EMPAT PULUH ENAM

2.2K 71 4
                                    

Amel merebahkan tubuhnya dengan lega. Setelah pertemuan dirinya dan Jordan yang sudah direncanakan oleh lelaki itu dengan Tasya membuat dirinya semakin dewasa dari sebelumnya.

Ia juga merasa lega karena ia terbebas dari masalah yang direncanakan Jordan dan Tasya.

Drtt! Drtt!

Ponselnya bergetar. Ia mengambilnya lalu mengecek ponselnya. Ternyata ada notif pesan dari Carga. Tanpa basa-basi, ia langsung membuka dan membacanya.

Carga
Kamu dimana?

Amel
Dirumah. Kenapa?

Carga
Aku mampir ya?
Aku lagi otw ke pizza hut, aku bawain ya.
Sekalian ngapel juga boleh nih.

Amel
Apaan sih.
Yaudah kamu kesini aja. Kebetulan aku laper, hehe.

Carga
Dasar.
Kamu mah makan mulu tapi nggak gendut-gendut. Suka deh.

Amel
Iya dong.
Yaudah buru kesini. Cacing diperut aku udah teriak-teriak.

Carga
Wkwk bisa aja kamu ngelawak.
Yaudah aku otw ya.

Amel
Iya ih. Buru.

Carga
Dih, malah marah.

Read.

Amel tertawa setelah membaca chatnya dengan Carga. Setelah kejadian itu, Carga menjadi lebih possesif namun sweet.

Setelahnya, ia beranjak dari ranjangnya dan berjalan menuju ruang tamu untuk menunggu kedatangan Carga kerumahnya.

***

Ting nung!

Setelah sepuluh menit menunggu, suara bel memecah keheningan yang melanda Amel. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu utama.

"Lama amat." cibir Amel saat baru membuka pintu. Carga pun menyengir lalu memeluk Amel singkat.

Cowok itu kemudian memberikan sebuah bungkusan yang Amel tebak adalah pizza.

"Wih, dari wanginya enak." kata Amel setelah mengendus sedikit bungkusan itu.

Carga menggeleng-gelengkan kepalanya seraya terkekeh. Ia pun merangkul Amel dan mengajaknya kedalam, tepatnya ke ruang tamu.

Setelah duduk, Amel langsung membuka bungkusan pizza tersebut dan melahap satu potongan pizza yang membuat Carga terkekeh.

"Malah ketawa, tuh makan." kata Amel masih sibuk dengan pizzanya.

Carga pun menurutinya dengan mengambil sepotong pizza dan melahapnya. Sama seperti yang dilakukan Amel.

Tak lama, seseorang datang dan langsung menyambar pizza yang terbuka bebas diatas meja ruang tamu.

"Ih! Kalo mau tuh bilang! Malah nyosor aja lo." kesal Amel pada kakaknya, Angga.

Angga menyengir lalu duduk disebelah Amel. Kini, posisi Amel diapit oleh Carga dan Angga.

"Bunda sama Ayah kemana?" tanya Angga pada Amel.

"Nggak ta--"

"Eh ada nak Carga." Sapaan Letta memotong perkataan Amel.

"Tuh," kata Amel seraya menunjuk Letta dan Tama yang baru datang.

"Kenapa, Mel?" tanya Letta menyadari anak perempuannya menunjuknya dan Tama.

CARAMEL [COMPLETED]Where stories live. Discover now