EMPAT PULUH TIGA

2.1K 63 0
                                    

Jordan melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Sejak kejadian tadi, ia semakin suka dengan Amel. Caranya memisahkan dirinya dengan Carga dengan dewasa nan lembut membuat Jordan semakin suka padanya.

Jika tadi Jordan dan Carga bermaaf-maaf'an, itu mungkin tidak berlaku pada Jordan. Karena, bagaimana pun, Carga sudah keterlaluan. Sudah mengejek ibunya, bahkan masih saja berpacaran dengan Amel, lagi.

Jordan mengacak rambutnya kesal dan membaringkan tubuhnya dikasur empuknya. Ia memejamkan matanya sejenak dan berpikir jernih untuk rencana berikutnya.

Tok! Tok! Tok!

Mata Jordan terbuka setelah mendengar suara ketukan pintu. Ia menoleh dan mendapati Tasya yang masuk kedalam kamarnya lalu menghampirinya dan berakhir membaringkan tubuhnya disebelah Jordan.

Jordan kembali menutup matanya. Keheningan melanda mereka selama beberapa saat hingga Tasya terduduk dan menatap Jordan intens. Sedangkan Jordan? Ia tidak peduli sama sekali dengan tatapan yang diberikan Tasya.

"Apa lo ngebatalin rencana lo?" tanya Tasya pelan.

"Nggak." balas Jordan singkat tanpa membuka matanya.

"Apa lo maafin Carga?" tanya Tasya lagi.

"Nggak." balas Jordan singkat seperti tadi.

Tasya menghembuskan nafasnya. "Gue mohon, Dan. Tobat. Biarin mereka hidup bahagia."

Tiba-tiba, Jordan membuka matanya dan mendudukkan tubuhnya lalu menatap Tasya sejenak.

"Gue benci sama Carga, Sya. Benci se'benci-bencinya!" kata Jordan. Terselip kemarahan dikata-katanya.

"Gue tau. Apa susahnya lo maafin dia dan nggak usah mikirin itu lagi?" tanya Tasya pasrah.

"Ini hidup gue, Sya. Lo nggak usah peduli sama gue kalo lo emang nggak mau kena masalah lagi." balas Jordan enteng.

"Gue bukannya sok peduli sama lo, Dan. Gue sepupu lo dan lo sering bantu gue dalam hal apapun. Begitu pun gue ke lo. Tapi, untuk kali ini, tolong dengerin kata gue, Dan." bujuk Tasya.

Jordan menggeleng. "Nggak, Sya. Gue nggak bisa."

"Lo pasti bisa, Dan. Ada Sandra dan cewek-cewek lain diluar sana yang bisa jadi teman hidup lo. Bukan cuma Amel doang. Dia udah punya teman hidup yang nyaman buat dia. Dia udah bahagia sama Carga, Dan."

"Gue sama kayak lo, Dan. Sama-sama mencintai seseorang yang nggak akan pernah bersatu dengan kita. Lo suka Amel yang notabenenya pacar Carga dan gue suka Carga yang notabenenya pacar Amel."

"Lo bisa liat sendiri kan perjuangannya? Perjuangan dimana mereka sama-sama mau berjuang agar hubungan mereka kembali bersatu."

"Kalo mereka nggak bahagia, nggak nyaman, mereka pasti nggak bakal pernah balikan. Karena, balikan dengan mantan, sama aja mengulang kesalahan."

Tasya menutup ucapannya dengan tepukan pelan dipundak Jordan lalu pergi meninggalkan lelaki yang tengab bergeming ditempatnya itu.

Jordan terdiam dan mencerna perkataan Tasya tadi. Ia mengerang kesal dan mengacak rambutnya frustasi.

"GUE NGGAK BISA!!" teriaknya frustasi.

CARAMEL [COMPLETED]Where stories live. Discover now