "Ya terus?"

"Gue ngomong bentar sama Carga."

Deg.

"Ngomong apa?" tanya Amel kepo.

"Semenjak lo putus sama dia, club dan mabuk-mabukkan pacarnya dia sekarang." balas Kezia.

Amel membulatkan matanya kaget. "Serius?!"

"Sepuluh rius malah, Mel." balas Kezia.

"K-kok bisa sih?"

"Ya bisa aja kali. Mungkin, dengan cara itu, dia melampiaskannya."

"Kok gue jadi bersalah gini sih."

"Lo nggak salah, Mel. Yang salah itu adalah orang yang ancam lo itu!"

"Yaa, kan gue bisa backstreet gitu, Kez."

"Nggak, Mel. Dengan cara lo backstreet dengan Carga, yang ada hidup lo bakal lebih sengsara lagi."

Amel mengerutkan keningnya bingung. "Sengsara?"

Kezia mengangguk. "Ya, coba lo pikirin. Pertama, kalo lo backstreet, lo bakal jarang ketemu sama Carga. Bahkan kalo mau jalan bareng ke mall gitu misalnya, harus nyamar. Kedua, kalo lo backstreet, lama kelamaan juga bakal kebongkar. Dan, yang ketiga adalah kalo kebongkar, hidup lo tinggal sehari lagi, Mel."

Amel terdiam. Apa yang Kezia katakan itu sepenuhnya benar.

"Terus, gue harus apa?" tanya Amel lirih. Matanya mulai memanas.

"Ya.. nggak ada cara lain lagi selain lo jauhi Carga sampe orang yang ancam lo itu udah masuk ke penjara." balas Kezia.

Amel mulai menangis. Mengetahui sahabatnya menangis pun langsung memeluknya dan mengelus-elus punggungnya.

"Udah, dengan lo nangis gini, nggak bakal nyelesaiin masalah, Mel." kata Kezia menenangkan Amel.

"G-gue harus gimana lagi, Kez? Gue nggak sanggup jauh dari Carga dan ngebiarin dia ngelakuin hal negatif kayak gitu." balas Amel lirih.

Kezia terdiam. Ia masih memeluk Amel seraya berpikir. Seketika, ia menemukan jawaban yang pas.

"Eh, gue ada ide!" kata Kezia.

Mereka melepas pelukannya. Amel menatap Kezia dengan kerutan dikeningnya.

"Hapus dulu dong air mata lo." kata Kezia. Dengan cepat, Amel menghapus kasar air matanya yang tersisa dipipinya.

"Gini, dengerin gue." kata Kezia. Amel mengangguk.

"Lo kan anak yang berasal dari keluarga kaya tuh, bonyok lo pasti punya banyak anak buah dan mata-mata yang ahli dibidangnya untuk menjaga perusahaan mereka kan?" tanya Kezia. Amel mengangguk.

"Gimana kalo..."

***

Author Note :
kalo apa nih? hayoo😂. jangan lupa buat vote dan comment ya💘
maap partnya pendek lagi:(

CARAMEL [COMPLETED]Where stories live. Discover now