EMPAT PULUH

2.2K 68 3
                                    

"Pi." panggil seorang gadis.

Seseorang yang dipanggil 'Pi' oleh gadis itu menoleh dan mendapati anaknya yang memanggilnya.

"Kenapa sayang?" tanya orang itu.

"Papi kenal sama Tama?" Gadis itu bertanya pada Joey--papi Tasya.

Joey mengernyitkan keningnya bingung. Bingung mengapa anaknya itu menanyakan Tama yang notabenenya teman yang mau membantu perusahaannya bangkit.

'Please bilang nggak, Pi.' batin Tasya.

"Kenal."

Skak!

'J-jadi, apa yang dibilang sama Amel bener?!' batinnya lagi.

"Kenapa kamu nanya gitu?" tanya Joey.

"Nggak." balas Tasya ragu.

"Emm.. Tasya denger kalo om Tama itu yang buat kita jadi kaya raya gini, ya?" sambungnya bertanya hati-hati.

Joey mengangguk. "Ya kamu benar, om Tama yang buat kita kaya seperti sekarang. Kamu jangan ganggu anak-anaknya ya. Papi denger, anak-anaknya satu sekolah sama kamu." balas Joey.

Tasya mengangguk ragu. Ia sudah mencari mangsa yang salah. Namun, Tasya tetaplah Tasya. Si manusia egois yang harus mendapatkan apa yang ia mau tanpa memikirkan apapun.

"Pi, Tasya mau Papi jodohin Tasya sama Carga, anaknya om Aditama." kata Tasya tiba-tiba.

Joey membulatkan matanya kaget. "Buat apa kamu minta perjodohan itu? Kamu masih SMA. Kerja aja belum udah mikirin jodoh." balas Joey terkekeh pelan.

"Iih, Papi! Tasya nggak mau tau, pokoknya Tasya mau Papi jodohin sama Carga! Kalo nggak, Tasya marah sama Papi!" kata Tasya lalu pergi meninggalkan Papinya yang terdiam mencerna perkataannya.

"Papi nggak bisa, Tasya!" kata Joey tiba-tiba. Tasya berbalik dengan wajahnya yang memerah.

"Kenapa, Pi? Kenapa?! Tasya cuma minta itu dan itu sama sekali nggak ngeluarin sepeserpun uang, Pi!" balas Tasya.

"Itu nggak bakal bisa terjadi, Sya. Bagaimana pun cara kamu, kamu nggak bakal bisa miliki Carga! Karena papanya Carga dan papanya Amel sudah sepakat dengan sebuah perjanjian!" balas Joey.

Tasya terdiam. "Perjanjian apa?" tanyanya bingung.

"Carga dan Amel akan bertunangan setelah mereka lulus nanti."

***

Perkataan Joey terus saja menghantui pikirannya. Tasya harus mencari cara agar ia bisa mendapatkan Carga seutuhnya.

Ia bimbang. Sebenarnya, ada satu cara yang ia yakinin akan berhasil seratus persen.

Namun, cara itu juga akan membahayakannya. Ia bisa saja dipenjara bahkan tidak dianggap oleh keluarganya.

Tasya menghela nafasnya. Ia menatap langit-langit kamarnya. Tiba-tiba, sebuah suara mengejutkannya.

"Lo kenapa? Sini curhat." kata orang itu.

Tasya bangun lalu menudukkan dirinya ditempat tidur tersebut bersama orang itu. Tasya menatap orang itu tanpa ekspresi.

"Gue salah ya?" tanya Tasya tiba-tiba. Orang itu--Sandra-- mengerutkan keningnya bingung.

"Maksud lo? Perasaan, lo nggak ada buat salah deh." balas Sandra bingung.

Tasya menghela nafasnya gusar lalu mengusap wajahnya kasar.

"Apa gue salah dengan rencana yang gue buat ini?" tanyanya.

"Kalo boleh jujur sih, iya." balas Sandra. Tasya menatapnya tak percaya.

CARAMEL [COMPLETED]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें